Bappeda NTB Optimis Penduduk Miskin akan Berkurang

Dr H Amry Rakhman
Dr H Amry Rakhman

MATARAM – Ekonomi nasional memasuki jurang resesi diyakini akan berdampak besar terhadap angka kemiskinan dan pengangguran akan naik signifikan. Kendati demikian, Pemprov NTB masih optimis angka kemiskinan justru akan menurun tipis.  

Kepala Bappeda Provinsi NTB Dr H Amry Rakhman, mengatakan angka kemiskinan jika diukur dari September 2019 berada di posisi 13,88 persen. Sementara di Maret 2020 lalu diangka 13,97 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan sedikit 0,09 persen. Namun untuk sepanjang 2020 ini pihaknya optimis jumlah penduduk miskin justru akan turun seiring dengan tetap berjalannya aktivitas ekonomi sepanjang Agustus hingga September.

“Dari angka 13,88 persen di 2020 ini kita targetkan menjadi 13,64 persen. Ya sekitar 0,24 persen turunnya. Jika dibandingkan dari Maret ke September 2020 nanti turunya sekitar 0,33 persen,” sebut H Amry Rakhman, kepada Radar Lombok, Kamis (1/10).

Menurut Amry, setelah dianalisis tentang kemiskinan itu ada hubungannya dengan aktivitas ekonomi, terutama peluang pertumbuhan ekonomi NTB. Terlebih lagi pertumbuhan ekonomi NTB masih bisa positif. Karena jika melihat di Januari -Februari 2020 pertumbuhannya masih positif. Tetapi memasuki April hingga Juli mengalami negatif menurut BPS dan Bank Indonesia, lantaran banyak aktivitas ekonomi terkena dampak pandemi Covid-19, terutama pariwisata, hotel, restoran, rumah makan perdagangan dan lain-lainya.

Baca Juga :  Pemkab Kulonprogo Ajak NTB Gunakan Album Kemiskinan

“Tapi di Agustus, sudah mulai ada pergerakan tapi belum banyak, itu disebut dengan sektor tersier. Tapi untuk sektor primer seperti pertanian, perikanan kelautan peternakan itu masih bisa tetap jalan proses produksinya dan pasar-pasarnya masih tetap ada,” jelasnya.

Selain itu, ada juga pertambangan yang masih tumbuh positif. Dengn tumbuhnya  pertambangan, pertanian, maka pertumbuhan ekonomi masih ada dan masih bertahan diangka positif. Kemudian adanya stimulus ekonomi yang diberikan, baik dari APBD I, APBD II kabupaten/kota dan juga dari APBN pemerintah pusat.

“Program-program stimulus ekonomi kita untuk UKM/IKM, petani, nelayan dan peternak ini menjadi rangsangan untuk lebih bisa berbenah di tahun ini melalui pemberdayaan,” terangnya.

Ia menilai, dengan begitu sektor pertanian, pertambangan dan lainnya akan ada peluang pada industri-industri kecil menengah untuk tetap bertahan, karena diberikan pemberdayaan. Maka sampai dengan akhir 2020 ini pertumbuhan ekonomi NTB ditargetkan pada angka 2,5 persen.

Baca Juga :  Penyebab Kemiskinan Bertambah

“Kemiskinan yang tadinya punya hubungan langsung dengan perekonomian, maka kemiskinan akan bisa juga kita turunkan, meski tidak terlalu besar. Kita usahakan pada angka 13 persen, tapi nanti kalau tahun depan baru diangka 12 persen,” jelasnya.

Sebelumnya, Wakil Gubenur NTB Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah, mengatakan yang menentukan kemiskinan itu harus benar-benar sejalan dengan program yang dilakukan. Saat ini sudah dilakukan pada jalurnya, sehingga perlu di intensifkan lagi berkoordinasi dengan BPS. Kemudian disesuaikan adalah targetnya dengan program-program dijalankan saat ini. Seperti adanya bantuan-bantuan pemerintah di mana sedang diperbaiki data-data orangmiskin. NTB termasuk yang terdepan memperbaiki data validasi data miskin di Indonesia dan sudah terlaksana di 10 kabupaten/kota

“Alhamdulillah kantong-kantong kemiskinan, seperti numpuknya masyarakat itu ada di Lotim, Loteng, Lobar,  sudah bagus progresnya,” katanya. (dev)

Komentar Anda