Korban Banjir Kabupaten Lombok Timur Merasa “Dicuekin”

BPBD Masih Rampungkan Data Kerugian Banjir

Banjir Kabupaten Lombok Timur
RERUNTUHAN RUMAH: Meskipun bencana banjir telah berlalu, namun tumpukan material sampah dan reruntuhan bekas bangunan, serta rumah di sejumlah titik lokasi bencana masih belum dibersihkan. (IRWAN/RADAR LOMBOK)

SELONG — Masa tanggap darurat telah usai sejak Juma’t lalu (25/11). Namun beberapa korban banjir merasa tidak puas dengan kinerja petugas yang lelet dalam menanggulangi dampak dari banjir yang menghantam bagian selatan Lombok Timur (Lotim) tersebut.

Seperti di Dusun Kondok, Desa Sepit, Keruak, nampak masih banyak tumpukan material dan sampah di titik-titik bencana. Warga banyak yang bekerja sendiri tanpa alat yang memadai, untuk membersihkan sisa-sisa material dan sampah yang ada.

Baca Juga :  Korban Banjir di Desa Beleka Mulai Terjangkit Penyakit

“Belum dibersihkan sampai hari ini,” ujar salah seorang warga, Inaq Hj. Rohani, yang rumahnya, dan rumah anak serta menantunya ikut dihantam banjir, Selasa kemarin (28/11).

Dia terpaksa kembali ke rumah, karena masa tanggap darurat sudah selesai. Sementara itu, Posko dan tenda tempat mereka tinggal yang dibangun di Sekolah Dasar (SD) Dusun Induk Sepit, juga sudah dibongkar. Karena anak-anak SD sudah kembali masuk sekolah, setelah beberapa hari mereka diliburkan karena pakaian sekolah dan peralatan sekolahnya hanyut oleh banjir.

Rohani memang berbeda dengan warga lain. Kalau korban banjir lainnya mereka mungkin bisa tinggal di rumah sanak familinya, namun dia terpaksa kembali ke rumahnya yang rusak, karena rumah sanak familinya juga rusak. “Di rumah ini juga baru hari ini (kemarin, red) listrik bisa hidup sejak kejadian. Air bersih juga susah, karena sumur masih kotor. Padahal waktu bapak-bapak itu datang kan banyak janjinya,” lirihnya.

Namun imbuhnya, untuk urusan logistik dia mengaku tak kekurangan sampai hari ini. Sebab, bantuan terus berdatangan. Dia juga sangat berterima kasih kepada relawan, donatur dan semua pihak yang terlibat guna membantu korban banjir.

Baca Juga :  Korban Banjir di Kabupaten Lombok Timur Masih Mengungsi

Sementara Kadus Kondok, Sepit, Keruak, Sudirman menyampaikan ada dua Kepala Keluarga (KK) yang terpaksa kembali ke rumah karena tenda posko sudah tidak ada lagi. “Kami disini juga kan masih was-was adanya banjir susulan. Apalagi musim hujan ini kan baru mulai,” katanya.

Bahkan, lanjutnya, ada desas-desus yang mengatakan akan ada banjir susulan yang lebih besar. Untuk itu pihaknya hanya bisa berharap agar rehabilitasi rumah warga dapat terealisasi secepatnya. “Gubernur dan BNPB juga kan bilang agar rumah warga segera direhabilitasi sesegera mungkin,” ujar Sudirman.

Sementara itu, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Lotim, Takdir mengatakan untuk rumah yang rusak dan fasilitas umum yang rusak sedang di data berapa riilnya. “Klarifikasinya ini besok. Untuk mereka yang kembali ke rumah tetap diberikan bantuan. Sekarang kan penanganan oleh kecamatan,” katanya via telepon.

Pendataan sendiri lanjutnya, sangat penting agar tidak salah. Data sendiri dari kecamatan dan SKPD terkait. “Kemarin oleh Mensos kan untuk yang rumah rusak berat akan diberi Rp 25 juta per unit. Sementara untuk rumah yang rusak ringan, tergantung perhitungannya,” lanjutnya.

Baca Juga :  Sekolah Terendam Banjir, Murid SDN Beleka Tidak Bisa Belajar

Terkait masalah sampah dan material sendiri, dia membantah kalau tidak ada pembersihan. Karena tim dari TNI dan Polri sudah membersihkan material di lokasi bencana, termasuk di Desa Sepit.

Takdir melanjutkan, usai masa tanggap darurat kini dalam masa transisi kepemulihan selama 2 bulan. Dalam masa inilah akan dibuat usulan-usulan sesuai dengan assesment dan SK Bupati. “Usulan-usulan dibuat menyikapi janji-janji dari pusat kemarin,” ujarnya.

Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, hingga kini masih sedang merampungkn data jumlah kerusakan rumah warga, infrastruktur, termasuk total kerugian yang ditimbulkan. Baru setelah itu akan mengajukan permintaan penerbitan SK dari Bupati untuk diajukan ke Badan Penaggulangan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Sebelumnya, BNPB sendiri telah meminta Pemkab Lotim untuk menerbitkan SK terkait dengan data kerusakan dan jumlah kerugian. Tapi permintaan itu belum bisa dipenuhi sampai sekarang, karena masih dalam proses pengumpulan data yang lebih valid. “Kita sudah lakukan validasi data yang akurat,” jawab Kabid Darurat BPBD Lotim Rusnan.

Validasi data itu sendiri lanjutnya, ditargetkan sudah selesai dilakukan besok (hari ini, red). Bahkan pihaknya juga telah melakukan pertemuan dengan sejumlah SKPD terkait. Dimana beberapa SKPD terkait telah menyatakan kesiapan untuk menyerahkan datanya hari ini. “Sehingga kalau datanya sudah rampung. Baru kita minta penerbitan SK terkait dengan berapa data korban, dan kerugian yang akan kita ajukan,” lanjut dia.

Dikatakan, Sebelum data itu valid tentu mereka tidak bisa mengajukan permintaan penerbitan SK dari Bupati. Karena dikhawatrikan jangan ada kerusakan lainnya yang belum terdata, sehingga tidak ada yang akan membiayai untuk perbaikannya. “Kita takutnya kalau ada yang terlewati, siapa yang akan membiayainya,” terang dia.

Baca Juga :  Desain Bendungan Pandandure Dipertanyakan ?

Selanjutnya kata dia, jika pendataan telah selesai dilakukan, maka BPBD terlebih dahulu akan menerbitkan SK. Baru setelah itu disodorkan kebagian hukum untuk dikaji kembali. Setelah  semuanya dinyatakan valid, kemudian disodorkan kembali ke Sekda untuk ditanda tangani.

“Baru kemudian di ajukan ke Pak Bupati untuk diterbitkan SK nya. Setelah SK Bupati keluar, baru kita lampirkan  ke dokumen pengajuan ke BNPB untuk segera dikeluarkan dana perbaikannya . Sebelum akhir Desember semuanya harus sudah rampung . Sehingga di awal Desember sudah bisa kita ajukan,” janjinya.

Terkait dengan perbaikan rumah warga yang mengalami rusak berat, memang itu akan menjadi prioritas utama. Hal ini pun kata dia, telah disampaikan langsung oleh Kepala BNPB ketika turun langsung meninjau lokasi banjir beberapa waktu lalu.

Baca Juga :  Giliran Warga Tiwugalih Kabupaten Lombok Tengah Terendam Banjir

“Perbaikan rumah yang jadi prioritas. Karena senyaman apapun warga tinggal dirumah keluarga dan kerabatnya. Kalau terlalu lama mereka disana jelas tidak nyaman. Makanya perbaikan tahap awal ini adalah rumah,” pungkasnya. (cr-wan/lie)

Komentar Anda