Angkatan Kerja NTB Menurun, Pengangguran Tertinggi Lulusan SMK ?

Ilustrasi pengangguran
Ilustrasi pengangguran

MATARAM – Badan Pusat Stastistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat jumlah angkatan kerja  di NTB terjadi penurunan.

Pada bulan  Agustus 2017 lalu, terdapat angkatan kerja  sebanyak 2.396.169 orang. Jumlah angkatan kerja ini turun  124.505 orang dibanding Februari 2017. Dibandingkan pada periode yang sama tahun 2016 lalu juga terjadi penurunan   sebanyak 68.162 orang.

Komponen pembentuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan pengangguran. Angkatan kerja  adalah jumlah penduduk dengan usia kerja yang termasuk di dalamnya penduduk yang sudah bekerja, maupun yang sedang mencari pekerjaan.   Penduduk yang bekerja pada Agustus 2017 sebanyak 2.316.720 orang, turun 106.720 orang dibanding keadaan Februari 2017. Serta  berkurang dibandingkan pada periode yang sama tahun 2016 sebanyak  50.590 orang. Sementara itu, jumlah pengangguran sebanyak 79.449 orang, mengalami penurunan sekitar 17.775 orang dibanding semester lalu dan berkurang sebanyak 17.572 orang dibanding setahun yang lalu.

Baca Juga :  Lulusan SMK Pengangguran Tertinggi di NTB

Kepala BPS Provinsi NTB, Endang Tri Wahyuningsih menjelaskan, sejalan dengan turunnya jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga mengalami penurunan. TPAK pada Agustus 2017 tercatat sebesar 68,49 persen, turun 4,13 persen  dibanding pada Februari 2017 lalu dan turun sebesar 3,07 persen  dibanding periode yang sama tahun 2016 lalu.  ” Penurunan TPAK disebabkan musim panen bergeser ke bulan September sehingga pekerja masih belum terserap dan tergolong sebagai bukan angkatan kerja,” jelasnya Senin kemarin (6/11).

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2017 juga  sebesar 3,32 persen. Angka tersebut menurun jika dibandingkan kondisi Februari 2017 yang sebesar 3,86 persen. Kendati terjadi penurunan jumlah TPT secara umum di NTB, justru di perkotaan TPT terjadi peningkatan. Kota Mataram menjadi TPT yang tertinggi.

“TPT di perkotaan cenderung lebih tinggi dibanding di pedesaan. Pada Agustus 2017, TPT di perkotaan sebesar 4,52 persen, sedangkan TPT di pedesaan hanya 2,32 persen,” jelas Endang.

Endang menyebut TPT Kota Mataram menjadi yang tertinggi bulan Agustus 2017  mencapai 5,35 persen atau sebanyak 12 ribu orang pengangguran. Sementara TPT terendah dimiliki Kabupaten Bima hanya 1,55 persen atau jumlah pengangguran sebanyak 3.836 orang. Jumlah TPT di Kota Mataram berada di atas rata-rata jumlah TPT tingkat Provinsi NTB yang hanya 3,32 persen.

Dilihat dari tingkat pendidikan pada Agustus 2017, TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) paling tinggi, diantara tingkat pendidikan lain yaitu sebesar 9,67 persen. TPT tertinggi berikutnya terdapat pada Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 6,43 persen. Dengan kata lain, ada penawaran tenaga kerja yang berlebih terutama pada tingkat pendidikan SMK dan SMA. ” Sementara mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja. Dapat dilihat dari TPT SD ke bawah paling kecil diantara semua tingkat pendidikan yaitu sebesar 1,33 persen,” tambahnya.

Penyerapan tenaga kerja hingga Agustus 2017 masih didominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan rendah yaitu SMP ke bawah sebanyak 1.559.978 orang (67,34 persen). Sedangkan penduduk bekerja berpendidikan menengah (SMA sederajat) sebanyak 513.943 orang (22,18 persen). Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sebanyak 242.799 orang (10,48 persen) mencakup 41.481 orang berpendidikan Diploma dan 201.318 orang berpendidikan universitas.

Selama setahun terakhir, sektor-sektor yang mengalami peningkatan persentase penduduk yang bekerja adalah sektor industri sebesar 2,91 persen. Selanjutnya, sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi 2,84 persen  dan sektor konstruksi 0,90 persen poin. Selain itu, terdapat 36,93 persen penduduk bekerja tidak penuh atau jam kerja kurang dari 35 jam seminggu mencakup 17,27 persen setengah penganggur dan 19,66 persen pekerja paruh waktu.

Kondisi ketenagakerjaan baik menyangkut tingkat pengangguran dan penduduk yang bekerja tidak terlepas dari kinerja sektor-sektor perekonomian yang ada. Jumlah penduduk yang bekerja pada tiap sektor menunjukkan kemampuan sektor tersebut dalam penyerapan tenaga kerja.

Baca Juga :  Lulusan SMK dan Sarjana, Pengangguran Tertinggi

Berdasarkan lapangan pekerjaan utama pada Agustus 2017, penduduk NTB paling banyak bekerja pada sektor pertanian yaitu sebanyak 829.637 orang (35,81 persen). Disusul oleh sektor perdagangan dan jasa kemasyarakatan masing-masing sebanyak 514.871 orang (22,22 persen) dan 363.364 orang (15,68 persen).(luk)

Komentar Anda