Ali BD Mulai Jengkel dengan Kontraktor Labuhan Haji

Ali BD (GAZALIE/RADAR LOMBOK)

SELONG—Sampai saat ini pihak kontraktor tak kunjung juga melakukan pengerukan kolam sandar Pelabuhan Labuan Haji. Jika sampai tenggat waktu perjanjian kontrak pengerjaan, tak juga ada aktifitas pengerukan, maka pihak kontraktor terancam tidak akan dibayar oleh Pemkab setempat.

Pengerukan kolam sandar itu ditargetkan selesai sampai Desember ini. Sementara kapal pengeruk sendiri telah didatangkan sejak beberapa minggu lalu, dan terlihat masih terparkir di perairan Labuan Haji. Namun kesiapan pengerjaan sendiri belum ada kepastikan, dengan dalih sedang dalam proses mendatangkan pipa. “Kalau endak dikeruk ya, endak keluar uang kita,” kesal Bupati Lotim, Ali BD, Selasa  (23/11).

Ulah kontraktor ini tak ayal membuat Bupati Ali jengkel. Selama ini pihak kontraktor selalu mencari beribu alasan ketika ditanya kepastian kapan akan mulai dilakukan pengerukan. Yang jelas katanya, jika kontraktor  ini tidak melakukan pengerjaan, maka yang bersangkutan sama sekali tidak akan dibayar sepeserpun. “Jengkel saya, anda sebut tambah jengkel saya,” ujarnya kepada sejumlah media.

Baca Juga :  Pemkab Tetap Ngotot Anggarkan Labuhan Haji

Meski dalam ketentuan harusnya pihak kontraktor terlebih dahulu diberikan uang muka sebesar 30 persen dari nilai kontrak. Namun uang muka itu sama sekali tidak pernah diberikan. “Meski boleh diberikan uang muka, tapi saya tidak bodoh. Sepeser pun uang belum kita berikan,” tegas Ali.

Sejauh ini lanjutnya, keberadan pelabuhan ini sudah banyak dilirik oleh pihak investor dari berbagai daerah, bahkan mancanegara. Namun sementara ini Pemkab belum bisa menerima, karena kondisi kolam labuh dermaga belum bisa untuk menampung kapal berukuran besar. “Tapi pelabuhan kita sangat hebat,” sebutnya.

Walau pun Pemkab telah menggelontorkan anggaran kurang lebih sekitar Rp. 100 miliar untuk pembangunan pelabuhan ini. Namun keberadaanya sama sekali tidak merugikan, bahkan sangat menguntungkan daerah.

Dengan kondisi saat ini pun jika dijual, pelabuhan akan laku seharga Rp. 300 miliar. Bahkan dengan harga itu sudah banyak pihak yang melakukan penawaran. Namun Pemkab sendiri sama sekali tidak mau menjualnya. “Kalau secara dagang, jika Pemkab mau jual, ya jual aja. Tapi kita kan tidak mau jual,” ujarnya.

Baca Juga :  Uang Muka Proyek Labuan Haji Belum Dikembalikan

Menurutnya, keberadaan pelabuhan ini menjadi kebanggan tersendiri bagi daerah. Karena manfaatnya tidak hanya dirasakan saat ini saja, melainkan bisa ratusan tahun kedepan. Jika ada pihak yang mengatakan keberadaan pelabuhan ini merugikan daerah, maka anggapan seperti itu disebutnya hanya pernyataan orang yang bodoh.

“Kita satu-satunya daerah yang punya pelabuhan. Ini dipuji oleh kementerian. Bahkan Wakil Presiden bilang kita hebat, meski mereka tidak membantu kita,” terang Ali.

Pelabuhan Labuhan Haji ini juga direncanakan akan dijadikan sebagai jalur transportasi untuk menyeberang ke Pulau Sumbawa. “Kalau Sumbawa sudah siap, tinggal kita pasang hidrolik untuk penyeberangan ke Pelabuhan Labu Lalar (Kabupaten Sumbawa). Jadi tidak perlu lewat Pelabuhan Kayangan,” pungkasnya. (lie)

Komentar Anda