Anak Terlantar Dapat Perlengkapan Sekolah

MATARAM – Sebanyak 30 anak terlantar Kota Mataram mendapat bantuan dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Mataram. Bantuan dalam bentuk perlengkapan sekolah mulai dari sepatu, tas, buku, makanan dan susu. Bantuan diserahkan langsung oleh Kepala Disosnakertrans Kota Mataram H. Ahsanul Khalik di aula Kantor Disosnakertrans, Senin (22/8 ).

Khalik menjelaskan, anak-anak yang mendapat bantuan adalah anak-anak kurang mampu dan terlantar lantaran orang tua mereka sibuk bekerja. Dinas terlebih dahulu melakukan survey dengan mengunjungi langsung tempat tinggal anak-anak tersebut. 30 anak ini berasal dari 6 kecamatan.” Mereka semua kita bantu berupa barang agar peruntukannya sesuai dengan kebutuhan anak-anak,” ungkap Khalik.

Petugas mencari anak-anak terlantar. Kebanyakan anak-anak yang diberikan bantuan ini juga anak-anak berasal dari pinggiran kota. Masih ada banyak anak terlantar yang belum bisa dijangkau oleh Pemkot karena keterbatasan anggaran.” Kita ingin bantuan ini  betul-betul tepat sasaran,” paparnya.

Baca Juga :  Siswa SMPN 1 Pemenang Praktik Saring Air Limbah

Dalam satu tahun Dinas Sosial hanya satu kali memberikan bantuan dalam bentuk seperti ini. meski begitu ada juga dalam bentuk lain.

Program lain yang sudah diberikan yakni pemberian bantuan itik. Tahun lalu ada sekitar 800 ekor itik yang disalurkan. Tujuannya, itik dipelihara oleh anak sepulang sekolah. Ini supaya mereka tidak kembali ke jalan.

Bantuan berupa barang dan piaraan ini juga dimaksudkan agar anak-anak mempunyai kesibukan. Pasalnya kalau tidak ada kesibukan anak-anak rentan berbuat yang tidak-tidak.

Dari data yang ada, tahun 2016 dari bulan Januari sampai Juli ada sekitar 23 kasus anak-anak yang ditangani oleh Peksos.

Baca Juga :  Gelar Pentas Seni dan Pameran Saat Sekolah Tergenang

Salah satu Peksos L. Rahmat  Yuniardi menuturkan, dari 23 kasus yang ditangani masalahnya banyak berhadapan dengan penganiayaan, Curanmor, kekerasan seksual dan lain-lain. Namun dari jumlah ini banyak berhubungan dengan kasus perkelahian dan Curanmor.” Ini terjadi karena kondisi ekonomi dan pola asuh yang salah,” paparnya.

Anak-anak yang berhadapan dengan hukum kebanyakan ada masalah di keluarga. Misalnya mereka tidak terurus lantaran ekonomi keluarga yang buruk. Rata-rata anak-anak yang bermasalah berusia antara 14 sampai 17 tahun.

Ditambahkan Khalik, bantuan ini untuk memberi support kepada mereka mendapat perhatian dari pemerintah.

“ Paling tidak dengan bantuan ini mereka juga pakai sepatu dan tas baru seperti teman-teman mereka,” pungkasnya.(ami)

Komentar Anda