Asmara Terlarang ‘Janda Malaysia’ Hingga Berujung Penjara

Dua Tahun Ditinggal Merantau, Tak Tahan, Labuhkan Cinta di Rekan Kerja

Asmara Terlarang ‘Janda Malaysia’ Hingga Berujung Penjara
DITAHAN: Pelaku pembuang bayi Diana Utari saat menuturkan kisah asmara terlarangnya bersama Suhaeri di penjara Mapolsek Batukliang, kemarin. (M HAERUDDIN/RADAR LOMBOK)

Menjalani kehidupan sebagai seorang istri tanpa suami di dekatnya menjadikan Diana Utari khilaf. Dia kalap ketika pelukan sang suami tak lagi menghangatkannya. Apalagi, itu sudah berlalu hingga dua tahun.


M HAERUDDIN-PRAYA


‘’HANYA dikirimi cek, tapi cok tak ada’’. Ungkapan inilah yang mewakili perasaan sepi Diana Utari, warga Lingkungan Surabaya Kelurahan Tiwugalih Kecamatan Praya. Ibu muda 26 tahun ini gundah gulana sejak ditinggal suaminya merantau ke Malaysia, tahun 2015 silam. Batinnya sepi, hatinya sunyi tanpa pelukan dan dekapan sang suami di dekatnya.

Di tengah kegersangan itu, Diana pun bertemu dengan Suhaeri, 30 tahun, warga Lingkungan Tumpeng Kelurahan Gerunung Kecamatan Praya. Lelaki ganteng ini lambat laun membuat hatinya trenyuh hingga kemudian berlabuh. Cinta penuh dosa itupun dijalaninya di tengah kesepiannya.

Baca Juga :  Bejat, Guru Ngaji Ini Cabuli Muridnya

Kisah cinta Diana itu berawal dari pernikahannya bersama Wirid, warga Lingkungan Surabaya Kelurahan Tiwugalih. Dua sejoli itu awalnya menjalin cinta kemudian sepakat mengakhirinya di ranjang pengantin. Istana rumah tangga yang bahagia itupun dibangunnya sejak Februari 2013 silam.  

Cinta keduanya pun membuahkan seorang putri dan sekarang sudah berumur 4 tahun. Di tengah mengarungi bahtera rumah tangga itu, keluarga kecil yang terhimpit ekonomi itu memaksa Wirid merantau ke Malaysia sejak 2015 silam. Tepatnya, ketika umur rumah tangga mereka menginjak usia tiga tahun.

Selama suaminya di Malaysia, Diana menjalani kehidupannya sebagai ibu rumah tangga. Persoalan ekonomi keluarga kecil itupun terjawab dengan uang yang dikirim Wirid dari negeri kelapa sawit tempatnya bekerja. Lambat laun, hati Diana pun semakin gersang. Batinnya tak pernah terpenuhi hingga kemudian mencoba mengisi kesepiannya dengan bekerja di sebuah toko pakaian di Kota Praya.

Awalnya, Diana menjalani hari-harinya sebagai karyawan biasa. Namun, batinnya sebagai seorang perempuan tak bisa mengingkari ketika bertemu dengan Suhaeri. Rekan kerjanya yang tampan dan masih muda.

Perkenalan keduanya semakin hari semakin lekat hingga perasaan pun tumbuh antarkeduanya. Wajah Suhaeri semakin hari semakin menghilangkan bayangan suaminya di tanah rantau. Begitu juga dengan upaya sang suaminya yang peras keringat banting tulang di negeri orang. Semua itu seakan terkikis waktu dan semakin terbendung perasaan terhadap Suhaeri.

Dua anak manusia pun akhirnya sepakat merajut hubungan cinta. Asmara terlarang keduanya bukan lagi penghalang, tetapi bagaikan jalan setapak menuju surga. Di tengah itulah, Diana semakin lupa. Semakin khilaf bahwa dirinya adalah istri orang. Tapi perasaan cinta terhadap Suhaeri mengalahkan itu semuanya. ‘’Selama dua tahun itu, saya sering dikirimkan uang. Tapi kan selama dua tahun tanpa ada nafkah lainya (bathin, red) sehingga membuat saya khilaf,” tutur Diana saat ditemui wartawan ini di penjara Mapolsek Batukliang, Selasa kemarin (7/11).

Baca Juga :  Bersihkan Saluran Air, Rudi Tewas Terseret Arus

Alhasil, cinta terlarang keduanya menghasilkan benih haram. Diana mengandung anak Suheri setelah empat bulan perkenalannya. Anak yang terus menganggu benaknya saban hari. Begitu juga dengan Suhaeri, tak mungkin menjadikan istri orang pengantinnya.

Perasaan takut itu terus menghantui keduanya. Diana dan Suheri pun mencoba mengembalikan zaman jahiliyah. Dia mencoba menggugurkan kandungannya dengan minum berbagai obat, mulai tradisonal sampai modern. Tapi, jabang bayi itu semakin kuat tumbuh di janinnya.  “Saya sempat menggugurkanya tapi memang bayi ditakdirkan untuk hidup ke dunia ini sebelum meninggal,” kenangnya.

Setelah beberapa bulan bunting, Diana pun mengalami sakit perut dan memberitahu Suhaeri. Sadar bayinya akan segera lahir, Suhaeri pun mengajak Diana ke rumah temannya Ovan Ardianto di Dusun Apitaik Desa Bebuak Kecamatan Kopang. Di rumah itulah, bayi hasil hubungan gelap itu lahir dalam keadaan tali pusar masih menyatu. “Saya saat melahirkan mengalami pendarahan sehingga dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan,” ujarnya.

Kondisinya yang masih lemas sehingga membuat dirinya harus dirujuk ke RSUD Praya dan mendapat perawatan di ruang nifas, sementara sang bayi dirawat di IGD. Tak berselang lama, pada 2 November, anak tersebut meninggal dunia sehingga dimakamkan di perbukitan Gunung Selojan Dusun Selojan Barat Desa Peresak Kecamatan Batukliang.

Rona wajah Diana mendadak semakin pucat ketika menuturkan kisahnya kepada wartawan ini. Sambil terisak, ia tertunduk malu mencoba membuang wajah penyesalan seakan ingin menguburnya dalam-dalam di bawah lantai penjara tempatnya dikerangkeng. Terkubur bersama bayinya yang sudah dibuangnya.

Baca Juga :  Waspada! Surat Palsu Pengangkatan Honorer Beredar Lagi

Ia sama sekali tak menyangka, asmaranya terlarangnya bersama Suhaeri akan mengantarnya ke penjara. Ia mengaku sangat menyesal karena telah menghkianati suaminya yang sudah dua tahun bekerja di Malaysia. “Saya sangat menyesal, terlebih anak saya saat ini (anak hasil suami, red) hanya dirawat oleh orang tua saya dan sudah masuk sekolah. Saya minta maaf kepada semua keluarga karena memang saya sudah khilaf menjalani hidup ini,” tandasnya sambil mengusap matanya yang mulai berkaca-kaca. (**)

Komentar Anda