Bahan Dari Limbah, Serius Tekuni Bersama Istri

Berkembangnya  Capoeira,  bela diri tradisional asal Brasil  di Mataram menjadi berkah bagi Abdul Muis. Dia jeli melihat  peluang sehingga bisa mendatangkan penghasilan.

 


ZULFAHMI–MATARAM


 

Capoeira tidak bisa dilepaskan dengan musik. Setiap atraksinya,

menggunakan iringan alat musik.  Inilah yang dijadikan peluang oleh  Abdul Muis, salah satu pelatih di Komunitas Capoeira Bimbabele Lombok.

Berawal dari keikutsertaannya dalam komunitas Capoeira pada tahun 2005  lalu, Abdul Muis tidak hanya  mempelajari setiap jurus-jurus di  bela diri Capoeira, melainkan juga mencermati dan melihat secara  detail bagaimana proses pembuatan alat-alat musik yang digunakan  selama ini.

Setelah hampir kurang lebih 8 tahunan bergelut dengan dunia Capoeira, Muis akhirnya mencoba untuk memproduksi beberapa jenis alat musik yang dipakai saat penampilan Capoeira. Ditemui di kediamannya di Jalan Matahari, Gomong, Eziq sapaan akrabnya  menuturkan kalau aktivitas menggeluti kerajinan alat musik Capoeira sejak tahun 2014.  " Berawal dari melihat-lihat setelah itu coba sendiri untuk membuat,"terangnya kemarin.

Hasil kerajinannya ternyata  cukup diminati pasar. Eziq semakin serius menggelutinya. Dia juga melibatkan istrinya.  Hasilnya sekarang kerajinan yang sudah dihasilkan dipasarkan secara online, bahkan sebagian ada juga yang masuk ke pasar modern, seperti celengan yang dibuat dari buah  maja." Ada satu produk kita yang bisa tembus pasar modern," tegasnya.

Bahan baku kerajinan  yang dihasilkan Eziq   dari barang limbah seperti ban bekas, buah maja, kayu dan dari bebatuan serta pasir.Adapun jenis-jenis alat musik yang dihasilkan yakni   Brimbau  yakni alat musik sejenis gitar yang  berbentuk busur panah.  Alat musik lainnya yakni  Kasisi, Atabaki dan  Bongo yang mirip dengan gendang. " Peminat alat musik ini  berasal dari masyarakat umum dan anggota komunitas,'' paparnya.

Menurut Eziq, kalau dari masyarakat umum kebanyakan mereka membeli alat musik ini dimanfaatkan sebagai pajangan saja di rumah. Sementara dari  anggota  komunitas Capoeira dipakai untuk  berlatih.

Alat-alat  musik yang dihasilkan ini dijual dengan harga bervariasi   mulai dari Rp  200 ribu. Untuk produksinya  saat ini memang belum terlalu besar, tergantung permintaan." Bahannya sudah siap semuanya, tinggal tunggu orderan saja," tegasnya.Selain alat musik, pihaknya juga membuat berbagai macam kerajinan-kerajinan seperti gantungan kunci, bingkai, jam pasir, gelang dan souvenir lainnya. (*)

 

Komentar Anda