Bayi TKW Tertinggal di Malaysia Dipulangkan

Bayi TKW Tertinggal di Malaysia Dipulangkan
PEMULANGAN BAYI: Tampak Tim BNP2TKI dan BP3TKI, serta Kasi IPK Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja, dan ibu kandung bayi, foto bersama di BIL pada Rabu lalu, menjemput kedatangan sang bayi yang tertinggal di Malaysia. (IST FOR RADAR LOMBOK)

SELONG—Seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) bernama Baiq Ropiana, asal Dasan Tembeng, Desa Lenek Lauk, Kecamatan Aik Mel, meninggalkan anaknya di Kualalumpur, Malaysia sejak baru dilahirkan. Hal itu terjadi, karena pada saat dia hendak pulang ke Indonesia, mendapat kabar kalau bayinya itu telah meninggal dunia.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui Kasi IPK, Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Lotim, Lalu Sadli Bahtiar menceritakan, bahwa Baiq Ropiana berangkat ke Malaysia sekitar tiga tahun yang lalu. Dimana menurut pengakuannnya, dia berangkat ke Malaysia dengan cara prosedural.

Setelah beberapa tahun di Malaysia, tepatnya di Kuantan, Malaysia Barat, dia menikah dengan seorang TKI asal Jawa, yang pernikahannya itu juga disaksikan langsung oleh orang tuanya.

Namun pada saat melahirkan di salah satu rumah sakit yang ada di Kuantan, sang ibu kemudian dirujuk ke rumah sakit di Kualalumpur. ”Itu karena rumah sakit di Kuantan tidak lengkap perlatannya, sementara Ropiana harus melahirkan secara operasi, sehingga akhirnya di rujuk ke Kualalumpur,” terangnya.

Beberapa saat setelah menjalani operasi di rumah sakit, dan dinyatakan sehat, ibu bayi kembali ke Kuantan untuk mengurus keperluan bayinya, dan membeli tiket untuk kembali ke Indonesia. Namun pada saat mau kembali ke rumah sakit, dia mendapat telpon, mengabarkan kalau bayinya itu sudah meninggal.

Baca Juga :  Pemkab Lepas Tangan, Pembersihan TKI Gelap di Malaysia

Karena itu dia pun memutuskan untuk meninggalkan Malaysia tanpa membawa sang buah hati. “Jadi sang ibu tidak ada unsur kesengajaan meninggalkan anaknya, karena jadwal pemulangannya ke tanah air pada hari itu juga,” ujarnya.

Namun beberapa saat kemudian, bayi yang oleh pihak rumah sakit diberi nama Nurimani itu, pihak rumah sakit mendeteksi asal orang tua bayi yang ternyata adalah Warga Negara Indonesia (WNI) dengan alamat Lombok Timur. Pemerintah Malaysia bekerjasama dengan KBRI di Kuala Lumpur akhirnya merawat bayi ini selama 1,5 tahun, karena bayi ini juga mempunyai penyakit di pernapasannya.

“Jadi selama satu tahun setengah bayi dirawat di KBRI, dan kemarin tanggal 9 Agustus sekitar pukul 16.30 Wita dipulangkan ke orang tuanya dari Kuala Lumpur, menuju Jakarta, untuk selanjutnya ditangani oleh BNP2TKI, bersama perwakilan NTB yang ada di Jakarta. Bayi sempat dirawat selama sehari di Rumah Sakit Polri Keramat Jati, Jakarta Timur, sebelum diserahkan kepada orang tuanya,” jelas Sadli.

Sementara terkait adanya penyakit yang diderita oleh sang bayi, berdasarkan hasil kesepakatan antara BNP2TKI dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lotim, sang bayi akan dirawat  di Rumah Sakit Mataram. Namun berdasarkan hasil pemeriksaan tim medis, ternyata bayi tersebut boleh rawat jalan, sehingga akhirnya diserahkan ke pangkuan orang tuanya.

Baca Juga :  Pakai Atribut PKI, Warga Malaysia Diamankan
Bayi TKW Tertinggal di Malaysia Dipulangkan
NURIMANI: Setelah terpisah 1,5 tahun, Nurimani akhirnya kembali bersatu dengan ibu kandungnya.

Dengan kembalinya bayi ini kepada orang tuanya, Disnaker Lotim menyatakan sangat mengapresiasi kinerja KBRI di Malaysia maupun BNP2TKI Perwakilan NTB yang ada di Jakarta, BP3TKI, serta Dinas Kesehatan Lotim. Sehingga bayi yang telah terpisah selama 1,5 tahun dengan orang tuanya itu bisa kembali bersama ibu kandungnya.

Selain Nur Imani, kasus bayi tertinggal di Malaysia juga terjadi di KBRI Johor Baru. Berdasarkan data base, ibu kandung bayi yang ditinggal di Hospital Sultan Ismail itu bernama Siarah Binti Nurdin, dengan tempat tanggal lahir 5 Mei 1985, alamat Paspos Usar Mapin,01/01, Alas Barat, Sumbawa.

“Setelah BNP2TKI bekerja sama dengan semua Polmas yang ada di NTB, hingga saat ini belum ditemukan orangnya. Termasuk menelusuri laporan kalau orang tuanya berasal dari Lombok Timur, tepatnya di Desa Sukarara, Kecamatan Sakra Barat. Namun setelah kita cek tidak ada, dan hingga saat ini masih dilakukan pencarian,” pungkasnya. (cr-wan)

Komentar Anda