Belum Ada Laporan Warga NTB Jadi Korban Gempa di Turki

GEMPA TURKI: Duta Besar (Dubes) RI untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal, bersama tim langsung turun ke lokasi gempa untuk meninjau para korban gempa, sekaligus mendata WNI yang ada di Turki. (IST/RADAR LOMBOK)

MATARAM — Bencana gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 7,8 menghantam Turki dan Suriah Utara pada Senin (6/2) lalu. Gempa bumi Turki ini dilaporkan telah menelan ribuan korban jiwa, dan meruntuhkan gedung atau bangunan-bangunan di ke dua negara.

Namun hingga kini Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB belum mendapatkan informasi adanya warga dan mahasiswa asal NTB, yang menjadi korban atas kejadian bencana tersebut. “Sampai saat ini belum ada laporan yang kami terima ada warga maupun mahasiswa asal NTB yang menjadi korban gempa di Turki atau Suriah Utara. Tapi nanti kami akan cek terus progres informasinya,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB, HL. Gita Ariadi, saat ditemui di kantor Gubernur NTB, Rabu (8/2).

Ditanyakan soal berapa jumlah warga atau mahasiswa asal NTB yang sekarang ini tinggal di Turki maupun Suriah Utara? Kata Sekda, pihaknya belum mengetahui secara pasti berapa jumlah warga ataupun mahasiswa asal NTB yang tinggal maupun menuntut ilmu di Turki atau di Suriah Utara.

Namun yang jelas, hingga saat ini masih dilakukan pendataan melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Turki. Pihaknya juga juga tetap berkoodinasi dengan pemerintah pusat dan Dubes Indonesia di Turki.

“Terkait jumlah berapa warga atau mahasiswa kita yang ada di Turki, kami belum dapat data resminya. Tetapi kami masih terus mencari informasi, termasuk berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan Kedutaan Besar Republik Indonesia yang ada di Turki. Apalagi Pak Dubes kita juga orang NTB,” jelas Sekda.

Sekda juga menuturkan, sejak terjadinya gempa bumi di Turki, banyak dari pihak keluarga atau orang tua mahasiswa asal NTB yang telah menghubungi Pemprov melalui NTB Care, dan sudah terlayani.

“Makanya saya minta untuk bentuk posko pengaduan dan sebagianya. Dan ada juga yang langsung melapor ke saya, bahwa anaknya dalam kondisi selamat. (Informasi) ada enam yang meninggal, tapi bukan pelajar atau mahasiswa asal NTB, namun teman mereka sesama mahasiswa asal daerah lain di Indonesia. Itu dari cerita orang tua mahasiswa yang menghubungi kami lewat WhatsApp (WA),” tutur Gita.

Untuk Posko Pengaduan Gempa Bumi Turki yang telah dibentuk Pemprov NTB, lanjut Sekda, maka guna memudahkan masyarakat yang ingin mencari informasi maupun ingin menyampaikan pangaduan terkait keluarganya yang ada di Turki. Bisa langsung ke Posko Pengaduan di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB di Mataram.

“Jadi sekarang para orang tua atau keluarga bisa langsung ke BPBD NTB untuk menyampaikan pengaduan, bila ada keluarga di Turki. Dan kami juga akan terus cari informasi dan berkoodinasi dengan pusat maupun dengan Dubes,” ucap Gita.

Baca Juga :  Kajati dan Wakajati NTB Dimutasi

Sekda juga berharap bagi orang tua yang telah berkomunikasi dengan putra-putrinya yang tinggal di Turki, bisa juga menyampaikan informasi ke Pemprov melalui posko pengaduan yang telah dibentuk tersebut. Sehingga komunikasi dan koordinasi antara orang tua maupun masyarakat dan pemerintah dapat terjalin dengan baik, guna memudahkan akses informasi. “Yang jelas kami dari pemerintah sangat atensi melihat bencana tersebut, dan tentu keselamatan warga kita,” jelas Gita.

Disinggung soal apakah ada rencana Pemprov NTB untuk memulangkan warga asal NTB yang ada di Turki. Kata Sekda, pihaknya masih melihat situasi di Turki. Apakah recovery yang dilakukan oleh pihak terkait di Turki cepat atau misalnya bangunan sekolah tempat para mahasiswa kuliah roboh. Maka tentu pihaknya akan melihat apakah ada solusi yang ditawarkan. Jika tidak maka tentu akan dilakukan pemulangan.

“Tapi kita juga mengikuti bagaimana kebijakan dari pemerintah pusat kita. Karena nanti antar kementerian atau lembaga yang akan mengatasi apa yang manjadi permasalahan disana. Dan sejauh ini kami juga terus berkoordinasi,” tutur Sekda.

Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD NTB, Ruslan Abdul Gani menyampaikan sejauh ini belum ada laporan atau aduan dari masyarakat maupun orang tua yang diterima. “Belum ada orang yang datang ke menyampaikan laporan atau aduan ke Posko,” singkatnya.

Hal yang sama juga disampaikan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertras) Provinsi NTB, Gede Putu Aryadi, kalau hingga saat ini pihaknya juga belum mendapatkan laporan terkait Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal NTB yang menjadi korban gempa di Turki. “Belum ada laporan (korban) dari NTB,” katanya.

Meski demikian, pihaknya saat ini masih mencari data apakah ada PMI asal NTB di Turki. Mengingat sejauh ini penempatan PMI di Turki adanya di sektor formal saja. “Sedang dicari datanya PMI yang di Turki, karena hanya penempatan formal disana. Pemerintah sudah bekerja disana,” jelasnya.

Sementara itu, Tim KBRI Ankara yang dipimpin langsung Dubes RI untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal, sudah tiba di daerah gempa pada tanggal 7 Februari 2023, sekitar pukul 21.30 waktu setempat.

“Alhamdulillah, sesuai perintah Presiden melalui Menlu RI, tim KBRI sudah tiba di lokasi gempa untuk menyerahkan bantuan kemanusiaan dan mengevakuasi WNI yang terdampak ke Ankara. Saya sudah minta WNI yang dievakuasi untuk mengabari keluarga di Indonesia, agar mereka tenang,” ujar Dubes RI untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal dalam siaran pers yang diterima Radar Lombok, Rabu (8/2).

Baca Juga :  Tim Kecil Bawaslu Usut Deklarasi Forum Kades Dukung Ganjar-Mahfud

Tim KBRI Ankara yang terdiri dari Tim Konsuler Perlindungan WNI, Tim Atase Pertahanan dan Perbinlu (Pejabat BIN) sudah melakukan evakuasi dari 4 titik paling terdampak gempa. Jumlah yang dievakuasi sebanyak 123 orang, dari target semula 104 orang. Termasuk di dalamnya 2 WN Malaysia dan 1 WN Myanmar.

Seorang WNI atas nama Ayu Fira dan 2 anaknya di Hatay yang hingga kemarin dinyatakan belum bisa dihubungi, kini telah berhasil ditemukan dan dalam keadaan selamat. “Alhamdulillah, setelah melakukan pelacakan ke lokasi tempat tinggal, Ibu Ayu Fira dan anaknya sudah kami temukan dalam keadaan selamat,” ucap Bondet Suryonurwendo, Sekretaris III Perlindungan WNI KBRI Ankara yang memimpin tim ke Hatay.

Seorang WNI atas nama Nia Marlinda asal Bali, dan seorang anak berusia 1 tahun serta suami WN Turki di Kahraman Maras, ditemukan meninggal dunia karena tertimbun reruntuhan.

Kolonel Amir, Atase Pertahanan RI KBRI Ankara, yang memimpin Tim Evakuasi ke Kahramanmaras telah memastikan pemulasaraan almarhumah, dan KBRI telah mengkomunikasikan hal tersebut kepada keluarga almarhumah. Dimana almarhumah dan keluarga akan dimakamkan hari ini (kemarin) di Kahramanmaras.

Terkait 2 WNI pekerja spa therapist yang berstatus “belum bisa dihubungi” di Dyarbakir, Tim Evakuasi yang dipimpin oleh Kombes Budi Wardiman masih melakukan pelacakan di Dyarbakir, sambil melakukan evakuasi 20 WNI di Dyarbalir dan Malatya.

“Kami sudah tiba di Dyarbakir, dan masih terus berkomunikasi dengan otoritas setempat, serta simpul masyarakat Indonesia untuk mengidentifikasi 2 WNI di Dyarbakir yang hingga saat ini masih belum bisa dihubungi,” ujar Kombes Budi Wardiman, Ketua Tim Evakuasi KBRI Ankara ke Dyarbakir.

Terkait dengan berita di salah satu media (Harian Fajar) yang memberitakan adanya WNI meninggal dunia di Gaziantep, Tim Evakuasi di Gaziantep juga telah melakukan penelusuran. Pemberi keterangan yang mengaku WNI di Gaziantep atas nama Vivi Haryono tidak ada di dalam data WNI KBRI Ankara, dan tidak dikenal oleh masyarakat Indonesia di Gaziantep.

“KBRI sudah menghubungi wartawan Harian Fajar yang menulis berita mengenai adanya warga Sulawesi Selatan korban gempa yang meninggal di Gaziantep, namun permintaan konfirmasi kami tidak dijawab,” ujar Sekretaris Pertama Penerangan KBRI Ankara, Fitriyani yang mencoba memverifikasi pemberitaan tersebut.

Sebelumnya, Iqbal juga menyampaikan kondisi Warga Negara Indonesia (WNI) usai gempa Turki melanda. “Dari sekitar 6500-an WNI di Turki sekitar 500-an ada di sekitar lokasi,” katanya.

Sementara terkait dengan warga NTB yang ada di Turki, Iqbal belum dapat memberikan keterangan lebih lanjut. (sal)