Air Tak Mengalir, Petani Geruduk BWS

MENDATANGI: Para petani saat mendatangi kantor Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I Satuan Kerja (Satker) Op SDA NT I, Selasa (30/5). (M Haeruddin/Radar Lombok)

PRAYAPuluhan petani yang tergabung dalam Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) mendatangi kantor Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I Satuan Kerja (Satker) Op SDA NT I, Selasa (30/5). Kedatangan mereka untuk meminta solusi tidak adanya air yang mengalir ke sawah mereka, akibat permasalahan yang ada di embung atau bendungan Surabaya di Kelurahan Jontlak Kecamatan Praya Tengah.

Ketua GP3A Surabaya Hulu, Herman menegaskan, persoalan yang mereka hadapi selama ini ada giliran penyaluran air, dan embung surabaya saat ini air sudah terisi yang dihajatkan untuk mengaliri sekitar 300 hektar sawah yang berada di Kelurahan Semayan, Sasake, Desa Lajut, Desa Penujak dan beberapa wilayah lainnya yang tersebar di empat Kecamatan. “Hanya saja air di embung ini sekarang tidak bisa mengalir karena tersumbat oleh sampah dan lumpur, karena adanya proyek di bagian pintu embung. Makanya sampai saat ini tidak ada air ke sawah kami, padahal kalau tidak ada air yang mengalir ke sawah para petani, maka ratusan bahkan ribuan hektar tanaman padi petani terancam gagal panen,” ungkap Herman, Selasa (30/5).

Baca Juga :  MotoGP Mandalika 2023 Rugi, Pemkab Loteng Beri Diskon Sepuluh Persen untuk Pajak Hiburan

Dijelaskan, kondisi tanaman padi para petani saat ini sedang masa pembuahan, sehingga sangat membutuhkan air. Untuk itu, pihaknya bersama warga melakukan koordinasi dengan BWS, supaya ada solusi dari persoalan air yang dibutuhkan petani. Di satu sisi, pihaknya juga meminta supaya pemerintah bisa memperhatikan para petani saat mereka butuh air. “Dari jadwal yang telah ditetapkan, penyaluran air untuk kebutuhan tanaman pada itu dilakukan pada pekan lalu, namun sampai saat ini air tidak ada yang mengalir. Sumber air untuk sebagian para petani di empat kecamatan seperti di Kecamatan Pujut, Praya Barat, Praya Tengah dan lainnya itu dari Bendungan Surabaya. Sehingga kita berharap air bendungan itu bisa salurkan untuk menyelamatkan tanaman para petani,” terangnya.

Di satu sisi tidak bisa dinafikan bahwa kendalanya saat ini pintu bendungan itu tersumbat sampah, itu yang kemudian para petani memminta BWS bisa mengatasi persoalan tersebut. Selain itu, kondisi cuaca hujan saat ini sudah tidak ada sehingga para petani berharap adanya penyaluran air dari bendungan tersebut. “Percuma diberikan jadwal penyaluran, tapi air tidak bisa sampai di sawah para petani. Dari perda ada sekitar 300 hektare tanaman padi yang dialiri oleh Embung Surabaya ini tapi di lapangan bisa saja sampai ribuan hektare. Jika tidak ada solusi masalah air ini maka ribuan hektare tanaman padi ini terancam gagal panen,” tambahnya.

Baca Juga :  Gedung Sekolah Rusak Berat, Guru dan Murid Was-was Belajar

Sementara itu, perwakilan kantor Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I Satuan Kerja (Satker) Op SDA NT I, Sahnal mengatakan, bahwa apa yang menjadi persoalan dan harapan para petani tersebut segera ditindaklanjuti, sehingga tanaman para petani bisa diselesaikan. Saat ini BWS akan fokus untuk menyelesaikan persoalan di pintu bendungan itu, supaya air bisa mengalir. “Kami juga berharap kepada para petani untuk mematuhi pola tanam yang telah disepakati, sehingga tidak terjadi kekurangan air pada musim tanam kedua ini. Dalam aturan yang telah ditentukan, luas lahan yang boleh ditanami padi mencapai 400 hektar, namun kondisi di lapangan bisa mencapai 1000 hektare. Kedepan kita berharap petani bisa mematuhi pola tanam,” terangnya. (met)

Komentar Anda