Airlangga: Pemerintah Prioritaskan Dukungan ke UMKM dan Penciptaan Wirausahawan Muda

Airlangga Hartarto

JAKARTA–Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak bagi perekonomian dunia dan menciptakan berbagai tantangan bagi perekonomian Indonesia, namun demikian perekonomian global diproyeksikan masih akan melanjutkan tren pemulihan.

Pemerintah juga terus melakukan berbagai upaya guna memulihkan kembali perekonomian nasional, sekaligus tetap fokus dalam upaya penanganan pandemi Covid-19.

Di bidang kesehatan guna pengendalian Covid-19, Pemerintah telah melaksanakan program intervensi kesehatan yaitu deteksi, pengawasan, terapi, vaksinasi, dan protokol kesehatan.

Di bidang ekonomi, telah diterapkan program jaring pengaman yang diperlukan melalui Program Ekonomi Nasional (PEN) untuk melunakkan dampak pandemi beserta kebijakan pemulihan ekonomi, seperti kebijakan fiskal dan moneter.

Reformasi struktural berupa Undang-Undang Cipta Kerja dan Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan juga dibentuk guna mendukung transformasi ekonomi di Indonesia.

“Di masa pandemi Covid-19, Indonesia menjadi salah satu negara yang melakukan reformasi struktural melalui UU Cipta kerja. Dan akhir tahun lalu, kita telah mengharmonisasi regulasi perpajakan melalui UU HPP,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara bertajuk “Talkshow on Political, Economic, and Social Transformation in Indonesia in the Post-Pandemic Period”, yang merupakan rangkaian dari Global Networking Night yang diselenggarakan Harvard Club of Indonesia secara virtual, Rabu (16/03).

Baca Juga :  Hingga 10 September 2021, Realisasi PEN Mencapai RP 377,5 Triliun

Sejauh ini, Indonesia telah menavigasi pandemi dengan cukup baik. Kemajuan pemulihan ekonomi Indonesia juga terus berjalan dengan baik dan kembali tumbuh positif, meski sempat terkontraksi pada tahun 2020. Mengacu pada klasifikasi Bank Dunia, Indonesia diperkirakan kembali masuk ke kelompok Upper-Middle Income Countries pada tahun 2021.

Pandemi Covid-19 juga menjadi katalis transformasi digital. Nilai Gross Merchandise Value (GMV) ekonomi internet Indonesia pada tahun 2025 diprediksi akan mencapai nilai US$146 miliar, dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar US$70 miliar.

Sebanyak 98% pedagang digital kini menerima pembayaran digital, 59% di antaranya kini mengadopsi solusi pinjaman digital, dan 69% mengharapkan untuk meningkatkan penggunaan alat pemasaran.

Dukungan dalam pengembangan ekosistem ekonomi digital untuk mendorong produktivitas masyarakat juga akan terus dilakukan seperti Gerakan Nasional Literasi Digital, Digital Talent Scholarship, dan Kartu Prakerja sehingga mendukung pengembangan digital talent dan digitalisasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Baca Juga :  Airlangga: RAPBN 2023 Usung Produktivitas Transformasi Ekonomi Inklusif yang Berkelanjutan

Salah satu prioritas Pemerintah adalah mendukung UMKM dan menciptakan wirausahawan di Indonesia yang akan mencapai sekitar 5%. Saat ini Indonesia hanya memiliki wirausahawan sebanyak 3,47% dari jumlah penduduk.

Peran generasi muda akan menjadi sangat penting. Di masa depan, diharapkan akan semakin banyak tercipta pengusaha muda yang akan memimpin perekonomian negara, mengingat Indonesia memiliki potensi besar dalam melahirkan wirausahawan dengan ekonomi domestik yang terus bertumbuh.

Untuk tahun 2022, Pemerintah telah menargetkan ekonomi Indonesia untuk tumbuh sebesar 5,2% (yoy), sejalan dengan prediksi dari berbagai lembaga internasional.

Pemerintah juga akan tetap mencermati risiko yang berasal dari global maupun domestik, salah satunya terkait konflik geopolitik Rusia dan Ukraina yang menyebabkan disrupsi supply chain.

Efektivitas pengendalian pandemi tetap menjadi kunci untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi. Selain itu, ketepatan respons kebijakan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja juga akan memiliki peran krusial untuk memastikan ekonomi Indonesia dapat bangkit dari pandemi Covid-19. (*/gt)

Komentar Anda