Bapeltanbun NTB Gelar Pelatihan Mentor Rantai Nilai IPDMIP

Pelatihan Bapeltabun
Peserta pelatihan Bapeltabun melakukan studi di Bank Sampah Aisyah, Ampenan.

MATARAM – Balai Pelatihan dan Pendidikan Pertanian dan Perkebunan (Bapetalbun) memberikan pelatihan kepada 12 orang Tim Mentor Rantai Nilai IPDMIP yaitu petugas, petani milenial dan pangusaha dari Dinas Kabupaten Lombok Tengah, Dinas Kabupaten Lombok Timur, Dinas Kabupaten Dompu dan Dinas Kabupaten Bima.Pelatihan ini berlangsung selama lima hari, yakni tanggal 12-16 September 2022 di Fave Hotel Mataram.

Pelatihan Mentor Rantai NilaiIPDMIP dalam kegiatan desiminasi informasi teknis sosial, ekonomi dan inovasi pertanian Provinsi NTB dibuka langsung oleh Sekretaris Distanbun Provinsi NTB Ni Nyoman Darmilaswati. Hadir juga Kepala Bapeltanbun Provinsi NTB H Hendro Yulistiono dan sejumlah Widaiswara Bapetalbun NTB.

Sekretaris Distanbun Provinsi NTB Ni Nyoman Darmilaswati mendorong peserta pelatihan mentor rantai nilai atau penilai akses pasar bisa memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para petani terkait bagaimana membuka ruang akses pasar produk hasil produksi petani. Selain itu diharapkan para peserta pelatihan mentor rantai nilai atau penilai akses pasar bisa memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para petani terkait bagaimana membuka ruang akses pasar produk hasil prduksi petani.

“Selama ini komoditi pertanian memiliki permasalahan dalam pemasaran. Karena itu, kita perlu penyuluh jadi garda terdepan menjadi mentor bagi petani dalam memberikan informasi pasar,” kata Ni Nyoman Darmilaswati.

Berdasarkan riset FE BUI 2018, perkembangan UMKM di tanah air memang kebanyakan mengalami dua hambatan utama, yakni kesulitan modal dan pemasaran. Kenapa UMKM sulit memperluas pasar adalah terkait rendahnya tingkat go digital. Karena jumlah UMKM penggguna internet yang baru menyentuh 5 persen berdasarkan data BI tahun 2019. Begitu juga dengan ekspor UKM Indonesia hanya 14,3 persen, kalah jauh dengan Filipina di angka 20 persen, Thailand 29 persen dan Singapura 49 persen.

Baca Juga :  Bersiap Masuki Musim Tanam, Distanbun NTB Pastikan Ketersediaan Pupuk Aman

Oleh karena itu, lanjut Ni Nyoman, melalui pelatihan ini diharapkan para tim mentor rantai nilai menjadi tenaga mentor akses pasar yang bertugas mendampingi dan membina tim rantai nilai kabupaten dan tersedianya panduan akses pasar provinsi.  Selain itu para peserta selaku mentor mampu mendukung kelancaran penyelenggaraan pelatihan dan kegiatan yang terkait dengan upaya perbaikan akses pasar menggunakan pendekatan rantai nilai, sehingga petani memperoleh nilai produk yang dihasilkan dengan harga yang lebih baik.

“Dari hasil pelatihan ini diharapkan tim rantai nilai kabupaten di lokasi IPDMIP dapat memfaslitasi pengembangan rantai nilai kepada petani penerima manfaat di daerah irigasi masing – masing,” harapnya.

Dikatakanya, kegiatan pemasaran disadari sebagai aspek penting dalam kegiatan produksi. Apabla mekanisme pemasaran berjalan baik, maka semua pihak yang terlibat akan diuntungkan , demikian juga sangat berlaku pada kegiatan pertanian. Peranan lembaga pemasaran yang biasanya terdri dari produsen, tengkulak, pedagang pengumpul, broker, eksportir, importir atau lainnya menjadi amat penting.

“Lembaga pemasaran seperti ini sering terjadi pada negara – negara berkembang, yang disebabkan oleh lemahnya pemasaran hasil pertanian atau lemahnya kompetensi  pasar yang sempurna akan menentukan mekanisme pasar,” ujarnya.

Baca Juga :  Bimtek Penyuluh Tingkatkan Produksi Petani Cabai di NTB

Para peserta juga diajak melakukan kunjungan lapangan untuk melihat dan belajar langsung terkait pengelolaan sampah dan juga melihat sejumlah mesin yang bisa digunakan dalam menerapkan teknologi pertanian. Peserta pelatihan mentor akses pasar berkunjung di dua tempat, yakni pertama di BRIDA NTB. Di BRIDA NTB para peserta bisa melihat secara langsung mesin pencacah jagung, mesin pengupas daun nanas dan sejumlah mesin yang bisa digunakan dalam pengembangan teknologi pertanian.

Kedua, para peserta diajak belajar pengelolaan sampah di Bank Sampah bu Aisyah di Ampenan. Para peserta belajar mengolah sampah plastik jadi kerajinan. Selain itu peserta juga diajarkan mengolah sampah rumah tangga menjadi pupuk kompos dan organik.

Salah seorang peserta pelatihan dari unsur penyuluh, Lalu Saparwadi menyampaikan terima kasih dengan pelatihan tersebut. Pasalnya, melalui pelatihan tersebut memperoleh banyak pengetahuan, yang nantinya bisa dijadikan  bahan dalam memberikan edukasi yang didampinginya di Desa Wajageseng, Lombok Tengah.

“Kami bersyukur bisa ikut di pelatihan ini. Banyak ilmu yang kita dapat untuk bisa ditularkan kepada petani binaan,” ungkapnya.

Hal yang sama juga disampaikan Suhaili, peserta unsur petani milenial dari kelompok tani Tandur Rinjani, Wajageseng Lombok Tengah.

“Alhamdulillah, ada bekal bisa kita bawa untuk bisa meningkatkan produktivitas tanaman padi para petani,” katanya. (luk)

Komentar Anda