Belajar Revolusi Mental dari Kampung Bugis

Dulu Kumuh, Kini Diproyeksi Jadi Portofolio Kampung Wisata

Aditya menyadari, kemampuannya terbatas. Masih banyak kendala yang ia hadapi. Hal yang yang paling dirasakan terutama minimnya armada pengangkuta sampah untuk sampai ke TPA. Dibutuhkan lebih banyak lagi armada.

Tak hanya itu, secara pribadi kemampuan keuangannya tidak juga terbatas. Tidak selamanya ia akan mengeluarkan isi dompetnya untuk warga. Terhadap kendala yang satu ini, ia berharap ada pihak-pihak lain yang turut peduli.

Baca Juga :  Perjuangan Sumirah, Warga Miskin Mengalirkan Air dari Gunung untuk Warga (2)

“Rumah-rumah warga yang dicat di pinggir pantai itu juga saya yang belikan cat. Saya juga mau tidak mau harus partisipasi untuk TPQ dan membantu masjid yang sedang dibangun,” ucapnya. (*)

Komentar Anda
1
2
3
4
5
6
7
8
9