Belajar Revolusi Mental dari Kampung Bugis

Dulu Kumuh, Kini Diproyeksi Jadi Portofolio Kampung Wisata

Tahapan-tahapan ini, jelasnya, sebagai aksi tindak lanjut dari apa yang sedang ia kerjakan saat ini. Terpenting untuk mencapai tahapan tersebut yakni adanya kohesivitas masyarakat.

“Kohesivitas itu adalah titik dimana warga memiliki kesadaran bersama, visi misi dan tujuan bersama,” bebernya.

Tanpa adanya kohesivitas, ungkapnya, ia yakin apa yang sedang digagas akan sia-sia. Banyak contoh yang bisa dirujuk dari program pemerintah. Tidak sedikit warga diberikan bantuan berupa bantuan sosial, hibah dan dana CSR. Namun program gagal lantaran tidak ada kohesivitas. Tidak ada kesadaran ditanamkan kepada warga untuk sampai pada tujuan program.

Baca Juga :  Belajar Toleransi dari I Nengah Agus Gunarsa

Di titik ini, urainya, karena gagal membangun kesadaran warga. Kerap kali antara warga dan pihak pemberi bantuan saling mencari kambing hitam untuk dipersalahkan. “Hemat saya, si pemberi bantuan yang salah karena tidak terlebih dulu menggugah kesadaran warga,” ucapnya.

Baca Juga :  Mengintip Aktivitas Penghuni Lapas Praya Selama Ramadan

Kini, Kampung Bugis sudah tidak lagi sama seperti lima bulan yang lalu. Rumah-rumah warga terutama yang berada di pinggir pantai mulai dicat dengan aneka warna. Jalan-jalan kampung pun sudah mulai jauh lebih bersih.

Komentar Anda
1
2
3
4
5
6
7
8
9