AKAD Tagih Reward Lomba Desa

Jauhari (HERY/RADAR LOMBOK)

TANJUNG – Asosiasi Kepala Desa (AKAD) Lombok Utara menagih reward lomba desa sebelumnya ke pemda Lombok Utara.

Apabila reward tersebut tidak diberikan, maka AKAD mengancam tidak akan mengikuti lagi lomba desa dalam konteks desa berprestasi yang dilakukan pemerintah daerah.  “Ada dana pembinaan untuk desa berprestasi ini, tapi 2016 tiga desa yang berhak justru tidak menerima dana ini,” ungkap Ketua AKAD Lombok Utara Jauhari, kemarin.

Menurutnya, ini tentu tidak bagus untuk seluruh desa. Karena ada desa yang dapat dan tidak. Untuk itu jika dana desa berprestasi ini tidak terealisasi, AKAD dengan tegas tidak akan mau mengikuti penilaian desa berprestasi. “Kalau mau melakukan penilaian silakan datang sendiri, tapi kami tidak akan melayani secara formal. Kami punya solidaritas,” tandasnya.

Baca Juga :  Banjir Guyur Tujuh Desa Pratim

Ada tiga desa yang belum menerima reward desa berprestasi tersebut antara lain Desa Pemenang Timur, Medana, dan Tanjung. Seharusnya tiga desa ini menerima dana pembinaan sebesar Rp 100 juta untuk peringkat pertama, Rp 75 juta untuk peringkat kedua, dan Rp 50 juta untuk peringkat ketiga, tetapi sampai hari ini tidak ada.

[postingan number=3 tag=”klu”]

Sementara itu, Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar mengungkapkan pihaknya sudah meminta jajarannya untuk menganggarkan dana pembinaan desa berprestasi ini, namun dirinya juga tidak tahu mengapa tidak dianggarkan. “Tolong Bappeda ini dianggarkan. Berikan hak teman-teman desa yang menang kemarin, salah kalau kita tidak berikan. Rencanakan bulan Mei pada ABPD Perubahan,” tandasnya.

Baca Juga :  Dewan Minta Desa Persiapan Segera Didefinitifkan

Kepala Bappeda Lombok Utara Heriyanto menjelaskan untuk desa berprestasi memang tidak direalisasikan. Pencairannya cukup dengan SK bupati penetapan desa berprestasi. Dan pihaknya sudah menyerahkan pada bagian keuangan. “Kita sudah sepakat termasuk dengan Dispenda untuk mencairkan pada akhir tahun saat itu,” ungkapnya.

Pihaknya menyarankan bagi pemenang desa berprestasi menggunakan anggaran itu untuk pengadaan barang agar lebih mudah pertanggungjawabannya daripada proyek fisik karena sudah akhir tahun. “Tapi saya tidak tahu kok ujuk-ujuk tidak dicairkan, saya juga tidak tahu penyebabnya. Ini hanya terjadi di 2016, sebenarnya wajib dicairkan karena anggarannya tersedia,” tandasnya. (flo)

Komentar Anda