
MATARAM — Bencana alam kembali menghantui Kota Mataram, terutama di pesisir pantai Ampenan. Salah satu daerah yang terdampak adalah Bintaro Jaya, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Ampenan, di mana banjir rob kembali terjadi.
Air pasang yang tiba-tiba datang menerjang permukiman warga, menyebabkan terjadinya banjir rob, sehingga memicu kepanikan warga.
Ahmad Yusril, salah satu warga Bintaro Jaya, mengungkapkan bahwa ia tidak hanya panik karena air laut masuk ke rumahnya, tetapi juga karena air pasang pertama yang masuk ke permukiman terasa seperti dialiri listrik. “Listrik sempat padam, air PDAM sudah macet,” ujarnya kepada Radar Lombok, Jumat kemarin (7/2).
Ahmad menuturkan bahwa peristiwa tersebut diawali dengan percikan listrik dari tiang listrik depan rumahnya. Beberapa tetangga juga melaporkan adanya percikan api di tiang tersebut.
“Akhirnya saya dan tetangga diminta mematikan kilometer (KWh). Beberapa rumah saat ini masih tergenang banjir rob, saluran semakin hancur, dan rumah warga dipadati dengan tanggul darurat,” katanya.
Air mulai masuk ke rumah warga sekitar pukul 01.00 WITA, dan terus naik dengan cepat. Selama kejadian, Ahmad fokus mengamankan anak-anaknya untuk menghindari bahaya lainnya. “Saya langsung fokus mengamankan anak-anak karena rumah saya sudah dimasuki air laut, takut kesetrum,” tambahnya.
Sengatan listrik tidak hanya dirasakan oleh Ahmad, tetapi juga oleh anaknya, seorang tetangga, dan seorang pemborong rongsokan. “Saya kaget dan hampir tidak bisa bangun karena tangan dan kaki saya kesetrum,” ujarnya.
Situasi mulai tenang menjelang magrib, namun kecemasan masih dirasakan oleh warga. Beberapa warga sudah mulai mengungsi ke rumah kerabat.
Sementara itu, Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram, Irwan Rahadi, telah menerima laporan mengenai air pasang yang naik ke permukiman warga. Ia mengirimkan tim untuk membantu masyarakat melakukan langkah-langkah penanganan darurat.
Hingga saat ini, jumlah korban dari banjir rob belum diketahui. Petugas juga telah melakukan evakuasi dan membantu warga membangun tanggul darurat. Kini kondisi pesisir Ampenan mulai melandai.
Irwan juga meminta para nelayan untuk tetap waspada dan mengikuti imbauan BMKG terkait kondisi cuaca ekstrem, sehingga tidak sembarangan melaut. Mengingat gelombang tinggi masih terjadi hingga saat ini. “Para nelayan diimbau untuk sementara waktu tidak melaut, melihat gelombang tinggi yang masih terjadi,” pungkasnya. (dir)