Beasiswa ke China Terancam Batal

Irwan Rahadi
Irwan Rahadi.(AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Ratusan kuota beasiswa Pemerintah Provinsi NTB ke negara China terancam tidak bisa dilaksanakan tahun ini. Pasalnya, virus corona bisa membahayakan para mahasiswa asal NTB. 

Direktur Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) Provinsi NTB, Irwan Rahadi yang dimintai keterangannya mengakui, ancaman virus corona bisa membatalkan pengiriman mahasiswa ke China tahun ini. “Opsinya kita tunda, sampai ada kepastian keamanan di negara tujuan,” terang Irwan kepada Radar Lombok, Kamis (6/2).

Saat ini, kata Irwan, proses seleksi penerima beasiswa sudah memasuki masa pendaftaran. Apakah prosesnya akan ditunda atau hanya keberangkatan saja, belum ada kepastian. “Jika kondisi ini masih sampai pada saat masuk semester baru atau mahasiswa baru, berarti tidak mungkin kita mengirim mahasiswa ke China tahun ini,” ungkapnya. 

Pendaftaran untuk penerimaan beasiswa S1 ke China sudah mulai dibuka sejak 3 Desember 2019 lalu. Direncanakan akan ditutup hingga 31 Maret 2020. Jumlah kuota yang disiapkan cukup banyak mencapai ratusan. 

Untuk beasiswa kategori fully funded, jumlah kuota tergantung dari hasil komunikasi LPP dengan pemerintah China. Mengingat, seluruh biaya ditanggung oleh pemerintah China. “Beasiswa full, ini tergantung komunikasi kami dengan pihak pemerintah China. Berapa orang LPP diberikan jatah beasiswa,” ucap Irwan. 

Sementara untuk beasiswa jenis partial punded, disesuaikan dengan jumlah pendaftar. LPP sendiri sudah menyiapkan untuk 200 orang. Namun jumlah tersebut bisa saja bertambah atau berkurang tergantung peminatnya. 

Antusias masyarakat NTB untuk mendapatkan beasiswa ke China, pada dasarnya cukup tinggi. Hal itu bisa dilihat dari seleksi tahun sebelumnya. Begitu pula tahun 2020 ini, peminatnya masih tinggi. “Untuk pendaftar, sebenarnya sudah banyak yang berminat. Itu sebelum kejadian virus corona,” ujar Irwan. 

Proses pendaftaran juga masih dibuka hingga saat ini. Belum ada keputusan resmi dari LPP untuk menutup masa pendaftaran. “Pengumuman memang kita buka sebelum kasus corona muncul. Ini sudah masuk bahasan kami di tim beasiswa. Apakah memutuskan moratorium sampai kita dapat kabar final kondisi di sana. Jadi tergantung kondisi di negara tujuan,” tegasnya. 

LPP, tegas Irwan, tidak mungkin akan mengirim mahasiswa ke negara yang memiliki resiko tinggi. Apalagi bisa membahayakan nyawa penerima beasiswa itu sendiri. Internal LPP sendiri, belum membahas kembali terkait beasiswa ke negara China. “Yang jelas kita tidak mungkin mengirim mahsiswa pada saat kondisi di negara tujuan juga dalam keadaan yang beresiko untuk masuk kesana. Rapat terakhir memang saya sampaikan di tim soal kondisi terburuk negera tujuan, LPP harus punya rencana penyesuaian,” tuturnya. 

Sementara untuk beasiswa tujuan negara lain, saat ini juga terus berproses. Hal itu bisa dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat NTB yang memenuhi syarat. “Kita masih buka pendaftaran ke Malaysia, Polandia, dan Rusia. Sekarang juga kita sedang buka pendaftaran untuk program Rumah Bahasa gelombang pertama,” jelas Irwan Rahadi. 

Sekretaris LPP Provinsi NTB, Sri Hastuti menambahkan, untuk tahun 2020 ini kuota beasiswa terbanyak ke negara Malaysia. “Rencananya semua dipersiapkan untuk dikirim bulan September. Jadi kita buka seleksi untuk semua negara sekarang,” kata Tuti.

Program beasiswa yang sudah dibuka selain China, yaitu beasiswa S2 ke negara Ceko. Pendaftaran telah dibuka dan akan ditutup hingga 28 Februari 2020. Kemudian beasiswa S2 Malaysia dan Polandia, yang ditutup pendaftarannya 10 Maret. (zwr) 

Komentar Anda