Astra Dorong Ekspor Produk Olahan Sorghum dari Lombok

Tujuan Ekspor ke Timor Leste dan Malaysia

Astra Sorghum Lombok
EKSPOR SORGHUM : Bupati Lombok Utara H Djohan Sjamsu, Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter Febrianto Ridawan, Head of Social Engagement Astra Triyanto bersama perwakilan dari sejumlah kementerian saat pelepasan ekkspor produk sorghum di Dusun Loko Sutrang, Desa Santong Mulya, Kabupaten Lombok Utara, Sabtu (22/1).

TANJUNG – PT. Astra International Tbk bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Kementerian Perdagangan RI dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI, melakukan panen raya dan pelepasan ekspor 10 produk olahan sorghum Desa Sejahtera Astra Lombok dengan nilai sekitar Rp 700 juta yang dikelola oleh CV Yant Sorghum.

Pelepasan ekspor tersebut berlangsung, Sabtu (22/2) di Dusun Loko Sutrang, Desa Santong Mulya, Kabupaten Lombok Utara. Turut hadir Bupati Lombok Utara H Djohan Sjamsu, Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter Febrianto Ridawan, Chairul Saleh, Asisten Deputi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Kewirausahaan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Ni Made Ayu Marthini, Direktur Kerjasama Pengembangan Ekspor, Kemendag Syahruli, Direktur Promosi dan Pemasaran Produk Unggulan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kemedesa PDTT menyaksikan panen raya dan pelepasan ekspor ini.

Sejak tahun 2017 Yant Sorghum mengembangkan perekonomian masyarakat petani, khususnya petani sorghum.  Pada tahun 2018, Desa di Lombok ini menjadi salah satu Desa Sejahtera Astra (DSA), salah satu flagship program Astra yang masuk dalam pilar kewirausahaan.  Harapannya agar sebaran dan jangkauan kegiatan produksi lebih luas, serta semakin banyak petani mendapatkan manfaatnya. Hingga saat ini, terdapat 22 desa di seluruh NTB dan menjadi lapangan pekerjaan bagi 1000 petani.

Baca Juga :  SATU Indonesia Awards 2023 Sebarkan Inspirasi ke NTB

Head of Social Engagement Astra Triyanto, menyampaikan Desa Sejahtera Astra ini adalah salah satu kontribusi sosial kami di bidang kewirausahaan atau ekonomi untuk membantu masyarakat mengambangkan produk-produk unggulan. Yant Sorghum ini diawali di Lombok Tengah, hingga sekarang telah berkembang di 5 kota dan kabupaten di Nusa Tenggara Barat dan telah membantu petani degan peningkatan pendapatan rata-rata Rp 1,2 juta hingga Rp  ,5 juta per bulan.

“Sebanyak 10 produk olahan sorghum yang dilepas ekspornya hari ini adalah keripik tempe sorghum, roll sorghum, puff sorghum, keciput sorghum, stik bawang sorghum, beras shorgum, tepung sorghum, biskuit sorghum, gula cair sorghum kemasan botol dan sachet dan edible spoon and fork sorghum,” kata Triyanto.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi, menyambut positif kegiatan panen raya sorghum untuk ekspor.

“Sejak diformalkan pada 28 Juli 2021, Kemendag dan Astra berkomitmen bahwa dari sekitar 900 desa binaan Astra, minimal 100 desa harus mampu ekspor secara mandiri dan mendapatkan repeat order dalam kurun waktu dua tahun (2023)”, tegas Didi.

Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor, Ni Made Ayu Marthini menyampaikan sorghum bisa menjadi sumber pangan alternatif menggantikan gandum, padi atau jagung, yang dapat dikreasikan menjadi berbagai bentuk makanan dan minuman olahan dan yang menarik adalah inovasi sendok dan garpu dari sorghum.

Baca Juga :  SATU Indonesia Awards 2023 Sebarkan Inspirasi ke NTB

“Kami akan berkoordinasi dengan perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri untuk membukakan akses pasar di 46 kota yang menjadi akreditasi dari Atdag dan ITPC”.

Bulan Januari 2022 ini produk Yant Sorghum Bersama-sama kita ekspor ke Malaysia dan Timor Leste, 3 bulan kedepan akan berlanjut ekspor ke eropa. Ia berharap kedepan tujuan ekspor akan terus bertambah, sehingga semakin banyak petani-petani di  NTB yang dapat terlibat dan diberdayakan.

Sorghum merupakan tanaman yang menghasilkan zero waste product dimana biji, batang, dan daun dapat diolah menjadi beberapa produk. Biji sorghum dapat diolah menjadi tepung, pakan ternak, nasi, dan biskuit. Batangnya dapat diolah menjadi gula, pakan sapi, kompos, dan permen, sedangkan daunnya dapat diolah menjadi kompos, pewarna alami, dan keripik.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor olahan serelia Indonesia selama 5 tahun terakhir (2016-2020) tumbuh dengan trend sebesar 12,16% per tahun. Pada periode Jan-Nov 2021, nilainya tercatat sebesar US$ 4,6 juta atau turun 10,75% dari nilai pada periode yang sama tahun 2020.  Adapun pasar ekspor utama olahan serelia Indonesia adalah Korea, Turki, India, Hong Kong, Taiwan, Timor Leste, Malaysia, Australia, Kanada, dan Arab Saudi. (luk)

 

Komentar Anda