Awal Dicemooh Warga Sekitar, Kini Punya Penghasilan Puluhan Juta Sebulan

YOUTUBER SUKSES : Rodiman saat mengambil foto di kantor post google adsense yang diperoleh dari kanal youtube dikelola. (ISTIMEWA/RADAR LOMBOK)

Konten kreator atau jadi youtuber kini banyak digandrungi banyak orang. Penghasilan diperoleh jadi youtuber sangat menjanjikan. Tetapi jadi youtuber dengan penghasilan menjanjikan tidak semudah dibayangkan. Seperti dialami Rodiman, Youtuber asal Sembalun Lombok Timur.


Ahmad Yani-Lombok Timur


RODIMAN mengenang masa awal-awalnya merintis kanal youtube pada 2019 lalu. Pada awalnya merintis kanal youtube tersebut, banyak duka dan hambatan dialami pemuda yang berprofesi sebagai guru honorer tersebut.

Dia banyak memperoleh cibiran dan cemoohan dari orang sekitarnya. Bahkan, dari istri dan keluarga terdekatnya. Bahwa apa dilakukan Rodiman dengan membuat kanal youtube disebut pekerjaaan yang sia-sia. “Banyak mencibir dengan mengatakan apa saya lakukan adalah pekerjaan sia-sia,” kenang pria 29 tahun tersebut kepada Radar Lombok, kemarin.

Kendati banyak cibiran dan cemoohan diperoleh dari orang terdekat tak menyurutkan langkah dan tekad Rodiman untuk terus berkreasi membuat konten di kanal youtubenya. Dia menyakini, dengan tetap istiqomah berkreasi membuat konten yang menarik bagi kanal youtubenya, dia akan bisa memperoleh hasil memuaskan. “Saya sangat memegang prinsip, usaha tidak pernah mengkhianati hasil,” ucap pria asal Sembalun tersebut.

Dia menuturkan, saat mulai membuat konten youtube pada 2019 dengan hanya bermodalkan HP sederhana miliknya. Sebagai guru Bahasa Inggris di Pondok Pesantren Cendekia Darul Lutfiyah Murni NW Aikmel. Rodiman banyak konten terkait pembelajaran Bahasa Inggris dengan kanal youtube dinamakan Situs Edukasi.

Selain itu, dengan membuat konten dianggap sebagai bentuk penyaluran hobinya. Baginya, cibiran dan cemoohan diperoleh tersebut sebagai cambuk bagi dirinya untuk terus berkreasi dan inovatif dalam menghasilkan konten youtube.

Dia menuturkan, pada awal mulai upload video kanal youtubenya pada 2019, ia harus berpindah-pindah dari satu kafe ke kafe lainya di seputaran Aikmel, Lenek dan Selong. Tentu kafe yang menjadi tujuannya adalah kafe yang memiliki Wifi. Dengan hanya memesan secangkir kopi, dirinya bisa delapan jam di kafe itu untuk bisa mengupload video. “Kadang-kadang saya ditegur pemilik kafe, hanya pesan secangkir kopi tapi saya bisa berjam-jam nongkrong. Tapi mereka tidak tahu saya lagi upload video,” tuturnya.

Pelan tapi pasti. Kanal youtube dikelola itu banyak memperoleh respon positif. Alhasil, setelah sekitar enam bulan, kanal youtube pertama miliknya itu sudah memenuhi syarat untuk memperoleh google adsense.

Dengan memperoleh google adsense, dia berhak memperoleh penghasilan dari youtube. “Gaji pertama dari youtube saya sedekahkan untuk anak yatim dan mentraktir teman,” paparnya.

Dalam perjalanan saat ini, lanjut dia, Rodiman mengelola 10 kanal youtube. Dari konten kreator dilakoni tersebut, Rodiman sudah memperoleh penghasilan puluhan juta per bulan. Penghasilan tertinggi yang diperoleh bisa mencapai Rp 50 juta. Itu jika konten di-upload viral atau banyak ditonton.

Tetapi rata-rata penghasilan yang diperoleh perbulan berkisar 15 juta hingga Rp 20 juta. Dari penghasilan jadi youtuber itu, Rodiman sudah membeli mobil dan membangun rumah tiga lantai di kampung halamannya di Sembalun.

Menurutnya, salah satu kunci jadi youtuber sukses adalah istiqomah dalam membuat konten. Karena dari sekian konten di-upload sangat terbuka ada konten jadi viral. “Sekarang apa saya lakukan, didukung penuh istri dan keluarga,” paparnya.

Dengan capai sudah dicapai tersebut, Rodiman saat ini berupaya mengajak kepada pemuda di Lombok Timur umumnya, dan khususnya di Desa Sembalun agar meniadi konten kreator. Jadi konten kreator cukup menjanjikan. Ia pun saat ini membentuk komunitas agar mendorong pemuda di Lotim berkreasi jadi konten kreator.

Ia pun banyak memberikan trik dan tips, bagaimana membuat konten yang menarik. Sehingga konten itu bisa memperoleh respon positif dari pengunjung youtube. “Dengan memiliki kanal youtube sudah dimonetisasi, ibarat kita memiliki mesin pencetak uang. Tinggal bagaimana kita mengoptimalkan mesin cetak itu dengan membuat konten yang menarik,” pungkasnya. (**)