Aisyah Kukuh dengan Pemahamannya

Siti Aisyah Sesat
Siti Aisyah dan anaknya (DOK/ )

MATARAM – Pendiri Rumah Mengenal Al-Qur'an (RMA) Siti Aisyah masih teguh memegang pemahamannya yang dianggap sesat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTB.

Dia pun beranggapan tidak perlu melakukan salat. Namun dia mengakui pemahaman agamanya tidak bagus. Membaca Alquran pun, Siti Aisyah tidak bisa.

Kepada koran ini, wanita asal Gresik, Jawa Timur  menceritakan, jika dia hanya lulusan Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) di Jakarta.

[postingan number=3 tag=”sesat”]

Aisyah sebenarnya sangat ingin melanjutkan kuliah setelah lulus dari SMEA. Namun kondisi keuangan keluarga yang lemah membuatnya mengurung keinginan tersebut. Hingga akhirnya menikah pada tahun 1991. Kemudian sejak tahun 2000 Aisyah bersama keluarganya tinggal di Lempeh, Kabupaten Sumbawa.

Di Sumbawa, Aisyah dan suaminya membuka berbagai usaha. Saat ini, ia memiliki toko pakaian dan beberapa aset lainnya. "Saya juga punya karyawan disana, jadi semua biaya dakwah saya tidak ada donatur. Uang pribadi saya pakai, termasuk untuk keliling kota di Indonesia demi dakwah," tutur wanita kelahiran 11 April 1969 ini Kamis kemarin (2/2).

Sejak lahir sampai tahun 2013, Aisyah memiliki pemahaman yang sama dengan umat Islam pada umumnya. Tidak ada yang berbeda hingga tahun 2013, Aisyah sangat ingin bisa membaca Alquran. Disinilah awal dimulai pemahamannya.

Pada waktu itu, Aisyah selalu memikirkan kematian. Sementara dirinya tidak bisa membaca ayat suci Alquran. "Saya belajar ke ustadzah di Sumbawa, tapi tidak saya bisa-bisa. Diajari tajwid dan lainnya, ribet pokoknya. Makanya saya lebih memilih membaca Alquran dengan artinya saja," ceritanya.

Sejak itu, Aisyah mempelajari Alquran sendiri tanpa bimbingan siapapun. Ia bersama anak keduanya atas nama  Luthfi Al-Roji, terus giat bembaca Alquran. Aisyah pun berkesimpulan tidak perlu melakukan salat. Baginya, cukup  hanya membaca Alquran dan melaksanakan perintah Allah. "Salat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar. Jadi salatnya saya itu bisa dengan baca Alquran, berbuat baik pada sesama. Tidak perlu kita lakukan ritual salat dengan bahasa Arab itu, tidak  pernah Allah perintahkan begitu," terangnya.

Baca Juga :  Siti Aisyah Ditetapkan Sebagai Tersangka

Sunnah rasul yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim serta lainnya menurutnya,  tidak bisa dijadikan pegangan. Bisa saja mereka salah dalam memberikan informasi. Berbeda halnya dengan petunjuk dari Alquran, tidak akan pernah salah.

Begitu juga dengan masalah haji. Aisyah sendiri pada tahun 2015 pernah pergi menunaikan ibadah haji. Umat Islam menurutnya telah dibohongi oleh para ahli kitab. "Dalam Alquran itu sudah jelas disebutkan kalau musim haji itu saat bulan sabit terlihat, kan setiap bulan ada bulan sabit. Artinya, kita bisa berhaji setiap bulan. Ini kok malah sekali setahun orang berhaji makanya menumpuk," ucapnya.

Atas pemahamannya itu, Aisyah  bersama anaknya Luthfi  lalu berdakwah menurutnya versinya dengan   keliling Indonesia. Puluhan kota telah dikunjungi hanya untuk menyebarkan selebaran ayat-ayat suci Alquran.

Aisyah dan anaknya kemudian berencana untuk membuka Rumah Mengenal Al-Qur'an (RMA) di Jakarta. Namun tidak ada tempat yang dianggap strategis. Akhirnya, menemukan lokasi yang sangat strategis  di Kota Mataram. "Saya sewa tempat di Jalan Bung Karno dengan biaya mahal, belum lagi kebutuhan lainnya. Itu uang pribadi saya semuanya, daripada saya masuk neraka tentu uang tidak ada artinya," katanya.

Baca Juga :  Polisi Minta Keterangan Sabar Nababan

Secara resmi, RMA kemudian dibuka mulai bulan November tahun 2016 lalu. "Saya  dan anak saya menetap di Mataram itu mulai Oktober, kalau keluarga sih tetap di Sumbawa. Keluarga tidak ada masalah kok dengan pemahaman saya," ujarnya.

Menurut Aisyah, dirinya menyebarkan kebenaran. Tidak ada yang ditakuti di dunia ini. Apalagi telah tertulis dalam Alquran bahwa suatu saat nanti orang-orang akan datang berbondong-bondong padanya. "Pertolongan Allah itu pasti akan tiba, lihat saja nanti. Semua yang sudah terima selebaran dari saya akan datang mencari saya untuk bergabung membela agama Allah," yakinnya.

Kini, setelah Aisyah telah dinyatakan sesat dan RMA ditutup, Aisyah dan anaknya akan mencari tempat kos untuk mengurangi biaya hidup.

Gerakan Aisyah memang tidak bisa dilepaskan dari sosok anak keduanya, Luthfi Al-Roji. Pemuda kelahiran tahun 1994 itulah yang setia membantunya di balik layar. "Saya selalu bantu dalam hal teknologi, di facebook dan juga website," ungkapnya.

Setelah lulus kuliah D3 di Malang, Luthfi lebih memilih membantu sang ibu daripada melanjutkan pendidikan S1. Secara terbuka, pemuda itu menyatakan bahwa pemahamannya sama dengan ibunya. Luthfi juga  selalu menyebarkan pahamnya kepada teman-temannya. Ia pun tidak melaksanakan salat seperti masyarakat umum. "Ritual salat itu tidak sesuai dengan perintah Allah, kan kita salat maknanya mencegah perbuatan keji dan mungkar. Sementara ada yang rajin salat, tapi tetap saja maksiat. Karena memang salah salat cara seperti itu, apalagi pakai-pakai bahasa Arab yang tidak dimengerti," ucapnya penuh keyakinan.(zwr)

Komentar Anda