Bappenas Bangun Mesin Penyedot Air Tenaga Surya di Tampes

TANJUNG—Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bekerja sama dengan Universitas Mataram (Unram) akan membangun mesin penyedot air bertenaga surya di Dusun Tampes, Desa Selengen, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara (KLU) tahun ini.

Mesin tersebut nantinya akan menyedot air sungai yang letaknya lebih rendah dibandingkan sawah. Air nantinya akan disalurkan melalui reservoir ke sawah-sawah petani. “Bisa dibilang ini adalah demplot (demonstrasi plot) pertama di KLU yang merupakan kerja sama antara Bappenas dan Unram. Untuk di KLU, hanya dipasang di Tampes itu saja, dan saat ini sudah mulai proses pengerjaan,” ungkap Camat Kayangan, Tresna Hadi, Jumat (1/7).

Menurut Tresna, program yang dicanangkan Bappenas bersama Unram ini sendiri disambut baik Pemerintah KLU, karena nantinya itu juga akan menjadi contoh untuk diterapkan pada tempat-tempat lainnya. Bahkan bisa menjadi alternatif pengganti solar untuk menyedot air dari sumur bor.

Baca Juga :  Diskoperindag Diminta Patenkan Produk Khas KLU

“Mungkin nanti bisa menggunakan mesin bertenaga surya ini, karena sekarang jika menggunakan solar untuk menghidupkan mesin pada sumur bor, biayanya sangat tinggi,” jelasnya.

Lebih lanjut mengenai mesin penyedot air bertenaga surya yang akan dipasang di Tampes ini kata Tresna, memiliki kekuatan yang bervariasi, ada yang mampu menyedor air hingga kedalaman 60 meter, dan ada juga hingga kedalaman 200 meter.

Sungai di Tampes ini sendiri memiliki kedalaman dari lokasi penyaluran air mencapai 30 meter. Adapun alat yang akan digunakan yaitu yang memiliki kemampuan menyedot air hingga kedalaman 60 meter. “Alat ini nantinya akan membantu mengairi sebanyak lima hektar lahan pertanian,” terangnya.

Baca Juga :  Kunker Dulu Baru Ajukan Jadwal

Kemudian untuk tenaga surya sendiri diperoleh dari panel-panel surya yang terpasang di sekitar mesin. Adapun luas lahan yang diperlukan untuk penempatan panel surya ini sendiri sekitar lima are di sekitar lokasi. “Karena bertenaga surya, tentu nanti tergantung juga pada sinar matahari. Semoga saja program ini berhasil,” jelasnya.

Tresna menambahkan, lima hektar luas lahan yang akan dibantu pengairannya ini sendiri sebenarnya sudah tersentuh irigasi. Namun sering kali kekurangan pada musim kemarau. Tentu jika nantinya program ini berhasil akan sangat membantu masyarakat petani setempat. “Saya lihat di sana juga lebih mengarah ke hortikultura. Hanya beberapa (petani) yang biasanya menanam padi. Menanam hortikultura berupa sayur-sayuran katanya lebih untung,” tandasnya. (zul)