Bergulat dengan Polisi, Rampok Sadis Terkapar

Rampok Sadis
DITEMBAK: Perampok sadis Abdul Latif tampak mengerang kesakitan setelah kedua betisnya dibolongi polisi. (JANWARI IRWAN/RADAR LOMBOK)

SELONG – Petualang Abdul Latif dalam dunia hitam berhasil ditumpas polisi. Kedua kaki pria 28 tahun asal Dusun Pepao Tengak Desa Lekor Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah, itu menjadi jaminannya. Bahwa komplotan rampok sadis itu berhasil diredam setelah dilumpuhkan.

Kini, komplotan rampok sadis yang membuat mati Muhammad Nuh alias Amaq Salmah alias Dakoq itu harus mengerang kesakitan. Ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya telah teledor membunuh pria 50 tahun asal Dusun Dayen Kubur Desa Rensing Bat Kecamatan Sakra Barat itu. Waktu itu, pria bisu yang sehari-hari bekerja sebagai petani tembakau ini tewas meregang nyawa setelah ditembak kawanan rampok. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 04.30 Wita, Sabtu (15/9). Pembantaian tak manusiawi itu disaksikan seorang bernama Hadianto, 35 tahun, warga Lepok Desa Rensing Bat Kecamatan Sakra Barat.

Sebelum meninggal, korban dan saksi berada di tenda dekat sebuah oven tembakau sekitar pukul 18.30 Wita. Keduanya waktu itu sedang bekerja mengoven tembakau dan selesai bekerja sekitar pukul 01.00 Wita. Keduanya kemudian beristirahat di dalam tenda. Sekitar pukul 04.30 Wita, tiga orang tak dikenal datang dan merangsek masuk ke dalam tenda. Mereka menyalakan senter dan mengacak-acak pakaian korban dan saksi.

Saksi yang terbangun waktu itu tak bisa berbuat banyak. Bibirnya terasa kelu sembari terkatup rapat. Ia menggigil ketakukan di bawah ancaman komplotan rampok itu. Ketiga penjahat itu kemudian menghampiri korban yang masih tidur.

BACA JUGA: Jatuh dari Motor, Dua Jambret Diamuk Massa

Dalam pekat malam itu, saksi hanya mendengar suara salah satu pelaku memerintahkan ‘‘tembak saja!’’. Sejurus kemudian, suara tembakan ‘’dooorrr’’ meletup berbunyi nyaring di telinganya. Setelah melepas pelurunya, ketiga penjahat itu kemudian berlalu meninggalkan tempat kejadian perkara (TKP) dengan berjalan ke arah barat. Dugaanya, ke arah barat jalan jurusan ke Dusun Pepao Desa Lekor Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah.

Setelah memastikan kawanan penjahat itu tak ada di TKP lagi. Hadianto kemudian keluar dari tenda dan berteriak ‘’maling’’. Selang beberapa lama, baru warga keluar berbondong-bondong ke TKP sumber suara Hadianto meminta tolong.

Warga kemudian memeriksa di sekitar TKP dan mendapatkan korban bersimbah darah. Baru kemudian warga menemukan lengan korban terluka. Peluru penjahat malam itu ternyata menyerempet lengan korban hingga menembus bagian bawah ketiak kirinya. Peluru itu sekaligus menembus pinggang bagian kanan korban. Korban meninggal dunia akibat kejadian itu.

Sejak itu, polisi memburu pelaku dan menemukan eksekutornya bernama Amaq Siti alias Mustamin, 50 tahun, asal Dusun Pepao Desa Lekor Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah. Amaq Siti ditangkap di rumahnya sekitar pukul 02.02 Wita, Rabu (19/9/2018). Yang bersangkutan kemudian digelandang ke Mapolres Lombok Timur. Dari mulut Amaq Sitilah berembus nama Abdul Latif. Penjahat itu bahkan diketahui sebagai pemilik senjata api berbahaya itu. Polisi kemudian menetapkan Abdul Latif sebagai buronan alias masuk daftar pencarian orang (DPO).

Setelah dua bulan lebih polisi menelusuri jejak Latif, barulah keberadaanya terendus sekitar pukul 01.01 Wita, Rabu (9/1). Polisi menemukan penjahat itu bersembunyi di daerah Desa Rarang Kecamatan Terara. Latif yang sadar dengan kedatangan polisi itu terenyak. Ia berusaha bangkit dari tempat persembunyiannya untuk kabur meloloskan diri.

Namun, polisi yang tak sudi buruannya lepas begitu saja tak mau ketinggalan. Dengan gesit, mereka mengejar sembari memberikan tembakan peringatan. Letusan suara tembakan itu bukannya membuat Latif takut, tapi semakin kencang berlari. Sehingga terjadi aksi saling kejar-kejaran.

Latif yang sudah ngos-ngosan akhirnya terkepung. Di tengah alunan napasnya yang tak tenang, tampaknya Latif belum mau menyerah. Ia melawan ketika akan ditangkap. Bahkan, Latif berusaha merebut senjata polisi yang hendak meringkusnya.

Di tengah ketegangan itu, polisi dan Latif pun akhirnya berjibaku. Mereka bergulat dengan sengit. Perampok sadis itu tetap berusaha merebut senjata api milik polisi itu. Namun, usaha Latif untuk ingin memenangkan pertarungan tak bertahan lama. Sebuah tembakan polisi lainnya menembus betis kirinya. Beluma saja Latif puas mengerang kesakitan, tembakan kedua kembali mendarat di betis kananya. “Karena pelaku terus melawan, anggota mengambil tindakan tegas dan terukur dengan tembakan ke arah kaki dan menembus betis kiri dan kanan pelaku sehingga pelaku roboh. Kemudian pelaku dilarikan ke RSUD dr Suedjono Selong untuk mendapatkan perawatan medis,” tutur Kasatreskrim Polres Lotim, AKP I Made Yogi Purusa, Rabu (9/1).

Kata Yogi, Latif ini merupakan pelaku kejahatan yang sudah beraksi di beberapa tempat. Tak hanya di Dusun Dayen Kubur Desa Rensing Bat Kecamatan Sakra Barat, yang menyebabkan Muhammad Nuh terbunuh. Sebelum merampok Muhammad Nuh, pelaku juga merampok di wilayah Lombok Tengah. Korbannya bahkan seorang anggota Polri atas nama Bripka Suprianto yang bertugas di Polres Lotim.

BACA JUGA: Taman Udayana Jadi “Markas” Pengguna Narkoba?

Saat kejadian, anggota polri ini sedang pulang menjenguk orang tuanya yang tinggal di Desa Setuta Kecamatan Janapria. Malam kepulangannya itu, rumah orang tua Suprianto dibobol rampok. Pelaku berhasil membobol rumah dan berhasil mengambil barang-barang korban berupa beberapa lembar sarung, uang tunai, dan sepucuk senjata api organik milik polri jenis revolper (taurus). ‘’Beberapa hari kemudian, senjata api yang dicuri tersebut digunakan pelaku untuk merampok Muhammad Nuh,’’ beber Yogi.

Menurut Yogi, Latif inilah yang memerintahkan membunuh Muhammad Nuh. Waktu itu, Latif dan tiga komplotannya merasa terpojok dengan serangan korban. Latif kemudian memerintahkan rekannya Amaq Siti menembak korban. Tembakan Amaq Siti mengenai sasarannya, dada kiri Muhammad Nuh tertembus peluru penyamun itu hingga akhirnya meregang nyawa. “Jadi pelaku ini sudah sering melakukan pencurian dengan pemberatan. Bahkan menyebabkan korbannya terbunuh. Pelaku lainnya sudah kami tangkap duluan dan sedang menjalani hukuman,” pungkas Yogi. (wan)

Komentar Anda