Baihaqi Bernyali, Calon Lain Berani?

Debat Visi-Misi Saban Minggu

H Baihaqi

MATARAM-Pengamat Politik UIN Mataram Agus  mendorong adu visi-misi Paslon diperbanyak dengan memanfaatkan media tekonologi informasi. “Di tengah situasi pandemi seperti saat ini, debat-debat terbuka seharusnya diperbanyak,” kata Kandidat Doktor Universitas Diponergoro itu.

Masyarakat ibu kota perlu mengenal lebih dalam visi-misi Pasangan Calon (Paslon). “Pemilih pemula dan rasional populasinya tertinggi, saya fikir mereka belum menentukan pilihan mau pilih yang mana,” imbuhnya.

Penyelenggara dan NGO punya ruang dan kesempatan untuk menyiapkan panggung-panggung debat. “Alternatif bagi masyarakat untuk mengenal calonnya lebih dekat,” ulas mantan komisioner KPU NTB itu.

Minat pemilih pemula dan rasional sangat tinggi untuk mengetahui para kandidat. Begitupun gagasan mereka dalam membangun ibu kota.

Namun pandemi membuat rapat umum atau kampanye terbuka ditiadakan. Praktis ruang untuk mengenal paslon semakin sempit.

Kesiapan para kandidat duduk dalam satu panggung diutamakan. Dengan begitu mereka dapat saling menguji kedalaman ide dan gagasan.

Tidak hanya sekadar monolog menyampaikan visi-misi tanpa ada yang mengkritisi. Hal ini sesuai dengan karater pemilih rasional yang cendrung analitis dan kritis. “Setelah itu mereka dapat menyimpulkan mana yang akan dipilih,” ulasnya.

Agus meyakini saat ini tidak ada paslon dominan. “Masing-masing punya kelebihan dan kelemahan,” tegasnya.

Seingga, penentu kemenangan terletak pada pemilih rasional dan pemula. “Siapa yang dapat merebut suara mereka, paslon itu punya peluang besar menang,” pungkasnya.

Ketua Tim Pemenangan BARU H Zainul Aidi menyambut positif ide itu. “Saya kira itu usul yang sangat bagus dan BARU sangat siap,” imbuhnya.

Bila perlu dia menyarankan ada pihak yang secara bergiliran memfasilitasi adu visi misi. “Kalau tunggu debat KPU masih lama dan kabarnya cuma sekali, kami malah maunya setiap minggu,” imbuh Sekretaris DPD Partai Demokrat NTB itu. 

Adu visi-misi menurutnya tidak harus dengan persiapan mewah dan mahal. Teknologi saat ini memungkinkan menyelenggarakan debat secara realtime kapanpun. “Bisa pakai aplikasi zoom meeting, itu saya rasa murah dan masyarakat ibu kota bisa mengikutinya di manapun,” usulnya.

Penyelenggara bisa dari NGO yang concern di berbagai bidang. NGO di bidang transportasi publik, lingkungan, tata kota, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain. “Pak Baihaqi dan ibu Diyah sangat siap, kami ingin warga kota mengenal siapa calon pemimpin dan gagasannya, jangan ada kesan beli kucing dalam karung,” pungkasnya. (dir/*)

Komentar Anda