Banjir Parah, Ratusan Warga Bangket Parak Tolak Evakuasi

TURUN: Pihak BPBD Lombok Tengah mengevakuasi sebagian kecil warga di Desa Bangket Parak, Kecamatan Pujut.

PRAYA – Ratusan warga Desa Bangket Parak, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah sudah tiga hari pada 10-12 Februari 2025, terendam banjir akibat intensitas hujan yang tinggi.

Ironisnya, meski ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa, ratusan warga ini menolak dievakuasi dan memilih tetap tinggal di rumah untuk menjaga harta benda.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Tengah, H. Ridwan Maruf, menyampaikan bahwa banjir terparah terjadi di Desa Bangket Parak, Kecamatan Pujut. Selain di Desa Kidang, Kecamatan Praya Timur, dan beberapa wilayah lainnya.

Namun, khusus untuk Desa Bangket Parak, warga memilih untuk tidak dievakuasi meskipun kondisi banjir sangat parah.
“Memang banyak tempat yang mengalami masalah banjir, tapi yang paling parah saat ini ada di Desa Bangket Parak. Ada lebih dari 300 rumah warga yang terendam banjir. Kami sudah turun untuk melakukan evakuasi, tapi hanya beberapa warga yang mau. Kebanyakan warga menolak dievakuasi karena lebih baik mereka tetap di rumah mereka yang terendam,” ungkap H. Ridwan Maruf, Rabu (12/2).

Baca Juga :  Banjir Loteng, ITDC Pastikan The Mandalika Tetap Beroperasi Normal

Pihak BPBD sudah menyarankan agar warga terdampak dievakuasi, namun masyarakat menolak karena memilih menjaga harta benda. Bahkan, banyak warga yang memilih menggantung sepeda motor mereka agar tidak terkena banjir. “Di satu sisi, hampir tidak ada sejengkal tanah pun yang tidak terdampak di Desa Bangket Parak,” terangnya.

Baca Juga :  Polisi Malaysia Usut Kasus PMI Tewas Ditembak

Meski begitu, pihaknya memastikan saat ini berbagai bantuan sudah diserahkan kepada warga terdampak. Pihak kesehatan juga sudah memantau kondisi kesehatan warga. “Di Desa Bangket Parak, selain hujan lebat, air semakin deras turun dari bukit karena bukit-bukit di sana habis ditanami jagung,” ucapnya.

Lebih jauh disampaikan bahwa kondisi saat ini air sudah mulai surut namun masih tetap menggenangi rumah warga. Berbagai stakeholder, tidak hanya dari Pemkab tapi juga dari Pemprov NTB, sudah turun memantau kondisi warga. “Kami sudah mendistribusikan Indomie dan selimut,” tambahnya. (met)