Beras dan Rokok Sumbang Inflasi di NTB

Beras dan Rokok Sumbang Inflasi di NTB
GUDANG BULOG: Pegawai Perum Bulog Divre NTB saat mengecek beras di gudang Bulog, untuk memastikan ketersediaan stok beras hingga akhir tahun 2017. (LUKMAN HAKIM/RADAR LOMBOK)

MATARAM–Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB mencatat bahwa pada bulan September, NTB mengalami inflasi sebesar 0,04 persen, atau terjadi kenaikan dibandingkan inflasi Agustus 2017. Kenaikan inflasi tersebut disumbang oleh komoditas pangan, yakni beras, rokok kretek, pendidikan dan obat dengan resep.

Kepala BPS Provinsi NTB, Endang Tri Wahyuningsih mengatakan, inflasi Provinsi NTB bulan September 2017 sebesar 0,04 persen terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 4,1 persen. Selain itu ada juga peran dari kelompok sandang sebesar 0,68 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,21 persen.

Baca Juga :  Temukan Beras Buruk dan Telur Busuk

Bahkan ada juga andil dari kelompok kesehatan yang menyumbang kenaikan laju inflasi Provinsi NTB yakni sebesar 0,1 persen dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,00 persen. Sedangkan penurunan indeks terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 0,83 persen dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,76 persen.

Baca Juga :  Harga Cabai Anjlok, Petani Didorong Buat Olahan

Laju inflasi Provinsi NTB untuk tahun kalender September 2017 sebesar 2,38 persen lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun kalender September 2016 sebesar 1,52 persen. Sedangkan laju inflasi “tahun ke tahun” September 2017 sebesar 3,47 persen lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi “tahun ke tahun” di bulan September 2016 sebesar 2,93 persen. “Untuk Kota Mataram mengalami inflasi sebesar 0,20 persen dan Kota Bima mengalami deflasi sebesar 0,57 persen,” jelasnya, Senin kemarin (2/10).

Komentar Anda
1
2