Baru 50 Persen Hotel Mulai Operasional

MULAI BUKA : Salah satu hotel di Kota Mataram mulai buka dengan menerapkan New Normal. (DEVI HANDAYANI/RADAR LOMBOK )
MULAI BUKA : Salah satu hotel di Kota Mataram mulai buka dengan menerapkan New Normal. (DEVI HANDAYANI/RADAR LOMBOK )

MATARAM – Hotel-hotel yang sempat tutup karena pandemi virus Corona (Covid-19) kembali beropasi mengikuti geliat pariwisata mulai terlihat. Bahkan persiapan pembukaan hotel mencapai 90 persen. Hanya saja, dari jumlah kunjungan tamu yang jauh dari harapan, ahirnya baru 50 persen hotel benar-benar siap membuka kembali usahanya.

“Semua anggota PHRI sudah stand-by buat buka. Mereka juga belum semua memanggil karyawan, ada beberapa persen saja. Misalnya gardener, security, dan cleaning service,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi NTB Ni Ketut Wolini, Rabu (15/7).

Pembukaan hotel tersebut memang belum merata. Artinya hotel yang memutuskan membuka kembali usaha masih terkonsentrasi di titik-titik utama pariwisata NTB. Dimana pengaturan jam kerja juga masih diterapkan untuk menyesuaikan dengan situasi saat ini. Terlebih lagi, kasus Covid-19 di masa menuju New Normal ini justru semakin tinggi di Kota Mataram dan Lombok Barat.

Baca Juga :  Natal 2023, GM PLN NTB Tinjau Langsung Kesiapan Kelistrikan

“Memang ada sudah buka dan ada yang belum. Yang belum ini berarti masih merumahkan karyawannya, bukan di PHK.  Kalau yang sudah buka mereka menerapkan sistem kerja shift untuk karyawannya,” terang Wolini.

Menurutnya hotel-hotel yang masih menutup usaha akan dibuka secara perlahan, mengikuti perkembangan pandemi Covid-19. Meskipun kasus virus ini belum dipastikan akan usai kapan. Jika berkepanjangan tidak menutup kemungkinan akan ada yang tutup kembali.

“Sekarang belum ada yang tutup. Kemungkinan nanti kalau memang berkepanjangan wabah Covid-19 ini, baru akan ada hotel yang tutup kembali operasionalnya,” ungkapnya.

Baca Juga :  Koperasi NTB Didorong Bertransformasi Digital

Untuk diketahui, berdasarkan data Dinas Pariwisata (Dispar) NTB yang dihimpun dari laporan kabupaten/kota di NTB, setidaknya ada 15.000 pekerja pariwisata yang dirumahkan selama pandemi Covid-19. Rinciannya 6.122 pekerja di bidang hotel, 1874 pekerja di bidang pokdarwis, 1357 pekerja travel/guide,  676 porter, 213 pekerja homestay, 2410 pekerja IKM, 394 pekerja sanggar seni, 353 pekerja lapak kuliner, 617 boatman, serta 984 petugas kebersihan, tiket, dan asongan.

Tingkat hunian kamar hotel juga tercatat sempat mengalami penurunan hingga minus 25 – 50 persen, harga penjualan kamar minus 10 – 25 persen, dan total pendapatan hotel minus 25 – 50 persen. Hal serupa juga terjadi pada sektor ekonomi kreatif yang  mengalami penurunan sekitar 30-50 persen. (dev)