Bazar Mandalika Sepi, Budpar Loteng Diharapkan Promosi

LAPAK SEPI: Nampak deretan lapak para PKL yang disediakan oleh ITDC di Bazar Mandalika, hingga kini belum ditempati para pedagang, karena masih sepi pembeli. (m haeruddin/radar lombok)

PRAYA—Keberadaan lapak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), yang disediakan untuk para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Ternyata belum maksimal difungsikan, alias epi. Sehingga para pedagang pun masih ogah untuk menempati lokasi lapak tersebut.

Padahal, saat ini KEK Mandalika sendiri kian menarik perhatian dan kunjungan para wisatawan. Termasuk penataan tata ruang juga dilakukan cukup baik, dengan dibangunnya lokasi khusus, Bazar Mandalika, yang cukup megah untuk berjualan para pelaku UMKM. Hanya saja, karena masih minimnya promosi yang dilakukan oleh dinas terkait, para wisatawan belum ramai berbelanja di Bazar Mandalika, sehingga para pedagang menjadi enggan menempati.

Hal itu disampaikan Camat Pujut, Lalu Sungkul, bahwa dari 303 lapak yang disediakan oleh pihak ITDC selalu pengelola KEK Mandalika, hanya terisi belasan lapak saja. Itupun hanya didominasi oleh lapak aksesoris dan oleh-oleh saja. Sisanya, para pedagang kuliner dan lainnya belum ada yang menempati. Padahal sebelumnya untuk para pedagang ini sudah di seleksi dan ditentukan lokasi mereka berjualan.

“Saat ini, lapak di Bazar Mandalika itu kewenangan kabupaten. Jadi kalau lapak ini belum ditempati, maka seharusnya Dinas Budpar (Loteng) yang gencar melakukan promosi, dan bekerjasama dengan berbagai pihak, agar masyarakat bisa percaya,” harap Sungkul, Senin kemarin (26/8/2019).

Sebenarnya, penataan lokasi lapak oleh ITDC sudah dilakukan sesuai dengan zona-zona atau jenis barang yang akan dijual. Baik untuk lapak souvenir, kuliner, kerajinan tangan, tenun dan lainnya. Sehingga saat ini tinggal keseriusan dinas terkait saja (Budpar) untuk membuat ramai sekitar bazar tersebut. Artinya, dinas  harus konsen menyuguhkan berbagai atraksi budaya di lokasi, untuk menarik pengunjung datang.

“Seharusnya Budpar bisa bekerjasama dengan semua travel agent yang ada di NTB. Sehingga, wisatawan yang datang ke Lombok bisa diarahkan untuk datang melihat aneka jenis suguhan pedagang di bazaar tersebut. Jadi harus mulai sebenarnya dari dinas dengan mengundang travel untuk bisa ambil bagian meramaikan berbagai acara disana,” sarannya.

Karena selama ini, alasan para pedagang belum menempati lapak-lapak tersebut, karena kondisi pengunjung yang belum ramai. Sehingga masih banyak ditemukan pedagang yang berjualan keliling hingga pantai. Kalau pihak dinas terkait mau serius membuat berbagai acara di lokasi bazar, pihaknya meyakini para pedagang akan dengan sendirinya berebutan menempati lapak-lapak tersebut.

“Selama ini, wisatawan banyak yang dibawakan makanan langsung oleh sopir travel, dan makan di pinggir pantai. Jadi dinas seharusnya bisa berkomunikasi dengan pihak travel, agar mereka membeli dan makan di lokasi Bazar Mandalika,” ujarnya.

Terlebih, ITDC selama ini dianggap sudah cukup maksimal menghadirkan konsep penataan ruang untuk para pengunjung. Dimana ketika pengunjung datang untuk menikmati keindahan pantai Kuta, maka mereka harus parkir kendaraan di halaman Masjid Nurul Bilad, dan selanjutnya mereka berjalan melintasi lapak-lapak tersebut, baru bisa sampai ke pantai.

“Jadi dinas harus berani rugi dulu. Karena dengan begitu, wisatawan dengan sendirinya nantinya bisa mengunjungi keberadaan lapak tersebut. Intinya kalau mau maksimal, dibuat ramai dulu lokasi bazar, biar pengunjung tertarik untuk berdatangan,” tandasnya.

Sungkul menambahkan, saat ini para pedagang masih bingung kapan mereka bisa menetap 100 persen di lapak-lapak itu. Mereka juga masih bingung terkait konsep pengelolaan bazaar tersebut. Sehingga penting kiranya dinas terkait, untuk berkoordinasi dan menyatukan kesepakatan dengan para pedagang. Termasuk juga dengan Pemdes yang ada di Pujut.

“Lakukan promosi agar wisatawan bisa tertarik, karena memang ini bukan masalah harga sewa saya rasa. Tapi keseriusan dinas untuk bagaimana membuat wisatawan itu bisa berbelanja disana. Salah satu caranya adalah bekerjasama dengan travel, termasuk menaruh berbagai menu yang ada di Bazar Mandalika di setiap hotel,” tambahnya. (met)

Komentar Anda