Aktifnya MJO dan Gelombang Rossby Picu Peningkatan Curah Hujan dan Angin Kencang di NTB

Bencana banjir bandang di Sumbawa, Senin, 27 Januari 2025 pukul 18.30 WITA.

MATARAM–Saat ini, wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) telah memasuki musim hujan.

Selama beberapa hari terakhir, hujan deras hampir merata di seluruh wilayah NTB dengan intensitas sedang hingga lebat, menyebabkan luapan dan banjir di beberapa tempat.

BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (Stamet ZAM) memprakirakan bahwa potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, masih akan terjadi hingga 6 Februari 2025.

Perkembangan kondisi cuaca di seluruh Indonesia saat ini menunjukkan dinamika atmosfer yang signifikan terhadap peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah, termasuk NTB.

Aktifnya Madden Jullian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby Ekuator di beberapa wilayah, serta potensi TC Genesis di Selatan NTB, menyebabkan daerah belokan, pertemuan, dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan memaksimalkan potensi pertumbuhan awan hujan di berbagai wilayah termasuk NTB.

Kondisi ini diperkirakan akan menyebabkan cuaca ekstrem di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu, Kabupaten Bima, dan Kota Bima, terutama pada pagi hingga malam hari.

Sebagai respons terhadap kondisi dinamika atmosfer yang signifikan ini, Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid mengadakan pertemuan daring pada tanggal 31 Januari 2025. Pertemuan ini dihadiri oleh Stasiun Meteorologi di NTB dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dengan tema ā€œRelease Prospek Cuaca Ekstrem di Wilayah NTB Sepekan Kedepan.ā€

Dalam pertemuan tersebut, diperkenalkan produk terbaru dari Stamet ZAM yaitu prakiraan cuaca daerah rawan banjir dan longsor, dengan tujuan memberikan informasi terkini untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi cuaca ekstrem guna mendukung upaya mitigasi dan penanggulangan bencana di NTB.

Selain cuaca buruk, potensi gelombang tinggi juga diperkirakan akan terjadi di wilayah perairan NTB dari tanggal 31 Januari hingga 6 Februari 2025. Tinggi gelombang diperkirakan mencapai 1,25 ā€“ 2,5 meter di Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan, Selat Sape bagian selatan, dan Samudera Hindia selatan NTB.

Sementara pada tanggal 2 hingga 6 Februari 2025, tinggi gelombang diperkirakan meningkat menjadi 2,5 ā€“ 4,0 meter di wilayah yang sama.

Masyarakat diimbau untuk memastikan saluran air lancar guna mengantisipasi peningkatan curah hujan agar tidak terjadi luapan atau banjir.

Partisipasi dalam penataan lingkungan, seperti tidak membuang sampah sembarangan dan melakukan pemangkasan dahan serta ranting pohon yang rapuh, sangat diperlukan untuk mencegah dampak buruk akibat angin kencang.

Persiapan tas siaga bencana, peningkatan kewaspadaan saat bepergian, serta pemantauan informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG juga sangat dianjurkan untuk menjaga keselamatan. (RL)

Baca Juga :  HARUM Siapkan Beasiswa Dokter untuk Siswa Miskin Berprestasi