Alat Musik dari Daur Ulang Sampah, Kolaborasikan dengan Alat Modern

Ide atau kreativitas bisa muncul dari berbagai hal. Siapa sangka, alunan  musik dimainkan sekelompok anak muda itu berasal dari sampah yang didaur ulang menjadi alat musik dan dikolaborasikan alat musik modern. Hasilnya alunan dan irama musik enak didengar.

 


Ahmad Yani — Mataram


 

Sekelompok anak muda  yang tergabung dalam Banjar Musik Percussions tampil menghibur warga di lapangan taman Sangkareangan, Mataram, Rabu malam (24/8). Mulai lagu dangdut hingga lagu berkhas religi dibawakan.

Alunan dan irama musik dimainkan 8 pemuda itu enak didengar. Warga pun tak beranjak menyaksikan penampilan anak – anak Banjar itu.  Sekilas memang tidak ada hal menarik. Namun bila dilihat secara seksama. Alat – alat musik yang  ditabuh itu berasal dari berbagai sampah alat rumah tangga. Alat rumah tangga tersebut sudah didaur ulang menjadi alat musik. Misalnya, ada bedug, tabung gas elpiji 3 kg, galon air, ember dan sejumlah peralatan lain dari  sampah  rumah tangga. " Musik percussions itu lebih menitik beratkan kepada aspek alat musik dan bunyi nada yang dihasilkan," kata koordinator Banjar Musik Percussions, Ahmad Jalaluddin, kepada Radar Lombok kemarin.

Tak mudah bagi mereka untuk mensinergikan dan menggabungkan alat musik yang didaur ulang dari sampah itu. Dibutuhkan kesabaran dan kelatenan  dalam latihan secara terus menerus, agar alat musik dari daur ulang sampah itu bisa dikombinasikan dan seirama untuk menghasilkan irama yang enak didengar dan menghibur. Minimal sebelum mereka tampil dalam sebuah pertunjukan tanpa kolaborasi musik modern, dibutuhkan waktu sekitar tiga mingguuntuk menyatukan  alat musik tradisional tersebut.

Baca Juga :  Mengenal Sumardi, Pedagang Cilok yang Naik Haji Tahun Ini

Bisa jadi, tanpa ada persiapan dan latihan lebih maksimal, bunyi dari alat musik tradisional tersebut tidak menemukan bentuk seirama dan senada.  Dampaknya pun, irama dan alunan musik yang  dihasilkan cenderung tidak enak didengar, asal – asalan dan tidak menemukan chemistry atau kecocokan. " Prinsipnya terpenting itu ada kombinasi menghasikan irama dan senada alunan musik yang memanjakan telinga. Sehingga ada kepuasaan dengan musik itu," ucapnya.

Dengan keunikan suara dan fungsi dari masing – masing alat musik modern dan dikombinasikan dengan alat musik tradisional menjadi tantangan tersendiri. Meski begitu, Hal itu sudah dilakoni dan dibuktikan Banjar Musik  Percussions. Dalam penampilan di lapangan Sangkareang, Rabu malam, alat musik tradisional dari daur ulang sampah itu dikolaborasikan dan disepadankan dalam satu penampilan panggung mengiringi sejumlah lagu yang dinyayikan. Mulai dari lagu dangdut hingga lagu religi. '' Agak lebih sulit dan rumit untuk kolaborasi alat musik tradisional dan alat musik modern. Sehingga persiapan harus lebih matang dalam satu gerak dan irama nada sama," jelasnya.

Penampilan Musik Percussions Banjar sudah banyak memperoleh apresiasi dan dukungan. Mereka pun sudah banyak manggung diberbagai tempat dan kegiatan. Teristimewa, mereka sempat tampil menyemarakkan pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) tingkat nasional yang  dilangsungkan di Islamic Center dan dihadiri Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Itulah pengalaman pertama kali tampil dalam momen nasional bagi kelompok mereka.

Baca Juga :  Perjuangan Warga Maringkik Mendapatkan Air Bersih

Percussions Banjar didirikan  tepatnya 2013 lalu. Ide awalnya, terinspirasi dari kegiatan takbiran keliling menyemarakkan kemenangan Hari Raya Idul Fitri dengan  berbagai alat rumah tangga menghasilkan bunyi. Ternyata, hal itu bisa menjadi irama dan alunan musik yang  bisa menghibur dan menyenangkan. Karena  berasal dari sampah rumah tangga yang didaur ulang, relatif tidak terlalu memerlukan biaya besar bagi pengadaan alat tradisional. Misalnya, galon air mineral biaya sekitar Rp 25 ribu dan   tabung elpiji 3 kg Rp 35 ribu. Kebutuhan pengadaan bahan bakunya maupun penggantian alat musik rusak teratasi dengan uang yang diterima setiap kali manggung dan swadaya dari kelompok maupun bantuan dari warga.

Anggota  Musik Banjar Percussions  sedang berinovasi dan berkreasi dengan menciptakan kolaborasi bahan baku bambu, botol, dan alat ketipung, dengan alat musik sudah ada. " Ini sekarang kita coba, agar irama dan alunan musik dihasilkan bisa klop dan senada," pungkas Rahman personel Percussions Banjar lainnya.(*)

Komentar Anda