Angka Pengangguran di Kota Mataram Naik 0,84 Persen

PENGANGGURAN BERTAMBAH : Pengangguran di Kota Mataram bertambah 1.900 orang atau 0,84 persen tahun ini. (ALI MA’SHUM/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Pemkot Mataram harus lebih optimal menyiapkan lapangan pekerjaan untuk warganya. Karena angka pengangguran di Ibu Kota Provinsi NTB ini meningkat lagi sebesar 0,63 persen tahun 2022 ini. ‘’Datanya memang sudah ada, angka pengangguran kita ada penambahan 0,63 persen,’’ ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram, H Rudi Suryawan, Kamis (17/11).

Rudi merincikan, angka pengangguran di tahun 2022 tercatat sebanyak 15.420 orang. Jumlah ini bertambah 1.900 orang dibandingkan pengangguran tahun 2021. Jika dipersentasekan, pengangguran tahun 2021 sebanyak 5,19 persen maka tahun ini meningkat menjadi 6,03 persen. ‘’Sehingga kenaikannya itu 0,84 persen. Ini angka pengangguran yang bertambah dari Januari sampai Agustus,’’ katanya.

Penyebab bertambahnya jumlah pengangguran ini dicoba untuk dipetakan. Antara lain, saat kondisi prekonomian sulit karena dampak Covid-19, lapangan pekerjaan yang tersedia justru kurang. Ditambah lagi lulusan SMA/SMK jumlahnya terus bertambah, sementara tidak banyak lapangan pekerjaan yang tersedia. Jumlah pengangguran pun jadi bertambah. ‘’Ini memang berkontribusi pada tingkat pengangguran yang semakin bertambah,’’ ungkapnya.

Baca Juga :  Mutasi di Pemkot Mataram, Tujuh Pejabat Eselon II Berganti Peran

Di samping itu, ada penyebab lain juga jadi faktor pengangguran yang bertambah. Di beberapa perusahan di Kota Mataram sebenarnya cukup banyak membuka lapangan pekerjaan. Ditandai dengan investasi yang tercatat di Kota Mataram jumlahnya meningkat signifikan. Lowongan pekerjaan dibuka untuk merekrut karyawan atau pegawai baru. Tetapi yang mendapat pekerjaan justru warga luar daerah, bukan dari Kota Mataram. ‘’Itu bisa jadi karena kompetisi yang ketat, kita juga tidak bisa menahan. Mungkin yang bisa diberlakukan adalah penyediaan kuota misalnya untuk warga Kota Mataram. Kalau kita mau menahan tentunya akan ada komplain dari luar daerah, kuota itu mungkin yang bisa,’’ terangnya.

Untuk menekan angka pengangguran ini, pemerintah sudah melaksanakan sejumlah program yang berkelanjutan. Seperti program sinergi UMKM, perdagangan, pariwisata maupun tenaga kerja untuk menekan angka pengangguran. Namun karena lowongan pekerjaan yang tebatas jadi penyebab bertambahnya angka pengangguran. ‘’Misalnya lulusan SMK, mereka lulus sudah punya keterampilan. Tapi kan kalau lowongan itu tidak ada sulit mereka dapat pekerjaan. Kita harapkan mereka menciptakan lapangan pekerjaan baru seperti di bidang otomotif, perbengkelan dan lainnya. Kita juga kan beri mereka bantuan peralatan dan modal,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Khotbah Jumat di Seluruh Masjid di Nusa Tenggara Barat Diisi Materi Cegah Stunting

Tentang indikasi warga Kota Mataram yang memilih pekerjaan, Rudi mengaku tidak sependapat, penyebab pengangguran bertambah karena minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia. ‘’Tidak seperti itu, namanya sekarang lapangan kerja sulit,’’ imbuhnya.

Lalu dari 15.420 pengangguran di Kota Mataram, pengangguran terbanyak didominasi oleh lulusan SMA/SMK. ‘’Bukan karena jurusannya tidak sesuai juga tapi lowongan itu yang terbatas. Seperti otomotif contohnya, dealer-dealer juga terbatas, sedangkan lulusannya ratusan orang. Tapi paling yang dicari kan hanya satu dua orang, sisanya itu yang jadi pengangguran,’’ terangnya.

Untuk strategi menyikapi dan mengatasi persoalan ini, lulusan SMK akan diberikan bantuan peralatan. Kemudian juga membuka pelatihan-pelatihan untuk membentuk wiraiusahawan baru di Kota Mataram selain agar mereka bisa mandiri juga. ‘’Untuk memberlakukan kuota bagi warga Kota Mataram, satu saat kita akan bicara dengan perusahaan-perusahaan di Kota Mataram untuk bisa mengakomodir,’’ pungkasnya. (gal)

Komentar Anda