“Air Terjun Mayung Putik” Serasa Menikmati Air Segara Anak

wisata lombok
FOTO : telusurindonesia.com

Lombok Timur memiliki banyak objek wisata. Beberapa diantaranya merupakan air  terjun. Salah satu yang patut dikunjungi yaitu air terjun Mayung Putik.

Air terjun ini memiliki pesona tersendiri bagi para pengunjung. Walaupun letaknya agak tersembunyi dari akses jalan raya namun cerita kindahan Mayung Putik sudah jadi rahasia umum. 

Air Terjun terjun Mayung Putik berada di ujung utara pulau Lombok atau di belakang gunung Rinjani. Dulunya, air terjun Mayung Putik atau nama lainnya  Mayung Polak banyak dikunjungi  masyarakat  sekitar kecamatan Sembalun dan Lombok Utara. Para pengunjung umumnya pelajar atau mahasiswa yang biasanya melakukan penelitian sekaligus  rekreasi.

Sementara wisatawan mancanegara akan datang menikmati keindahannya setelah melakukan pendakian gunung Rinjani.” Biasanya kami mengantar mereka satu paket wisata,”jelas Indra  salah seorang pramuwisata (guide) dari Mataram.

[postingan number=3 tag=”wisata”]

Dulunya, objek wisata Mayung Putik masuk di daerah Kecamatan Sambalia. Tapi  sejak  pemekaran Aikmel dan Sembalun menjadi kecamatan tersendiri, daerah Mayung Putik masuk wilayah pemerintahan kecamatan Sembalun.

Lokasinya berada di desa Bilo Petung. Dari jalan raya, jarak Mayung Putik satu kilometer. Air terjun Mayung Putik ini juga sebagai pembatas antara Lombok Timur dengan Lombok Utara. Dari Bayan Lombok Utara, lokasi air terjun Mayung Putik hanya butuh waktu setengah jam menggunakan roda dua.

Baca Juga :  Pengusaha Wisata Lirik Produk Kerajinan SMKN 5 Mataram

Untuk mencapai lokasi air terjun, pengunjung harus menuruni tangga kecil. Jumlahnya 244 anak tangga yang berbentuk melingkar, mengikuti geografis pinggang tebing sungai Kokok Putik, aliran sungai tersebut berasal dari Segara Anak.  Sungai tersebut merupakan satu-satunya aliran sungai sebagai pembuangan limpahan air Segara Anak secara langsung.

Sejak baru datang, para pengunjung sudah disuguhi pemandangan alam yang memukau. Hamparan lembah dengan sungai yang berkelok seperti ular cukup membuat pengunjung berdecak kagum.”Seperti lukisan saja,”ucap Mance Parindang salah seorang pengunjung yang datang dari Lamongan, Jawa Timur.

Keindahan itu semakin mempesona, ketika sampai di pertengahan anak tangga. Pemandangan objek wisata Mayung Putik ini, membawa pengunjung pada alam yang sulit ditemukan di daerah lain di Lotim. Suara gemuruh air terjun  menimbulkan irama tersendiri bagi wisatawan yang datang.

Gemercik air sungai Kokok Putik serta warna bebatuan sungai yang berwarna putih, memberikan suasana berbeda pada perasaan yang milihat. Warna putih pada batu sungai Kokok Putik karena kandungan belerang air dari Segara Anak. Sepanjang aliran sungai,air terjun setinggi tiga sampai empat meter, banyak terdapat di sekitarnya. Begitu mendekati lokasi air terjun, hawa dingin langsung menyergap pori-pori kulit pengunjung.

Baca Juga :  Melihat Tradisi Nanjong Masyarakat Pujut di Pantai Kuta

Curahan air  meluncur deras menghujam ke dasar kali yang berupa bebatuan cadas ala gunung. Tumpahan air yang terhempas dari ketinggian 45 meter tersebut, menimbulkan suara gemuruh. Dan pada titik jatuhnya air terjun, terjadi pusaran menyerupai gelombang pada laut yang sedang terjadi badai.“Dulunya air terjun ini, tidak seganas sekarang. Hanya berupa curahan yang tidak membahayakan,” jelas Sabar warga setempat.

Menurutnya, tertimbunnya sejumlah areal di  danau  Segara Anak membuat air menjadi meluap dan mengakibatkan meningkatnya jumlah debit air terjun Mayung Putik. ”Dulunya pengunjung biasa mandi pada pusaran air atau di titik jatuhnya limpahan air Segara Anak,”tambah.

Seperti objek wisata lainnya di Lotim, air terjun Mayung Putik memiliki mitos dan sejarah unik. Dulunya, air tersebut menjadi lokasi berkumpulnya binatang buruan seperti rusa, babi dan lainnya. Hewan ini, biasanya turun dari hutan sekitar untuk minum di sungai Kokok Putik.

Yang menarik, hampir semua rusa tersebut berwarna putih seperti  batu-batu kali, sehingga para pemburu waktu itu sering  menyangka kalau rusa tersebut batu kali dari kejauhan. Sementara kata Mayung Polak diberikan karena sewaktu pertamakali ditemukan air terjun itu,seekor  rusa mengalami patah kaki karena terhanyut dari hilir sungai Kokok Putik.(yan)

Komentar Anda