Banjir dan Longsor di Malaka, 965 KK Mengungsi

BANJIR DAN LONGSOR: Akibat hujan deras mengakibatkan banjir dan longsor terjadi di Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, KLU, dan banjir kiriman di wilayah Kerandangan, Kabupaten Lombok Barat, Minggu (16/10). (DERY HARJAN/RADAR LOMBOK)

TANJUNG — Hujan deras yang terjadi Minggu (16/10) kemarin, mengakibatkan banjir dan longsor di wilayah Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara (KLU). Selain itu, akibat luapan sungai-sungai di KLU itu juga membuat daerah Lombok Barat (Lobar) di perbatasan, Dusun Kerandangan, Desa Senggigi, mendapat banjir kiriman.
Informasi dari warga setempat, hujan dimulai sekitar pukul 11.00 Wita. Akibat hujan yang berlangsung selama beberapa jam itu, tak berselang lama mengakibatkan banjir bandang dan tanah longsor, sehingga beberapa rumah warga dikabarkan rusak. “Ada tiga sampai empat rumah (rusak) yang ada di dalam sana,” ujar warga Setangi Desa Malaka, Heri.

Kepala Desa Malaka, H. Ikhwan mengatakan akibat hujan deras tersebut, mengakibatkan banjir dan longsor di beberapa titik di Desa Malaka. “Ada empat dusun yang terdampak di desa kami, yaitu Dusun Setangi, Lendang Luar, Badung dan Malimbu. Warga kami yang terdampak ada 965 KK,” ujarnya.
Saat ini pihaknya kata Ikhwan membutuhkan bantuan dari pihak terkait, baik itu dari BPBD, SAR, Dinas Sosial, TNI maupun Polri. “Kami butuh bantuan para pihak terkait, baik dari tingkat kabupaten ataupun provinsi untuk turun membantu kami mengevakuasi warga yang terdampak,” pintanya.
Untuk rumah yang tergenang akibat banjir kata Ikhwan, sementara ini dilaporkan baru sekitar 85 unit, yang tersebar di empat dusun tersebut.

Baca Juga :  Giliran Pengadangan Diterjang Banjir

Pihaknya sejauh ini belum bisa berbuat banyak, karena keterbatasan personel maupun sarana prasarana. “Akibat tanah longsor di beberapa titik tersebut, ada material yang menutup jalan dari Senggigi ke Pemenang,” ungkapnya.
Kapolsek Pemenang, IPTU Lalu Eka mengatakan bahwa pihaknya sudah menurunkan anggota untuk melakukan evakuasi. Saat ini pihaknya belum bisa memastikan apa saja kerusakan yang ditimbulkan. “Informasi yang beredar itu ada beberapa rumah (rusak). Tetapi itu masih dicek oleh anggota. Begitu juga kondisi warga. Saat ini belum ada laporan korban jiwa,” ungkapnya.

Selain membantu mengevakuasi warga yang terdampak, pihaknya juga melakukan pengaturan arus lalu lintas. Karena akibat longsor di beberapa titik tersebut, membuat jalan di sekitar Malaka saat ini belum bisa dilalui kendaraan roda empat.
“Pengendara di simpang empat Ampenan, yang hendak hendak ke Pemenang itu kita minta putar balik. Kita sudah kordinasi dengan Polsek Senggigi. Begitu juga yang dari arah perempatan Pemenang hendak ke Senggigi, kita minta putar balik dan lewat Pusuk,” ujarnya.

Sementara Kepala Bidang Kesiapsiagaan BPBD KLU, I Nyoman Juliada, yang dikonfirmasi belum ada tanggapannya. Begitu juga dengan Camat Pemenang, Datu Aryanata. Ketika Radar Lombok sudah berusaha menghubungi via WhatsApp, hingga berita ini ditulis belum ada tanggapannya.
Sebelumnya Analisis Kebencanaan BPBD KLU, Agus Heru Purnomo memprediksi curah hujan akan terus meningkat dari Oktober hingga awal tahun 2023. Tingginya curah hujan tersebut perlu diwaspadai, dan pihaknya juga sudah melakukan identifikasi pada beberapa aliran sungai.
Saat ini pihaknya telah menetapkan 10 aliran titik sungai yang teridentifikasi membawa banjir bandang. “Tiga diantaranya adalah kali Segara, Kali Pemenang dan Kali Sokong,” katanya.

Baca Juga :  Giliran Pengadangan Diterjang Banjir

Secara umum banjir bandang dapat terjadi karena intensitas curah hujan yang sangat ekstrim pada wilayah hulu. Kemudian tergerusnya lapisan permukaan tanah dan material lainnya yang terbawa ke aliran kali. Pada tiga kali (sungai) yang disebutkan, pihaknya telah menetapkan statusnya sebagai kali permanen.
“Kami sudah tetapkan status tiga kali (sungai) tersebut, yaitu kali permanen. Selebihnya ada kali dengan kategori episodik dan periodik, yang biasanya aliran kali seperti ini ada di Bayan dan Kayangan,” jelasnya.

“Data kita sebelumnya pernah terjadi banjir bandang pada dua aliran kali, yaitu kali Pemenang dan Segara. Potensi itu tetap ada karena kenaikan hidrometrologi,” imbuhnya.
Untuk hal tersebut, Kota Tanjung berpotensi juga sebagai areal limpasan karena dihimpit dua kali, yaitu Kali Sokong pada sebelah barat dan Kali Segara pada sebelah timur, sehingga perlu ada mitigasi dini. “Jadi, semua harus diantisipasi. Kita juga terus kordinasi dengan pihak terkait lainnya,” ujarnya. (der)

Komentar Anda