Atlet Tuntut Pelatda PON Dilanjutkan, Pemprov dan KONI NTB Diharapkan Bisa Kerja Sama

CURHAT: Inilah sejumlah atlet NTB yang menuntut Program Pelatda PON dilanjutkan kembali. (NASRI/RADAR LOMBOK)

MATARAM–Sejumlah atlet peraih medali di PON Papua 2021 menuntut program Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) PON dilanjutkan kembali. Lantaran jadwal Pra-PON sudah mulai bergulir di beberapa cabor.

Mewakili puluhan atlet Pelatda PON lainnya, tampak Andrian, Dian Ekayanti, I Dewe Ayu Ita Aryanti (Atletik), Rini Kurniati (Kempo), Ade Irma Suryani (Panjat Tebing), dan Shinta Agustini, Ainun Azizah (Tinju) memberikan keterangan pers di hadapan awak media, di GOR 17 Desember, Mataram.

“Pemerintah dan KONI NTB harus bisa kerja sama dengan baik. Ini demi kita sebagai atlet. Pelatda harus dilanjutkan kembali,” ujar atlet panjat tebing peraih medali emas PON Papua 2021, Ade Irma Suryani, Senin (13/3).

Menurutnya, dihentikannya program Pelatda PON sangat disayangkan. Karena di tahun 2023 ini jadwal Pra-PON sudah mulai bergulir. Sedangkan kondisi atlet tidak begitu maksimal kualitasnya akibat tidak menjalankan latihan terukur dan terprogram. “Porsi latihan kita gak jelas setelah Pelatda bubar. Sementara kita dituntut pertahankan raihan medali emas,” ucapnya kecewa.

Senada, Atlet Kempo peraih emas PON Papua 2021, Rini Kurniati mengatakan, program Pelatda sangat penting saat-saat ini. Mengingat sejumlah kejuaraan yang menjadi syarat bisa tampil di PON Aceh-Sumut 2024 sudah di depan mata. Keadaan atlet yang mendapat beban berat pertahankan medali emas sangat memprihatinkan.

Baginya, program Pelatda harus secepatnya digelar kembali. Karena mustahil target 20 medali  emas bisa terwujud jika Pelatda tidak dijalankan. Program pelatda sangat besar dampaknya untuk kualitas atlet. Karena porsi latihan, nutrisi atlet dan yang lainnya sangat terjaga dengan baik. “Tapi sekarang kita latihan seadanya. Nutrisi pun tidak terjaga, karena hanya mengonsumsi nasi kaput,” Bebernya.

Sementara itu, Dian Ekayanti atlet Atletik peraih emas menyebut, pemerintah provinsi dengan KONI NTB harus membangun kerja sama yang baik demi atlet NTB. Ia berharap, jangan sampai atlet yang dikorbankan, padahal sudah berjuang dengan keringat dan bahkan darah.

Dihentikannya Pelatda dengan alasan apapun untuk saat ini merupakan keputusan yang keliru. Karena saat ini sudah waktunya berperang, namun amunisi sudah tidak ada. Lantaran program yang dijalankan terhenti di tengah jalan. Padahal di bulan-bulan ini, program latihan atlet harusnya sudah masuk program khusus. “Bagaimana mau dapat 20 emas kalau begini. Kita di Atletik, 2 hari saja tidak latihan terukur, maka latihan sebelumnya akan sia-sia,” Sesalnya.

Senada, atlet Atletik I Dewe Ayu Ita Aryani mengaku sudah tidak berdaya dengan tidak adanya lagi Pelatda PON. Karena sementara ini ia harus tanggung sendiri segala kebutuhan latihannya. Sedangkan dia belum punya kerjaan apapun.

Di samping itu, kondisi kebugaran tubuhnya juga sudah mulai menurun. Sementara atlet seperti dia yang turun di nomor lempar lembing harus memiliki ukuran tubuh yang gempal dan berisi. Namun sekarang keadaannya sudah mulai kurus dan tidak begitu perkasa untuk melempar lembing sesuai limit. “Kalau nomor pertandingan saya itu harus dituntut punya kekuatan yang lebih. Sehingga porsi makan pun harus lebih dari atlet yang lainnya. Tapi kenyataannya sekarang ini tidak demikian, karena Pelatda terhenti,” Katanya.

Dengan demikian, para atlet sangat berharap Pelatda bisa dijalankan kembali. Ini semua demi NTB yang akan dibelanya di PON 2024. Karena jika tidak dilanjutkan, sejumlah atlet sudah mulai banyak mendapat tawaran untuk membela daerah lain dengan kesejahteraan yang terjamin. “Nasib atlet juga harus diperhatikan. Mohon jangan buat kita kecewa,” ujar Andrian, salah satu atlet atletik senior NTB.

Diketahui, atlet yang mengisi program Pelatda berjumlah 46 atlet dari 9 cabor peraih medali PON Papua 2021 lalu. Kemudian jumlah pelatih yang mengontrol latihan atlet berjumlah 16 orang. (rie)

Komentar Anda