MATARAM – Mega proyek pembangunan kereta gantung Rinjani saat ini sedang dalam proses penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Setelah selesai, akan dilanjutkan konstruksi rencananya dimulai 2024 mendatang.
“Konstruksi bisa dilakukan 2024 kalau tidak ada kendala,” kata Plt Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB Wahyu Hidayat, Kamis (7/12).
Penyusunan Amdal sudah dilakukan investor sejak Juli lalu, di mana membutuhkan waktu 6 bulan untuk penyusunannya, sehingga diperkirakan pada Desember 2023 ini sudah rampung.
“Pada 23 November kemarin mereka sudah melaksanakan sosialisasi terkait Amdal yang dibuat. Itu salah satu rangkaiannya,” ujar Wahyu.
Dari sosialisasi tersebut, ada tenggat waktu dengan penyelesaian Amdal. Saat itu, juga menunggu respon masyarakat terkait sosialisasi yang dilakukan. Kemudian kajian teknis yang juga bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB. Sampai saat ini, Wahyu mengaku belum ada laporan penolakan atau respon dari masyarakat.
“Belum mendapat laporan sampai saat ini terkait laporan dari penolakan masyarakat. Mudahan tidak ada. Kalau tidak ada, kita lanjut konstruksi,” terangnya.
Konstruksi diperkirakan akan memakan waktu selama 1,5 sampai dengan 2 tahun, hal ini tergantung kondisi di lapangan dan menjadi tantangan investor saat ini adalah membangun tiang-tiang konstruksinya. Karena banyaknya pohon-pohon tinggi, juga mempertimbangkan distribusi logistik apakah akan menggunakan jalur darat atau udara.
Ia mengatakan, pembangunan kereta gantung ini tidak serta merta dilakukan tanpa kajian teknis dan penelitian panjang. OPD terkait pun tidak bisa sembarangan untuk mengeluarkan izin jika pembangunan ini merusak lingkungan.
“Ketika ada pertimbangan-pertimbangan tertentu dengan ruang-ruang yang bisa dimanfaatkan dan tidak menyalahi ketentuan yang berlaku, kita berikan,” tandasnya. (rie)