MATARAM–Hengkangnya mantan Wali Kota Mataram dua periode Ahyar Abduh ke NasDem berpotensi mengancam raihan suara Golkar, terutama di Kota Mataram. Mengingat banyak pendukung yang masih loyal ke Ahyar. “Ini bisa mengancam suara Partai Golkar, khususnya di Kota Mataram,” kata Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Mataram, Muhammad Ali, kepada Radar Lombok, kemarin.
Menurutnya, sosok Ahyar Abduh tak bisa dipandang sebelah mata. Dengan rekam jejak 30 tahun sebagai politisi, dan dua periode sebagai Wali Kota Mataram membuat Ahyar Abduh punya basis pemilih loyal yang siap mengikuti langkahnya ke NasDem. Apalagi saat ini masyarakat cenderung memiliki loyalitas kepada tokoh ketimbang parpol.
Pengamat Politik Universitas Mataram Dr Saipul Hamdi menambahkan, Golkar harus serius menyikapi kepindahan mantan Ketua DPD II Golkar Kota Mataram tersebut dengan sejak dini mempersiapkan strategi jitu, agar bisa mengantisipasi eksodusnya pendukung Ahyar Abduh ke NasDem. “Ini harus dipikirkan oleh Golkar, agar suara Golkar tidak tergerus,” ucapnya.
Menurutnya, Golkar yang ditinggalkan Ahyar adalah kerugian besar. Sebagai Wali Kota Mataram dua periode, Ahyar menunjukkan keperkasaan Golkar di Kota Mataram. Parpol berlambang pohon beringin itu selalu menjadi parpol pemenang di Pemilu Legislatif (Pileg).
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPD I Golkar NTB Mohan Roliskana mengaku tidak khawatir. “Kami tidak khawatir,” jelas Wali Kota Mataram ini.
Tentu kata Mohan, akan dipersiapkan langkah untuk bisa mempertahankan bahkan meningkatkan raihan suara Golkar di Pileg 2024 khususnya di Kota Mataram. Namun yang jelas kata Mohan, pihaknya menghormati pilihan Ahyar bergabung ke NasDem. “Itu hak pribadi beliau yang kita hormati dan hargai,” imbuhnya.
Disinggung apakah ada komunikasi dari Ahyar ke Golkar terkait kepindahan ke NasDem, Mohan mengaku tidak ada. Namun pihaknya tetap menghormati. “Kita hormati. Mungkin beliau lebih merasa nyaman di parpol lain,” pungkasnya. (yan)