Bank NTB Syariah Gandeng Yayasan KPPL Sambelia Tanam Bibit Pohon Mangrove di Gili Petagan

Tim Bank NTB Syariah pose bersama dengan Danops TNI AL Sambelia, Polairud dan pengurus Yayasan KPPL Sambelia.

SELONG – Bank NTB Syariah menggandeng Yayasan KKPL Sambelia, Gili Lampu, Lombok Timur mengadakan program sosial penanaman bibit pohon mangrove di Gili Petagan. Total ada 11 ribu pohon mangrove ditanam di Gili Petagan, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur dalam kurun dua tahun. Pada tahun 2023 lalu, Bank NTB Syariah menanam 10 ribu bibit pohon mangrove dan pada Sabtu (26/10/2024), Bank NTB Syariah Kembali menanam 1000 bibit pohon mangrove.

Selain menanam 1.000 bibit pohon mangrove, Bank NTB Syariah menggandeng Yayasan KPPL Sambelia, Gili Lampu juga melakukan pelepasan puluhan anak penyu (tukik) dan juga transpalantasi terumbu karang. Kegiatan tersebut sebagai salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) Bank NTB Syariah dalam melindungi lingkungan, khususnya dalam sektor kelautan, agar tetap terjaga, dan memberi manfaat untuk nelayan dan sektor pariwisata.

Kegiatan pelepasan puluhan tukik, transpalantasi terumbu karang yang diadakan Bank NTB Syariah bersama Yayasan KPPL Sambelia itu juga melibatkan TNI Angkatan Laut, Polairud dan juga mahasiswa.

Perwakilan Bank NTB Syariah, Gede Wira Dharma menyampaikan terima kasih kepada Yayasan KPPL Sambelia, yang telah bekerja sama dengan Bank NTB Syariah dalam program lingkungan dan menjaga habitat terumbu karang di wilayah laut Sambelia, Lombok Timur.

“Kami berharap, melalui program peduli lingkungan Bank NTB Syariah, akan bisa mendongkrak kunjungan wisatawan, dan tentunya alam laut dan pulau – pulau di Kawasan Sambelia, bisa semakin terjaga dan terawat,” kata Perwakilan dari Bank NTB Syariah Gede Wira Dharma.

Tim Bank NTB Syariah bersama Yayasan KPPL Sambelia melakukan penanaman bibit pohon mangrove di Gili Petagan, Sambelia, Lombok Timur.

Dharma menyebut bahwa Bank NTB tetap konsisten memberikan perhatian terhadap keberlangsungan lingkungan melalui program sosial. Di mana pada 2023 lalu, Bank NTB Syariah menanam sedikitnya 10.000 bibit pohon mangrove di Kawasan Gili Petagan, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur. Selain itu, juga melakukan pelepasliaran tukik, hasil dari budidaya Yayasan KPPL Sambelia dan transpalantasi terumbu karang, agar terumbu karang semakin banyak dan nantinya ikan semakin lebih banyak lagi, sehingga nelayan bisa tersenyum, mendapatkan banyak tangkapan ikan.

“Untuk tahun ini kami dari Bank NTB Syariah kembali melakukan penanaman 1.000 bibit pohon mangrove untuk menambal, yang belum ditanam pada 2023 lalu. Semoga kawasan Gili Petagan, semakin indah dengan banyaknya pohon mangrove dan wisatawan banyak lebih banyak lagi berkunjung ke destinasi wisata ini,” harapnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan KPPL Sambelia, Suyatno menyampaikan terima kasih atas kepedulian Bank NTB Syariah dalam menjaga lingkungan melalui program sosialnya. Di mana pada 2023, lalu Bank NTB Syariah telah melaksanakan penanaman 10.000 bibit pohon mangrove dan tahun ini 2023, kembali menambah penanaman bibit pohon mangrove di Gili Petagan, Sambelia, Lombok Timur.

“Alhamdulillah, program penghijauan dengan menanam bibit pohon mangrove oleh Bank NTB Syariah telah membantu kami dan masyarakat nelayan dalam membangun pelestarian alam,” ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa di wilayah Kecamatan Sambelia, terdapat beberapa pulu (gili) kecil yang menjadi destinasi unggulan pariwisata. Ribuan wisatawan mancanegara dan domestik datang liburan, baik itu melihat langsung destinasi wisata, Gili Petagan, Gili Kondo, Gili Sunat dan lainnya. Bahkan, destinasi wisata beberapa gili ini, menjadi piliihan wisatawan mancanegara dan Nusantara untuk snorkling dan diving. Karena air di sejumlah gili ini, bersih, bening dan memiliki pasir putih yang bersih.

Begitu juga dengan jenis ikan yang ada di laut yang ada di kawasan beberapa gili di wilayah Kecamatan Sambelia, Lombok Timur ini, mulai semakin banyak. Hal tersebut setelah adanya program konservasi dan menjaga Kawasan laut, bekerja sama dengan TNI AL, Polairud, Yayasan KPPL Sambelia dan melibatkan para nelayan.

“Alhamdulillah, beberapa tahun belakangan ini sudah tidak ada lagi nelayan yang menangkap ikan menggunakan bom. Masyarakat nelayan bahkan semakin peduli dengan menjaga lingkungan. Terlebih lagi, wisatawan yang berkunjung semakin banyak dan ini menjadi mata pencaharian masyarakat nelayan yang semakin menguntungkan,” imbuhnya. (luk)