JAWA TIMUR– Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) diharapkan dapat mencontoh pengembangan sektor pariwisata di Kota Batu, Jawa Timur. Kota yang dikenal sebagai “Kota Bunga” ini berhasil menarik kunjungan wisatawan hingga 10 juta orang pada tahun 2023, meski daerahnya tergolong baru berkembang.
Kabid Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Batu, Dwi Nova Andrian, menjelaskan bahwa kunjungan wisata di kota tersebut sempat mengalami penurunan tajam selama pandemi Covid-19. Namun, dengan menerapkan tiga strategi utama, Kota Batu berhasil pulih dan kembali menggeliat.
“Pemkot Batu memfokuskan upaya peningkatan kunjungan wisatawan setelah pelonggaran pembatasan kegiatan pada 2022, sehingga wisatawan mulai kembali,” ujar Dwi Nova Andrian saat menerima kunjungan kerja dari Biro Adpim Setda NTB dan Forum Wartawan Provinsi NTB di Dinas Pariwisata Kota Batu, Kamis (12/9).
Tiga strategi yang dijalankan meliputi, pertama, mempermudah perizinan untuk pengembangan objek wisata lama maupun baru. Kedua, memperkuat promosi dengan memanfaatkan media digital, aplikasi promosi, serta media offline. Ketiga, menyelenggarakan berbagai event tahunan skala Jawa Timur, nasional, hingga internasional.
Event-event tematik seperti sport tourism, seni dan budaya, musik, atraksi karnaval, pameran, dan kuliner rutin diadakan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Langkah ini turut meningkatkan daya tarik wisata Kota Batu dan mendorong okupansi hotel, yang pada akhirnya membuka lapangan pekerjaan.
“Hasilnya sangat menggembirakan. Kunjungan wisatawan hingga Oktober 2023 tercatat sebanyak 10 juta orang. Hotel-hotel penuh dan sektor UMKM ikut tumbuh, mendongkrak perekonomian lokal,” tambahnya.
Perekonomian Kota Batu juga tumbuh positif sebesar 6,18 persen pada tahun 2022, dan diharapkan tahun ini bisa meningkat di atas 6,5 persen.
Selain itu, pemerintah Kota Batu juga mendorong inovasi kewirausahaan di sektor ekonomi kreatif untuk mendukung pariwisata. Peningkatan kunjungan wisata ini mampu mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan, serta meningkatkan pendapatan masyarakat.
Untuk tahun 2024, Pemkot Batu menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mencapai 11 juta orang. Strategi pengembangan pariwisata yang melibatkan swasta dan investor ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi pemerintah daerah lain, termasuk NTB.
Ketua Forum Wartawan Provinsi NTB, Marham, menjelaskan bahwa kunjungan kerja ke Kota Batu bertujuan untuk mempelajari strategi pengembangan pariwisata, pengelolaan hospitalitas, serta pemberdayaan UMKM di kota tersebut.
“Kami ingin belajar tentang bagaimana pengelolaan pariwisata di Kota Batu yang sudah maju agar bisa kami terapkan di NTB. Pengalaman ini akan menjadi bahan tulisan kami dan masukan bagi pengembangan wisata di NTB,” terang Marham.
Marham juga menekankan pentingnya peran investor dalam pengembangan pariwisata di Kota Batu, di mana unsur alam, wisata buatan, dan budaya dipadukan. Ia berharap pemerintah daerah di NTB dapat belajar dari Kota Batu dalam hal menarik investor dan mengelola potensi wisata lokal.
“Selain mendatangkan wisatawan mancanegara, wisatawan lokal juga bisa dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kunjungan wisata,” ujarnya.
Dengan upaya tersebut, diharapkan pariwisata di NTB dapat berkembang lebih pesat dan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal, sebagaimana yang terjadi di Kota Batu. (rat)