Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Alqur'an dan Mengajarkannya. Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim inilah yang menjadi moto dari Ponpes Tahfidz Sulaimaniyah. Pondok Pesantren Tahfidz yang baru dibuka di Mataram.
ZULFAHMI–MATARAM
Pondok Pesantrean Tahfidz Sulaimaniyah di Mataram salah satu satu cabang dari Ponpes Tahfidz Sulaimaniyah di Jakarta. Dimana ponpes ini berdiri dibawah naungan sebuah Yayasan United Islamic Cultural Center Of Indonesia (UICCI) yang berpusat di Turki.
Ustadz Arif Kahlilullah menuturkan, Ponpes Tahfidz ini berdiri sejak tahun 2005 atau sudah berusia 11 tahun. Awal pembukaan ponpes ini didasari dari keinginan untuk mendidik generasi muda Indonesia yang berilmu dan bertaqwa. Keinginan inilah yang menjadi visi dari ponpes ini menuju generasi yang berilmu dan bertaqwa.
Sejak dibuka tahun 2005 lalu, saat ini Ponpes Tahfidz Sulaimaniyah ini sudah memiliki 22 Cabang di seluruh Indonesia. Cabang di Lombok ini adalah cabang yang pertama di Kawasan Indonesia Timur. ''Kita yang pertama di Indonesia Timur,'' jelasnya kepada Radar Lombok saat ditemui di Ponpes Tahfidz yang berlokasi di Jalan Merdeka Raya Karang Pule Mataram, Minggu kemarin (5/6).
Ustadz Arif menjelaskan, sebagaimana misi yang diusung oleh ponpes ini, santri dididik dengan metode asrama. Santri dibina agar dapat mandiri. Dikatakan Arif, keunggulan pendidikan yang ada di Sulaimaniyah mengedepankan program pendidikan tahfidz yang menggunakan metode Tahfidz Utsmani. Metode Tahfidz Utsmani ini menekankan kepada sistem bacaannya. Dimana calon hafidz bisa menghafal satu halaman Alqur'an dalam satu menit.
" Ini sudah sejak awal diterapkan dan diberlakukan di seluruh cabang ponpes di Indonesia bahkan dari pusatnya di Turki,"tuturnya.
Sebelum calon hafidz atau santri masuk ke metode Tahfidz Utsmani para santri diberikan dulu metode tahfidz dasar yakni yang dititiktekankan pada mematangkan bacaan beserta mahraznnya. Pemantapan tahsin kiro'atnya serta ilmu tajwid Alqur'annya juga harus dikuasai sebelum memulai metode Tahfidz Utsmani.
Setelah menguasai metode dasar, paling tidak para santri akan diuji oleh guru membaca Alqur-an sebanyak satu halaman dan harus selesai dalam jangka waktu satu menit tanpa ada kesalahan baik huruf maupun makhtaznya. Kalau sudah lulus maka santri akan masuk dalam metode Tahfidz Utsmani sehingga saat mulai menghafal maka bacaannya akan tepat dan benar.
Dengan pengalaman metode tahfidz seperti ini, satu santri bisa menghafal Alqur'an dalam jangka waktu 5 bulan 16 hari namun rata-ratanya para santri menghafal dalam kurun waktu 1 tahun. " Setelah selasi di pondok, santri akan dikirim ke Turki untuk mendapatkan beasiswa tahfizd langsung," paparnya.
Di tahun pertama pembukaannya, ponpes ini hanya menerima sekitar 60 orang santri. Padahal peminatnya cukup banyak. Secara nasional pendaftarnya mencapai ribuan orang. Santri yang lulus seleksi ditempatkan sesuai di daerah atau cabang yang terdekat dengan tempat tinggal mereka.
Saat ini Ponpes Tahfidz Sulaimaniyah dari 60 santri yang ada, 8 orang santri dari pulau Jawa pindahan dari Surabaya. Sisanya 52 orang santri diisi oleh santri dari NTB.
Sebelum masuk. ada dua tahapan yang harus dilalui santri.
Tahapan pertama diuji dari segi bacaan Alqur'an dan tulisannya. untuk ujian tulis diuji langsung penguji dari Kementerian Agama. Sedangkan untuk ujian lisannya dilakukan langsung oleh guru dari ponpes. Setelah itu dilakukan tes wawancara. Setelah lulus maka santri akan menjalani masa orenrasi selama empat hari. Selama orentasi dilihat kemampuan santri apakah sanggup hafal Alqur'an satu hari stau halaman." Kalau selama empat hari lulus,disinilah penetuan terakhir," paparnya.(*)