Atasi Hama Tungao, Distanbun NTB Turunkan Tim

Atasi Hama Tungao, Distanbun NTB Turunkan Tim
SERANGAN HAMA: Tampak butir tanaman cabai petani yang layu dan mengering akibat serangan hama Tungao. Kalau tak segera diatasi, bisa menyerang tanaman hortikultura lain seperti strawberry, wortel, kentang dan lainnya. (IST)

MATARAM–Serangan hama Tungao ‘mite’ yang merusak tanaman cabai petani di wilayah Sembalun, Kabupaten Lombok Timur (Lotim), mendapat perhatian serius Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB.

Bahkan Kepala Distanbun Provinsi NTB, Husnul Fauzi langsung menurunkan tim untuk melakukan pemeriksaan dan penelitian terkait serangan hama Tungao di Sembalun ini. “Saya akan langsung turun cek bersama tim,” kata Husnul Fauzi, Jumat kemarin (21/7).

Husnul mengaku jika pihaknya belum mendapatkan laporan terkait adanya serangan hama Tungao ‘mite’ yang telah merusak tanaman cabai petani di Sembalun. Selain itu, pihak Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Timur juga belum melaporkan secara resmi dengan adanya serangan hama yang bisa berdampak, dan merusak tanaman hortikultura lainnya. Tidak hanya cabai saja, tapi juga bawang putih, kentang dan lainnya.

Adanya temuan serangan hama Tungao di tanaman cabai di Sembalun, Husnul memastikan pihaknya akan menanggulanginya. Bahkan pihaknya juga akan melibatkan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan NTB dan Dinas Pertanian Kabupaten Lotim untuk melakukan penelitian, dan selanjutnya memberikan solusi dalam menanggulangi sebaran hama Tungao yang sudah merusak tanaman cabai petani di Sembalun.

“Yang pasti ditanggulangi dengan mengatasi penyemprotan inangnya atau media hinggap, dan tanaman dimusnahkan. Sedangkan pestisidanya kita identifikasi yang cocok,” terangnya.

Sebelumnya, pakar bakteri dari Fakultas Pertanian, Unram, Prof. H. Muhammad Sarjan, bersama tim mengaku menemukan serangan hama Tungao ‘mite’ yang telah merusak tanaman cabai petani Sembalun. Akibatnya, petani di Sembalun terpaksa memusnahkan tanaman cabai mereka, karena rusak disebabkan oleh virus hama Tungao.  

Baca Juga :  Distanbun NTB Usulkan Benih Nasional untuk Lahan Kering

Menurut Prof. H. Muhammad Sarjan, serangan hama Tungao (mite) telah merusak tanaman cabai petani di Sembalun. Hama jenis Tungao (mite) ini merupakan salah satu virus penyerang secara massif di tanaman cabai petani di Sembalun. “Serangan hama Tungao ini cepat menyebarnya. Akibatnya, petani terpaksa memusnahkan tanaman cabai mereka,” kata Prof. Sarjan, Kamis lalu.

Dikatakan, persebaran virus Tungao (mite) ini sangat cepat. Terlebih lagi penanganan virus Tungao ini oleh petani cabai di Sembalun salah, menggunakan obat-obatan pestisida. Hal tersebut lumrah, karena hama Tungao ini baru pertama kali menghinggapi tanaman petani di Sembalun. Sehingga mereka tidak memahami upaya dan obat-obatan apa yang digunakan untuk membunuh hama jenis Tungao ini.

Parahnya lagi, hama Tungao ini tidak hanya menyebarkan virusnya untuk tanaman cabai saja. Melainkan juga bisa merusak tanaman lainnya seperti bawang putih, strawberry, kentang, dan wortel di wilayah Sembalun. Karena itu, pemerintah sudah semestinya turun tangan untuk memberikan edukasi dan penanganan dalam jangka pendek, terkait serangan hama Tungao (mite) yang bisa merugikan petani.

Baca Juga :  Hama Wereng Mulai Serang Padi Petani

Terlebih lagi, sekarang ini di kawasan Sembalun mulai banyak penanaman pembenihan bawang putih Sembalun, untuk suplay kebutuhan nasional, yang merupakan program dari Kementerian Pertanian, BUMN, Kementerian Desa, Bank Indonesia dan juga PT Pupuk Indonesia.

Hama Tungao ini bisa mengancam berbagai tanaman tersebut. Karena itu, perlu ada antisipasi dari pihak terkait. “Kalau tidak cepat diantisipasi, bisa membahayakan tanaman jenis lainnya. Karena itu perlu langkah cepat dari pihak terkait,” ujarnya.

Sarjan mengatakan, saat ini pihaknya bersama Tim Unram sudah turun melakukan penelitian, dan langkah apa yang perlu digunakan untuk menekan penyebarluasan hama Tungao tersebut. Sehingga tidak menyebar dan merusak tanaman lainnya.

Sebelumnya petani cabai ketika terjadi serangan hama Tungao ini mereka mengira hanya bakteri biasa saja, sehingga menggunakan obat-obatan jenis insektisida, tapi ternyata tidak mempan. “Kalau pakai insektisida, sudah pasti tidak akan mempan. Karena bukan serangga untuk dikendalikan,” jelasnya.

Seharusnya sambung Sarjan, petani mengendalikan serangan hama Tungao ini menggunakan dari pestisida golongan Akarisida. Hanya saja, petani belum mengetahui dan memahami jenis hama Tungao yang menyerang tanaman cabai. Sehingga mereka para petani hanya menggunakan jenis insektisida. “Serangan hama Tungao ini harus segera ditangani. Kalau tidak bisa merusak tanaman lainnya,” pungkasnya. (luk)

Komentar Anda