Banjir Bandang Terjang Empat Desa di Pringgabaya

BANJIR BANDANG: Akibat meluapnya sungai Cermai yang membelah Desa Seruni Mumbul dan Labuhan Lombok, menyebabkan ratusan rumah di dua desa ini terendam banjir bandang, Selasa (17/1) (JALAL/RADAR LOMBOK)

SELONG—Akibat hujan lebat yang terjadi Selasa siang kemarin (17/1), di wilayah hulu, empat desa di Kecamatan Pringgabaya, masing-masing Seruni Mumbul, Labuhan Lombok, Pringgabaya Utara dan pringgabaya dilanda banjir bandang. Akibatnya ratusan rumah yang ada di empat desa tersebut terendam banjir, serta puluhan lahan pertanian warga juga ikut terendam.

Banjir paling parah melanda desa Seruni Mumbul  dan Labuhan Lombok, dimana air kiriman dari Kecamatan Suela yang melintasi sungai Cermai yang membelah Desa Labuhan Lombok dan Seruni Mumbul tersebut merendam dua dusun di Seruni Mumbul dengan jumlah rumah terendam mencapai 230 rumah di Dusun Kampung Mandar dan Bajo, serta 12 rumah di Dusun Kampung Sasak.

Sedangkan di Desa Labuhan Lombok sebanyak 150 rumah terendam di Kampung Turingan, dan 50 rumah di Banjar. Sementara di Pringgabaya Utara sebanyak 10 rumah di Dusun Tinggir dan 6 rumah di Dusun Dasan Segara. Sedangkan di Desa Pringgabaya banjir terjadi di Dusun Ketapang, dengan jumlah rumah terendam sekitar 10 rumah.

Baca Juga :  Banjir Datang, SDN 1 Sukaraja Lumpuh

Kepala Desa Labuhan Lombok, L Muliadi, saat dikonfirmasi Radar Lombok mengatakan, kasus serupa terjadi tahun lalu akibat sungai desa yang meluap dan menggenangi rumah-rumah warga. “Ini akibat air kali yang meluap sebagai akibat hujan lebat yang terjadi sejak siang di hulu, sehingga mengakibatkan ratusan rumah warga terendam,” katanya.

[postingan number=3 tag=”banjir”]

Sementara itu, salah satu warga Dusun Kampung Mandar mengatakan bahwa banjir hampir setiap tahun terjadi dan melanda kampungnya. Sehingga pihaknya berharap pada pemerintah segera mencarikan solusi, agar banjir tidak lagi terulang menerjang kawasan pemukiman mereka. “Kami sejak lama berharap adanya perbaikan terhadap talut sungai, agar air sungai tidak meluap seperti ini,” kata Daeng.

Baca Juga :  KLU Berbagi dengan Korban Banjir Bima

Hal senada juga diungkapkan oleh warga setempat, bahwa banjir memang kerap melanda kampung mereka yang berada dekat dengan sungai. Karena musibah ini nyaris terjadi setiap tahun, sehingga mereka berharap ada solusi dari pemerintah, baik dengan melakukan normalisasi sungai yang kini mengalami pendangkalan, maupun dengan meninggikan dan membangun talut, sehingga air tidak lagi meluap dan menyebabkan penderitaan bagi masyarakat.

Untuk sementara masih belum diketahui berapa besar jumlah kerugian akibat musibah tersebut. Kerugian yang dialami warga akibat musibah ini rata-rata karena barang-barangnya terendam, seperti kasur bantal dan kursi, elektronik dan peralatan rumah tangga lainnya.

Sementara petugas dari BPBD Lotim dan SAR, sejak sore kemarin juga telah berada di lokasi bencana, guna membantu dan melakukan evakuasi masyarakat yang tertimpa bencana. (lal)

Komentar Anda