Bahas Pilkada, Mega Bertemu Jokowi

MAKAN SIANG: Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri Senin kemarin (21/11).

JAKARTA – Presiden Joko Widodo Senin kemarin (21/11)  menerima kedatangan Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri di Istana Negara, Jakarta.

Pertemuan kedua tokoh nasional tersebut berlangsung akrab dan hangat. Keduanya membahas hal-hal strategis terkait dukungan penuh pada upaya menjaga tegaknya Empat Pilar Kehidupan berbangsa dan bernegara.

Jokowi dan Megawati juga membahas situasi politik nasional dan internasional, serta pelaksanaan pilkada serentak tahun 2017.

Setelah keduanya bertemu empat mata, Pak Jokowi dan Bu Mega kemudian didampingi Menko bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani serta Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto.

Presiden Joko Widodo mengaku banyak hal yang dibicarakannya saat makan siang dengan Ketua Umum PDI Megawati Soekarnoputri.Salah satuhnya membahas soal pelaksanaan pilkada. "Sekali lagi, pilkada ini ada di 101 kabupaten, kota dan provinsi. Bukan hanya di Jakarta. Menang atau kalah dalam pilkada itu adalah sesuatu yang biasa," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan, yang terpenting dalam pilkada adalah sesama kandidar saling menghormati dan menghargai. Tak hanya itu, mereka juga membahas berbagai masalah yang sedang dihadapi dalam negeri saat ini.Namun, Jokowi tidak memerincinya."Komunikasi seperti pada siang ini sangat efektif untuk menemukan berbagai solusi dari permasalahan-permasalahan bangsa yang ada. Tadi kami bicara masalah makro ekonomi, yang berkaitan dengan politik nasional kita dan juga hal yang bersifat urusan sosial," imbuh Jokowi.

Baca Juga :  Apa pun Partainya, Kader NW Wajib Menangkan Jokowi-Ma’ruf

Saat makan siang, Jokowi mengaku menyantap bakmi godok bersama mantan Presiden tersebut.

"Tadi makanannya bakmi. tapi bukan saya yang masak yang membawa dari Ibu Mega. jadi beliau membawa bakmi godog dan bakmi goreng untuk makan di Istana," pungkas Jokowi.

Megawati sendiri meminta  ada pertemuan antarpetinggi parpol.  Itu terkait dengan pelaksanaan pilkada serentak tahun depan. Yaitu pertemuan antara semua ketua umum partai politik. "Seperti kemarin kan saya bertemu dengan Ketum Partai Golkar. Lalu mungkin beberapa hari ini saya akan bertemu dengan beberapa juga partai pendukung presiden. Itulah permintaan saya pada beliau. Saya minta izin supaya saya bisa bertemu berkomunikasi lagi," ujar Megawati.

Menurut Mega, saat ini sudah tidak ada Koalisi Indonesia Hebat karena dua partai dari Koalisi Merah Putih (KMP) sudah berpindah haluan mendukung pemerintah. Karena itu, pelaksanaan pilkada pun harus saling mendukung. Pasalnya, dia melihat saat ini PAN, PPP dan PKB mengikuti pilkada dengan pencalonan yang berbeda.

Dia berharap sesama parpol pendukung pemerintah bisa mencalonkan di pilkada."Padahal pada waktu-waktu yang lalu sebetulnya saya sudah mengatakan bahwa baiknya ya kalau tadinya sudah bersatu di dalam sebuah penguatan di pemerintahan, ya seharusnya juga di dalam pilkada-pilkada kita juga bisa bersama-sama. Tetapi adalah hak partai untuk menentukan hal-hal seperti itu," kata  Megawati.

Baca Juga :  NW Dukung Jokowi di Pilpres 2019

Megawati mengatakan, banyak berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo dengan mengenai berbagai masalah dalam negeri.Salah satu yang mereka bahas saat itu adalah mengenai penegakan hukum di Indonesia."Saya ke sini bukan sebagai ketum partai, tapi sebagai Presiden ke-5. Saya katakan pada beliau  (Jokowi) yang patut diingatkan pada warga bangsa, kita ini negara hukum, kita punya aturan-aturan yang mengikat pada semua warga negara," ujar Mega.

Dia mencurigai ada sesuatu yang dilakukan beberapa pihak untuk membesar-besarkan pilkada di Jakarta. Karena itu, Megawati meminta media massa untuk tidak memanas-manasi situasi yang terjadi saat ini. "Seharusnya kita sendiri menjaga. Kalau saya perhatikan pada 4 November kemarin, itu kelihatan sekali bahwa banyak mereka yang tidak mengerti yang dibawa untuk ikut serta. Lalu dikatakan kalau sejak awal sudah damai, di ujungnya semua juga melihat ada yang berupa justru menjadi tidak baik," pungkas Mega.(adk/flo/jpnn)

Komentar Anda