Usianya masih sangat muda, pembawaan tenang dan penampilan sederhana. Namun siapa sangka. Sosok tersebut sudah menjelma menjadi entrepreneur (Pengusaha) yang terbilang sangat sukses dengan aset mencapai puluhan miliar.
Ahmad Yani — Mataram
Bagi kalangan pengusaha di Provinsi NTB, nama Ricky Hartono Putra tak asing lagi. Pria berusia 27 tahun tersebut terbilang pengusaha sukses di usianya yang masih sangat muda. Dengan keberhasilannya itu membuat Ricky – panggilan kirabnya, kerap diminta sebagai pembicara atau narasumber untuk berbagi ilmu kepada para calon pengusaha. Terutama bagi kalangan pengusaha pemula yang mayoritas didominasi kalangan anak muda.
Kesuksesan dalam usaha atau bisnis, tak hanya menjadi milik mereka yang berusia matang. Tapi juga menjadi milik anak muda. Asalkan, ada kemauan, tekad, kesungguhan, pantang menyerah, dan berkomitmen tinggi untuk melakoni usaha atau bisnis tersebut secara benar. Hal itu sudah dibuktikan Ricky Hartono Putra. Semua dicapai tak kala masih berusia 25 tahun.
Menjadi pengusaha muda yang terbilang sukses dengan usia relatif sangat muda dilalui Ricky dengan susah payah dan tak kenal menyerah. Dia menceritakan, awal mula berbisnis dilakoni sejak tahun 2007. Saat itu dia baru menyelesaikan pendidikan SMA.
Menurutnya, keputusannya terjun dalam dunia usaha, karena faktor keterpaksaan. Pasalnya, ayahnya yang menjadi tulang punggung keluarga meninggal dunia ketika Ricky masih duuk di bangku SMA. Kebutuhan untuk survive membuat Ricky memilih berbisnis ketimbang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
Keterbatasan biaya pula membuat Ricky tidak melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah. Berbagai aktivitas usaha dilakoni Ricky dengan modal seadanya. Mulai jualan es, gorengan, baju dan usaha lainnya, terpenting bisa memperoleh penghasilan.
Dengan usaha dan kerja keras dilakoni, pada tahun 2009 dia berhasil mengumpulkan uang sekitar Rp 50 juta. Selain dari tabungan yang dikumpulkan dari jualan, uang itu juga berasal dari pinjaman temannya. Uang sebesar Rp 50 juta tersebut direncanakan Ricky sebagai modal awal untuk membuka usaha konter hand phone (HP).
Dia lalu mendirikan usaha konter HP dengan menggandeng rekan bisnis. Namun apa yang direncanakan Ricky tak berjalan mulus. Uang sebesar Rp 50 juta yang dikumpulkan secara susah payah dan hasil pinjaman itu raib. Uang itu dibawa kabur mitra bisnisnya. Shock dan trauma sempat dialami dengan perisitiwa itu. Uang tersebut ketika itu sangat besar baginya.
Namun dia menyadari hal itu sebagai ujian yang harus dilalui. Tak murung dan meratapi nasib, Ricky bangkit dan berusaha lagi mengumpulkan modal melalui pinjaman. Dengan pinjaman dari temannya lagi, Ricky berhasil kembali memperoleh modal.
Tahun 2010 Ricky kembali membuka usaha konter HP. Dengan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki bidang reparasi HP, usaha yang dilakoni Ricky tersebut terus berkembang dan maju. lhasil, pada akhir 2011, Ricky kembali membuka dua counter HP lainnya di wilayah Cakranegara. Meskipun begitu, ujian dalam berbisnis kembali dialami Ricky. Dia menderita kerugian sebesar Rp 400 juta akibat konter HP miliknya dibobol maling. " Selain itu, uang saya juga pernah raib di bawa kabur karyawan saya senilai Rp 100 juta," kenangnya sambil tersenyum Rabu kemarin (31/8).
Bagi Ricky, sudah menjadi pengalaman biasa ditipu atau uangnya dibawa kabur orang lainnya, terutama karyawannya. Hal itu konsekuensi yang harus dihadapi ketika memilih menjadi seorang pengusaha.
Berbagai pengalaman itu membuat Ricky makin mantap menjalankan dan mengembangkan usahanya. Dia berpandangan, makin besar ujian atau cobaan yang dialami seseorang terutama dalam dunia bisnis, maka makin besar pula potensi keberhasilan yang bakal diraih. Pola pikir seperti itu, ditamankan Ricky dan menjadi spirit baginya. " Mungkin bisa kita bilang, ditipu mitra dan uang dibawa kabur, sudah kebal saya," paparnya.
Usaha yang dilakoni Ricky terus berkembang pesat dan maju. Bahkan, usahanya berkembang ke berbagai bisnis lainnya tak hanya konter HP.
Pada tahun 2016 ini, Ricky sudah memiliki 8 usaha tersebar di berbagai sektor dengan jumlah karyawan mencapai lebih 60 orang. Diantaranya Ricky Smarthpone, RH Phone, CV Oneseven Indonesia yang bergerak di bisnis e-commerce, PT Ricky Property bergerak di bidang pembangunan rumah, ruko dan lainnya, Bale Bamboo Lesehan dan Gallery, Green Coco Cafe dan Restoran dan PT Ricky Hartono bergerak di bidang advertaising dan investasi.
Kini, Ricky pun sedang menikmati buah dari kerja keras dan ketekunannya tersebut. Namun meski memiliki penghasilan mencapai ratusan juta rupiah perbulan, serta aset puluhan miliar penampilannya tetap sederhana, dan pembawaannya kalem dan tenang.
Dia mengaku, salah satu kunci kesuksesan bisnisnya adalah berbagi atau bersedekah. Dia menuturkan, selalu mensisihkan sekitar 30 persen dari keuntungan yang diperoleh tersebut untuk dibagikan atau disedekahkan kepada mereka yang membutuhkan. Misalnya, anak yatim, fakir miskin, masjid dan kegiatan keagaamaan lainnya.
Dengan konsep " Berbagi atau Sedekah" dilakoni tersebut, membuat bisnis atau usaha relatif berkembang dan maju pesat. Bahkan, Ricky mengatakan, saat ini dirinya sudah memiliki lebih 150 anak asuh. Mereka adalah anak yatim piatu yang dibiayai pendidikan oleh Ricky. Mereka tersebar diberbagai tempat di pulau Lombok.
Tak hanya itu, Ricky pun sudah membangun dua rumah Tahfidz Alqur'an. Semua pembiayaan rumah Tahfidz Alqur' an itu berasal dari keuntungan usahanya.
Di rumah tahfidz tersebut sebagai besar anak yatim piatu dan tidak mampu didik dan dipersiapkan menjadi Hafidz Alqur'an bekerja sama dengan Yayasan Wisata Hati milik dari ustad kondang Yusuf Mansyur.
Ricky sangat menyakini, harta yang dibagikan atau disedekahkan tidak bakal berkurang tapi justru bertambah dan terus bertambah. " Dan saya sudah membuktikan hal itu. Sedekah atau berbagi adalah kunci sukses bisnis saya,'' pungkasnya.(*)