Bantuan Alsintan Tidak Gratis

HW Musyafirin

TALIWANG – Bupati Sumbawa Barat, HW Musyafirin menegaskan pemerintah tidak lagi memberikan alat pertanian gratis  kepada petani maupun kelompok tani.

Kebijakan itu diambil lantaran berbagai jenis alat dan mesin pertanian yang diberikan selama ini, ternyata tidak pernah bisa bertahan lama. Parahnya, sebagian besar alat-alat itu berpindah tangan, bahkan sampai keluar daerah. ‘’Kita tidak lagi menggratiskan alat dan mesin pertanian.  Kenapa, karena kita belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya,’’ tegas bupati.

[postingan number=3 tag=”ntb”]

Mekanisme penyaluran bantuan juga dirubah, penyaluran bantuan akan dilakukan menggunakan kartu Bariri Tani. Setiap penerima bantuan terlebih dahulu harus memiliki rekening di bank. ‘’Supaya penerima bantuan ini bisa menyicil bantuan yang diberikan melalui rekening sendiri. Uangnya bukan ke pemerintah, nanti kalau sudah mencapai 150 persen, uang itu bisa diambil kembali oleh petani. Alat dapat, uang juga dapat,’’ tandasnya.

Baca Juga :  Bantuan DUDI Terkumpul Rp 50 Juta

Bupati tidak menampik, dengan sistim ini pemerintah bisa lebih mudah melakukan kontrol terhadap bantuan yang disalurkan. ‘’Bantuan dari pemerintah kita berikan supaya petani kita bisa terbantu. Tapi ingat bantuan itu harus cicil ke rekening masing-masing. Toh juga uang itu akan kembali ke pemilik rekening masing-masing,’’ tandasnya.

Bupati juga menyindir banyaknya alat dan mesin pertanian yang dibagikan pemerintah ditahun-tahun sebelumnya, tiba-tiba hilang dari tangan kelompok tani. ‘’Bahkan ada saya temukan bantuan itu bisa sampai ke Kecamatan Alas, Sumbawa. Aneh, kok bisa sampai kesana. Harusnya alat itu untuk petani kita di KSB,’’ sindirnya.

Baca Juga :  Penderita Kulit Bersisik Berharap Bantuan Pemerintah

Tahun ini, orang nomor satu bumi penghasil tembaga dan emas ini mengakui, ada banyak bantuan yang akan dikucurkan pemerintah. Termasuk untuk sektor pertanian. Tidak hanya alat, pemerintah juga akan menyalurkan bibit maupun terus menjalin kerjasama dengan sejumlah pihak, terutama terkait tehnologi tentang pertanian.

‘’Ini semua muaranya agar KSB bisa menjadi sentra penghasil bibit, baik itu jagung maupun padi. Sehingga kita tidak lagi mengandalkan pasokan dari luar daerah,’’ tambahnya. (far)

Komentar Anda