Aktivitas Nelayan Lumpuh, Pemerintah Hanya Diam

MENUNGGU: Tampak para isteri nelayan sedang menunggu khabar berita terkait kerabatnya yang nekad melaut dengan kondisi cuaca buruk, sehingga perahunya terbalik di perairan Sumbawa. (IRWAN/RADAR LOMBOK)

SELONG—Kondisi cuaca buruk, hujan deras disertai angin kencang yang hingga kini belum juga normal, membuat para nelayan di sejumlah daerah, termasuk di Desa Tanjung, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, masih menganggur. Namun demikian, hingga kini belum ada bantuan pemerintah untuk membantu para nelayan mengatasi kesulitan hidupnya.

“Suami saya belum bisa melaut sejak hari Jumat lalu. Kami hanya bisa nganggur sambil menunggu cuaca normal,” terang Sa’diah, isteri salah satu nelayan asal Desa Tanjung Luar, kepada Radar Lombok, Jumat kemarin (3/2).

[postingan number=3 tag=”nelayan”]

Dijelaskan, ombak besar terjadi biasanya saat menjelang masuknya perayaan tahun baru Imlek, Jumat lalu, hingga sekarang. “Ombaknya di pinggir sangat deras. Apalagi di tengah,” tandasnya.

Menurutnya, seperti biasa ombak ini akan berlangsung hingga hari ini (kemarin, red), namun tidak menutup kemungkinan juga akan berlangsung lama. ”Kalau menurut orang tua dahulu, apabila angin kencang mulainya pada hari Jum’at, maka akan berhenti pada hari Jum’at pula. Semoga saja itu benar,” jelasnya.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, para nelayan terpaksa mengambil utang di bank keliling, karena tidak memiliki pekerjaan lain. ”Kalau di sini tidak seperti nelayan lain yang punya pekerjaan sampingan,” katanya.

Baca Juga :  Konversi Elpiji Nelayan Diklaim Berhasil

Sementara itu, salah satu nelayan yang nekad mencoba turun melaut pada malam hari. Hingga kini belum juga pulang. Katanya perahunya terbalik akibat angin kencang pada saat berada di tengah laut. ”Tadi malam suami saya berangkat bersama temannya. Namun hingga kini temannya belum pulang. Tadi pagi saya dapat kabar kalau kapalnya terbalik di dekat (perairan) Sumbawa. Makanya kita tunggu disini,” ungkap Sa’diah.

Hal senada juga dikeluhkan Inaq Ica, menurutnya cuaca buruk akan menimpa nelayan hingga bulan Maret medatang. Sehingga untuk menyambung hidup, pihaknya mencari bantuan ke kerabat. “Karena bantuan pemerintah tidak ada, terpaksa kita mengangkat hutang. Kalau dulu istilahnya piring terbang. Artinya semua barang di rumah harus dilelang kalau cuaca buruk,” ungkapnya.

Sementara Kepala Tempat Pelelangan Ikan (TPI)Tanjung Luar, A.S Syamsudin, menyampaikan bahwa gelombang air laut pada saat ini mencapai 3 meter, yang menyebabkan para nelayan tidak bisa melaut, sebelum cuaca kembali normal.

Baca Juga :  Cuaca Buruk, Nelayan Libur Melaut

“Kalau untuk nelayan yang menggunakan perahu motor, mereka tidak akan ada yang berani melaut. Namun kalau yang mempunyai perahu besar, ada saja yang melaut, itu pun yang punya nyali besar,” terangnya.

Disampaikan, pada saat cuaca buruk seperti saat ini, para nelayan akan kesulitan dalam menyambung hidup. Pasalnya, para nelayan tidak mempunyai pekerjaan sampingan seperti nelayan lainnya. Untuk itu dia berharap pada pemerintah agar memberikan bantuan dan memperhatikan para nelayan yang kian buruk nasibnya.

Bantuan yang diharapkan oleh nelayan saat ini bukan berupa bantuan yang sifatnya hanya sementara, seperti memberikan Sembako dan lainnya. Tetapi yang diinginkan, pemerintah memberikan pelatihan kepada masyarakat, sehingga mempunyai pekerjaan sampingan.

“Kalau berupa Sembako kan hanya bersifat sementara. Kita butuh, namun yang lebih kita butuhkan diberikan pelatihan membuat kue, anyaman dan pelatihan, yang bisa dikembangkan. Sehingga pada saat terjadi cuaca buruk, nelayan tidak kelaparan, dan terpaksa mengangkat hutang,” pungkasnya. (cr-wan)

Komentar Anda