Astra Bersama Kemperin RI dan Kadin Perkuat Rantai Pasok Industri Manufaktur

Salah seorang Tim IKM binaan Astra melalui YDBA, PT Arkha Industries Indonesia menjelaskan penerapan program 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) yang dijalankannya di area produksinya dihadapan PT AHM, Kemperin dan Kadin.

JAKARTA – Sejalan dengan tujuan Astra “Sejahtera Bersama Bangsa”, Astra terus berupaya melakukan kontribusi sosial, baik di pilar pendidikan, kesehatan, lingkungan maupun kewirausahaan. Di pilar kewirausahaan, Astra mendirikan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) untuk fokus menjalankan pembinaan UMKM di Indonesia.

Astra melalui YDBA terus berupaya melakukan kolaborasi termasuk mendukung peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) maupun rantai pasok yang melibatkan Industri Kecil Menengah (IKM).

YDBA, PT AHM bersama Kemenperin RI dan KADIN Indonesia melakukan kunjungan langsung ke IKM yang terlibat dalam program kolaborasi ini. IKM tersebut adalah PT Arkha Industries Indonesia yang memasok produknya ke tier 1 PT AHM, yaitu PT Astra Komponen Indonesia (PT ASKI). Hadir dalam kunjungan tersebut, Ketua Pengurus YDBA Rahmat Samulo, Direktur Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut Kemenperin RI, Dini Hanggandari, Wakil Ketua Komite Tetap Industri Kecil dan Menengah Alat Angkut, KADIN Indonesia Eric Indra Kurniawan, Quality Assurance Head PT AHM Setyo Budi Anang Yuliarto dan Purchasing and Administration Division Head PT ASKI Calvin Mayrs.

Ketua Pengurus YDBA Rahmat Samulo Rahmat Samulo menyampaikan, bahwa dalam kolaborasi ini Astra sangat mengapresiasi program rantai pasok yang melibatkan YDBA, PT AHM, Kemenperin RI dan KADIN Indonesia ini. Samulo menilai kolaborasi ini bisa diduplikasi oleh berbagai stakeholder yang concern terhadap IKM.

Baca Juga :  Astra Motor Mataram Edukasi Safety Riding Siswa SMK

“Astra melalui YDBA akan terus berupaya mempeluas kolaborasi ini dengan mengajak para stakeholder untuk terlibat mengembangkan IKM melalui program rantai pasok,” kata Rahmat Samulo.

Quality Assurance Head PT AHM Setyo Budi Anang Yuliarto menerangkan bahwa kolaborasi rantai pasok ini telah menciptakan ekosistem yang mendukung kompetensi dan perluasan IKM.

“Kolaborasi ini harus ditingkatkan dengan menghadirkan lebih banyak lagi stakeholders yang memiliki komitmen, serta visi yang sama dalam mengembangkan IKM di Indonesia,” ujar Setyo Budi.

Direktur Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut Kemenperin RI, Dini Hanggandari menyebut bahwa kolaborasi ini bukan hanya mendukung kepastian pasar IKM.

“Para IKM langsung di link & match kan dengan ayah angkatnya, tetapi juga mengurangi impor melalui penguatan produk lokal yang diproduksi oleh IKM Indonesia,” ucapnya.

Wakil Ketua Komite Tetap Industri Kecil dan Menengah Alat Angkut, KADIN Indonesia Eric Indra Kurniawan mendukung penuh program kolaborasi ini, terlebih semua pihak berkomitmen dalam menjalankan kolaborasi rantai pasok.

“Program ini menjadi program unggulan di KADIN, khususnya di Komite Tetap Industri Kecil dan Menengah Alat Angkut,” ujarnya.

Sementara itu, Purchasing and Administration Division Head PT ASKI Calvin Mayrs memberikan dukungan dengan program pengembangan IKM, khususnya program rantai pasok ini.

Baca Juga :  Astra Motor Edukasi Murid SD Keselamatan Berkendara

“Dengan kualitas yang baik dan delivery yang tepat waktu dari IKM, memperkuat komitmen PT ASKI untuk terus terlibat dalam program rantai pasok,” katanya.

Sejak November 2022, YDBA dan PT Astra Honda Motor (PT AHM) bersama Kementerian Perindustrian RI (Kemenperin RI) dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia) berkomitmen untuk menjalankan program pengembangan rantai pasok yang melibatkan IKM dan tier 1 PT AHM, salah satunya PT Astra Komponen Indonesia (PT ASKI). Kolaborasi yang dilakukan sejak 2 tahun lalu ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi perusahaan besar yang bukan hanya concern terkait lokalisasi produk, namun juga pengembangan IKM baik dalam peningkatan kompetensi maupun perluasan pasar IKM.

Sejak November 2022 tercatat sebanyak 39 IKM terlibat dalam kolaborasi rantai pasok ini. Nilai transaksi yang dihasilkan mencapai Rp 110 miliar atau 105% dari target yang ditetapkan, yaitu Rp105 miliar. Bukan hanya terkait nilai transaksi yang berdampak positif untuk IKM yang terlibat, tetapi juga peningkatan kompetensi IKM. Dalam kolaborasi ini para IKM mendapatkan berbagai program pembinaan, seperti Pelatihan & Pendampingan Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin (5R) & Lingkungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LK3), Alat Ukur & Abnormality Proses, Cost Calculation, Human Resources Development (HRD), Fasilitasi Pasar, Manajemen Mutu ISO 9001, Manajemen Keuangan. (luk)

Komentar Anda