Bayi Korban ‘Open BO’ Lewati Tahap Kritis

KUJUNG : Salah satu bayi prematur dirawat di RSUP NTB dikujungi Nyayu Ernawati. (SUDIRMAN/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Mataram, Nyayu Ernawati mengujungi bayi berinisial V jenis kelamin perempuan yang lahir prematur dalam usia 7 bulan. Kondisi bayi prematur ini mulai membaik setelah mendapatkan perawatan dari pihak Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB.

Nyanyu sendiri mengunjungi bayi malang ini setelah mendapatkan kabar, bahwa M, ibu bayi tersebut adalah korban kekerasan seksual. M yang masih berusia sekolah dasar (SD) menjadi korban open BO (booking order) setelah dijual oleh kakak kandungnya hingga kemudian hamil.

Bayi malang itu mulai keluar dari fase kritisnya dan keluar dari perawatan NICU di ruang perawatan RSUP NTB. Nyanyu menyebutkan, korban mendapatkan pendampingan dari LPA Kota Mataram sejak awal terungkap kasus. Korban mendapatkan perawatan dan pendampingan dari LPA dan Dinsos Provinsi NTB  untuk tumbuh kembang sang anak perempuan yang masih usia 7 bulan. ‘’Sudah ada pendampingan khusus dari LPA maupun Dinsos Provinsi NTB,’’ tutur Nyanyu kepada Radar Lombok, Minggu (18/5).

Nyanyu menambahkan, kondisinya semakin membaik dan ibunya juga sudah keluar dari traumanya. Sementara untuk penindakan LPA terus mendesak Polres Mataram untuk menindak pelaku yang tak lain adalah kakak kandung korban. Dia juga mengimbau semua orang tua untuk melakukan pendampingan secara ketat terhadap anak-anak mereka di tengah kemajuan teknologi.

Baca Juga :  Mohan Naikkan Gaji Kaling Tahun Depan

Kasus open BO dari temuan LPA Kota Mataram, terus mengalami peningkatan. Dari kalangan anak-anak SMP, SMA sampai perguruan tinggi. Kasus kekerasan seksual pada anak harus menajdi perhatian serius dari DP3A Kota Mataram, Dikes, Dinas Sosial, serta pendampingan sampai ke tingkat keluarga saat ini harus diaktifkan kembali. ‘’Kita harus lebih aktif melakukan pengawasan saat ini, terutama di kalangan keluarga,’’ ujarnya.

Tercatat korban merupakan siswi SD di salah satu Kota Mataram yang masih  berusia 14 tahun itu melahirkan bayi setelah dijual kepada lelaki hidung belang melalui prostitusi online oleh kakak kandungnya. Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, H Emirald Isfihan mengatakan, untuk pencegahan terus aktif dilakukan. “Kami bersama DP3AKB (Dinas Pemberdayaan Perempuan Pelindung Anak dan Keluarga Berencana) Mataram akan memaksimalkan peran. Dari Dinkes Mataram akan fokus menyiapkan tenaga pemulihannya. Karena saat ini masih dalam perawatan, kami konsentrasi ke bayi dulu,” katanya.

Baca Juga :  Empat Jabatan Kepala Dinas di Pemkot Mataram Digeser

Untuk pencegahan seksual anak, juga semakin digaungkan ditingkat sekolah. Dikes bersama sekolah melakukan sosialisasi pencegahan selama ini, serta memberikan pemahaman kepada anak-anak terhadap dampak dari seksual.Sebelumnya, siswi SD di Kota Mataram  melahirkan bayi dengan bobot badan 1,7 kilogram (kg). Dinas Sosial Mataram akan memberikan layanan bantuan kedaruratan kepada ibu dan bayinya serta memfasilitasi penerbitan administrasi kependudukan bersama Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil).

Kepala Dinsos Mataram, Lalu Syamsul Adnan juga akan berkoordinasi dengan Dinsos NTB untuk memfasilitasi layanan trauma center. Pasalnya, korban saat ini dalam kondisi stres berat akibat dijual kakak kandungnya hingga melahirkan tiga pekan lalu. “Kami bersama Dinkes Mataram juga akan memfasilitasi pemeriksaan kesehatan ibu dan bayi. Selain itu, kami akan melakukan pembinaan mental spiritual kepada yang bersangkutan dan keluarga,” katanya. (dir)