TANJUNG – Bantuan yang datang untuk korban gempa sudah mulai berkurang pascatanggap darurat gempa berakhir.
BACA JUGA: Tanggap Darurat Dicabut, Pasien Berobat Tak Lagi Gratis
Hal inipun diakui oleh sejumlah kepada desa yang daerahnya terdampak serius bahkan sangat dekat dengan pusat gempa. Salah satunya Kades Kayangan Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara (KLU) Edi Kartono. Menurut Edi, saat ini bantuan datang dari kecamatan tidak setiap hari, ada jeda sehari. Bantuan paling banyak berupa beras. Kalau bantuan lain sudah minim. “Karena itu kita mengajak masyarakat untuk bangkit,” ujarnya, kemarin (30/8).
Minimnya bantuan yang datang ini juga diakui Kasi Kedaruratan BPBD KLU I Nyoman Pasek. Terlebih dengan dipindahkannya posko utama penanganan bencana gempa NTB dari KLU ke Kota Mataram. Belum lagi mulai berkurangnnya bantuan yang datang ke posko utama di Eks Bandara Selaparang itu. “Artinya, jika ada barang di provinsi (posko utama), itu yang didistribusikan,” ungkap Nyoman.
Misalkan pada Selasa (28/8) lalu, pemerintah provinsi (pemprov) memberikan makanan siap saji sebanyak 200 dus, tandon 10 unit, dan terpal 300 lembar. Hanya itu yang dibawa pulang, di provinsi sangat terbatas sekali bantuan logistik. Pengiriman bantuan logistik ke KLU tidak rutin setiap harinya.