Bahkan, ketika salat Magrib, Isya dan Subuh juga selalu ramai. Warga sekitar yang non muslim juga tampak ramah bertegur sapa dengan umat Muslim yang hendak menjalankan ibadah.
Munawir menyebutkan, bukan hanya waktu siang hari saja masjid ini ramai. Namun saat malam hari juga malah suasananya lebih semarak. Puncak keramaian terutama ketika umat muslim di sekitar lokasi hendak salat Tarawih dan tadarrusan.
Menariknya, ketika umat Islam hendak tarawahi, umat non muslim di sekitar lokasi malah turun serta mengamankan proses ibadah Tarawih. ‘’Silaturahmi yang tinggi tetap kami utamakan. Tujuannya untuk menjaga rasa kekeluargaan,’’ ucapnya.
Para terdahulu, jelasnya, sudah mengenal masjid ini sebagai tempat bersejarah. Proses pendirian masjid pun dilaksanakan bersama-sama dengan umat non muslim di sekitar lokasi.
Yang paling nyata andilnya dalam pembangunan masjid, sebutnya yakni, orang terdekat dari Kerajaan Karang Asem, Bali. Masjid ini sebagai bukti bahwa kerukunan antar umat beragama di Kota Mataram tetap terjaga.