Bayi Baru lahir Enam Hari Positif Corona

Nurhandini Elka Dewi
dr Nurhandini Eka Dewi (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali digemparkan dengan jumlah kasus baru positif Covid-19 yang melonjak drastis. Yang memperihatinkan dari tambahan kasus baru 42 orang, satu diantaranya adalah bayi baru lahir enam hari terkonfirmasi postif virus Corona.

Berdasarkan data Tim Gugus Tugas Provinsi NTB, Sabtu (30/5) mengumumkan dengan adanya tambahan kasus baru tersebut total kasus positif di NTB menjadi 636 orang. Dengan perincian 291 orang sudah sembuh, 11 meninggal dunia, serta 334 orang masih positif dan dalam perawatan. Dengan demikian, tercatat sudah ada 87 anak dan balita yang positif terjangkit virus Corona di NTB.

Kasus baru bayi yang terpapar Covid-19 positif merupakan, Pasien nomor 617, an. By. B, perempuan, usia 6 hari, penduduk Desa Merembu, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat.

“Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 tidak pernah. Saat ini dirawat di RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) NTB Lalu Gita Aryadi yang juga Ketua Pelaksana Harian Satgas Covid-19 NTB melalui press release yang diterima radarlombok.co.id, Sabtu malam (23/5).

Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr Nurhandini Eka Dewi menjelaskan bayi yang postif tersebut dilakukan swab dikarenakan ibunya berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP), meski setelah dilakukan swab pertama kepada ibunya hasilnya negatif.

“Ibunya di rawat di RS sebagai PDP. Karena dilahirkan oleh ibu PDP, maka kami lakukan swab, meski hasil swab ibunya negatif. Tapi hari ini kita akan lakukan swab untuk kedua kalinya,” jelasnya.

Lalu bagaimana bayi bisa tertular, sedangkan ibunya negatif ? Apakah dari rahim ibunya atau tertular setelah dia lahir dari RS?. Terkait hal ini, dr. Eka tidak memberikan jawaban yang pasti, karena masih melakukan analisa.

“Ini yang sedang di analisa,” singkatnya.

Terus apakah bayi tersebut mengalami gejala pneumonia seperti kasus bayi lainya.

“Tidak,” tegasnya.

Sebelumnya, dr Eka menegakan, dengan jumlah kasus anak yang terpapar di NTB terus meningkat. Maka NTB menjadi kasus kedua terbanyak kasus anak di Indonesia setelah Jawa Timur (Jatim).

“Secara nasional kita nomor dua setelah Jatim,” katanya. (sal)

Komentar Anda