Airlangga: Globalisasi, Generasi Muda Harus Bentengi Diri dengan Pendidikan Berkarakter

Airlangga Hartarto

JAKARTA–Derasnya arus globalisasi yang terjadi saat ini membuat negara semakin terhubung satu sama lain. Batas-batas geografis menjadi semakin kabur dan tidak berpengaruh dalam kehidupan sosial kita.

Demikian pertukaran barang dan jasa antar negara menjadi berlangsung semakin cepat. Proses produksi barang jadi saat ini juga sudah melibatkan banyak negara, melalui apa yang disebut dengan Rantai Pasok Global. Saat ini dan ke depan, dunia akan menjadi semakin tanpa batas.

Untuk membentengi diri dari infiltrasi alternatif ideologi asing yang terbawa dari arus globalisasi, bangsa ini harus selalu berpegang teguh kepada Pancasila.

Karakter bangsa harus dikuatkan melalui pengamalan Pancasila secara nyata. Pancasila harus dijadikan cara hidup (way of life) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Sejalan dengan upaya penguatan karakter, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) juga harus unggul dan bercirikan SDM yang berjiwa mandiri, kreatif, adaptif, kolaboratif, dan inovatif menjadi keharusan di era globalisasi ini, terutama dalam menyongsong society 5.0.

Peningkatan kualitas SDM tersebut juga dapat dilakukan untuk mendorong aktivitas kewirausahaan.

Baca Juga :  Airlangga: Koordinasi dan Respon Cepat Pemda Dibutuhkan untuk Menjaga Momentum Pemulihan Ekonomi

Jiwa kewirausahaan anak negeri akan membantu mewujudkan kemandirian bangsa yang merupakan cita-cita founding fathers dan sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

Namun saat ini, rasio kewirausahaan masih rendah, yakni sebesar 3,47% dari total populasi. Padahal angka rasio kewirausahaan yang optimal diperlukan untuk mengungkit daya saing suatu negara menjadi negara maju.

Sebagai perbandingan dengan Singapura, rasio kewirausahaannya mencapai 8,76%, sementara Malaysia juga sudah mencapai 4,74%. Angka ini harus ditingkatkan dengan mendorong munculnya wirausaha-wirausaha baru, sehingga turut mempercepat penciptaan lapangan kerja.

“Di tengah era digital ini, generasi muda juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan digitalnya. Dalam waktu 15 tahun ke depan, Indonesia diperkirakan membutuhkan talenta digital sebanyak 9 juta orang atau 600 ribu orang per tahun,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada acara Sarasehan Nasional Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa 2021 yang bertajuk Membangun Karakter Bangsa melalui Pengamalan Pancasila, secara virtual, Kamis (23/12).

Pemerintah juga terus mendorong program infrastruktur digital diantaranya pembangunan jaringan fiber optik Palapa Ring, Menara BTS dan jaringan internet di daerah 3T, perluasan wilayah 4G, pengembangan sistem 5G, peluncuran satelit multifungsi SATRIA, pembangunan beberapa pusat data nasional.

Baca Juga :  Airlangga: Pandemi Mengubah Perilaku Masyarakat untuk Memanfaatkan Teknologi Tinggi

Strategi transformasi digital ini diharapkan dapat mendorong Indonesia menjadi salah satu dari 10 ekonomi terbesar di dunia pada 2030.

Pendidikan harus dapat membentuk karakter yang baik bagi peserta didiknya. Perguruan Tinggi dapat meningkatkan perannya tidak hanya sebagai tempat pembelajaran akademik semata, namun juga turut mendorong pengembangan soft skill, dan juga dapat menjembatani mahasiswanya agar dapat turun langsung ke masyarakat sehingga dapat menemukan nilai-nilai Pancasila di praktik kehidupan. Nuansa Pancasila juga harus dihidupkan di setiap unit kegiatan mahasiswa.

“Saya ingin menyampaikan apresiasi kepada Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa agar dapat melakukan penguatan kurikulum pendidikan yang berkarakter sekaligus berdaya saing. Semoga kegiatan ini dapat menghasilkan terobosan baru dalam upaya penguatan karakter bangsa melalui pengamalan nilai-nilai Pancasila,” pungkas Menko Airlangga. (*/gt)

Komentar Anda